EMANOEL :: 43

242 28 4
                                    

Karena kelamaan, jadi aku up lagi pagi ini, tapi baca dulu bab sebelumnya

43. MENYATAKAN.

Egen berdecak kesal saat dia belum kunjung mendapati pesanannya, antrian panjang membuat perutnya semakin keroncongan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Egen berdecak kesal saat dia belum kunjung mendapati pesanannya, antrian panjang membuat perutnya semakin keroncongan. Nasi Goreng favoritnya di pinggir jalan ini memang selalu ramai.

Saat bagiannya, seorang ibu-ibu berdaster kuning dengan kerudung hitam menyerobot tempatnya.

"Eh, ngantri dong Bu. Jangan asal serobot," Kata Egen.

"Ngalah ya Mas, anak saya udah laper dari tadi," Jawab ibu berdaster kuning itu.

"Lah, ibu kira saya di sini liat tutorial buat nasi goreng?," Egen masih menjawab, Dia merebut tempatnya kembali. Berdiri tanpa dosa di depan ibu-ibu itu.

"Dasar!, Gak mau ngalah sama yang tua!,"

Remaja 18 tahun itu melirik Ibu yang belum egen ketahui namanya. "bukannya gak mau ngalah Bu, saya di sini udah sejam lebih, dan ibu dengan enaknya ambil tempat saya,"

"Sabar ya., Nasi Goreng mang Nanang memang enak. Susah di lupain kaya masalalu," Ucap Mang Nanang —Si penjual nasi goreng yang sudah kenal dekat dengan egen.

"Mas egen, mau di makan di sini atau di bawa pulang?," Tanya mang Nanang pada egen.

"Makan di sini. Es teh nya juga satu mang. Anterin ke tempat biasa," Kata Egen.

Mang Nanang mengangguk. "siap!," Jawabnya.

Setelah itu, egen duduk di kursi yang berada di samping gerobak Nang Nanang. Sampai semenit kemudian, pesanan nasi goreng favoritnya datang dengan es teh 5 ribunya.

Hal ini membuatnya Deja vu pada sang mantan yang sudah tiada. Dulu, dia dan Atha memang sering kali ke sini. Hampir setiap hari bahkan, Maka dari itu, mang Nanang sudah kenal dekat dengan egen.

"Setelah Lo pergi, gue sering di teror Tha. Ada yang benci sama gue," Batin Egen.

Pikirannya tentang Atha hilang begitu saja saat melihat gadis muslimah yang berjalan sendirian dengan tangan fokus pada layar handphone.

Egen berdiri, dia kemudian menarik gadis itu untuk duduk di hadapannya. "Nasi goreng sana es teh mang, Satu," Kata Egen.

"Siap Mas!," Jawab mang Nanang.

Egen menarik tangan Nadhea kembali saat cewek itu hendak pergi. "udah di pesenin, mubazir kalo gak di makan," Nasihatnya.

Nadhea menurut, ya walaupun sesekali berdecak kesal karena bertemu dengan laki-laki ini lagi. Bukannya tidak mau bertemu, Nadhea selalu merasa aneh jika dekat dengan egen. Entah perasaan cinta atau benci. Tapi intinya, jantungnya selalu berdetak lebih kencang dari biasanya saat berhadapan dengan Egen.

EMANOEL [Noe&Laras]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang