Sisa-sisa cahaya sepenuhnya hilang di telan malam. Meninggalkan kegelapan dengan jutaan bintang yang bertaburan di langit.
Duduk di depan meja rias, Artizea tampak fokus memilih-milah pruduk kecantikan yang akan ia gunakan. Selesai memilah, tangannya bergerak cekatan mengaplikasikan satu persatu produk kecantikan pilihannya dengan baik.
Dalam rangka menyambut kepulangan Reyner, ia sengaja menunjukkan versi terbaik dirinya untuk menunjukkan betapa beruntungnya pria itu memiliki kekasih seperti dirinya.
Selain cantik, ia juga pintar dan memiliki banyak kelebihan.
Tidak rugi memiliki dirinya sebagai kekasih dan itu adalah sesuatu yang sudah pasti.
Lantas, kenapa ia bertindak demikian? Sejauh ini?
Bukan tanpa sebab, karena pria itu sudah menemaninya kembali ke Manchester bahkan mengemudi pulang pergi, ia merasa harus memberikan sedikit penghargaan untuknya. Bukan penghargaan, lebih tepatnya kata terima kasih.
Ia belum berterima kasih dengan benar dan untuk menunjukkan ketulusannya, ia berniat menggunakan tubuhnya yang berharga untuk menggodanya. Itu sebabnya lingerie seksi sudah melekat indah di tubuhnya. Tidak hanya lingerie, wewangian juga sudah ia semprotkan di sekujur tubuhnya.
Belum selesai berias, ketukan ringan di pintu yang tertangkap indera pendengaran membuat Artizea sesaat menghentikan pergerakannya. Ia melihat ke pintu melalui cermin dan ketika pintu terbuka menampilkan sesosok pria yang melangkah masuk.
Artizea mendesah, pria itu, lagi?
Bagus jika Reyner, sayangnya bukan.
Pria itu mengenakan pakaian kasual, seolah pria itu baru saja kembali dari suatu tempat. Rambutnya tidak di sisir dengan benar dan aroma alkohol juga tercium seolah pria itu baru saja menghabiskan beberapa teguk di club malam.
Tetapi walau hanya beberapa teguk, penciuman Artizea dapat menangkapnya dengan jelas. Hanya saja ia tidak punya waktu untuk peduli. Pikirannya terlalu rumit dan malas memikirkan sesuatu yang tidak penting.
"Boleh aku masuk?" Benar, ia adalah Diego. Pria kurang ajar yang tidak tahu tata krama dan sembarangan masuk ke kamar tidur ayahnya yang mana kekasih ayahnya berada di sana. Namun kedatangannya ke sini tentu tidak untuk bertemu kekasih ayahnya, tetapi untuk bertemu mantan kekasihnya.
Meski dia adalah gadis yang sama, namun tolong bedakan dua hal itu. 'Mantan kekasih' dan 'kekasih ayahnya', hal itu jelas berbeda terlepas dari apakah dia gadis yang sama atau tidak.
"Kau sudah masuk, apa gunanya bertanya lagi?" Artizea berujar sinis. Mengabaikan sosok itu, ia mengalihkan pandangannya dan kembali melanjutkan pergerakannya.
Tamu tak di undang.
Kenapa selalu ada momen dimana hidupnya yang damai tiba-tiba terkontaminasi bakteri menjengkelkan? Jika ada antibakteri yang ampuh dan dapat membunuh bakteri meresahkan dengan satu usapan, ia bersedia membayar berapapun harganya.
Sayangnya, bakteri yang satu ini cukup ekstrem.
Ia bahkan tidak yakin ada antibakteri yang mampu melenyapkannya.
"Apa kau baru saja memakan cabai? Kenapa mulutmu pedas sekali?" Diego berjalan mendekat lalu berdiri di belakang Artizea. Ia menatap lekat wajah gadis itu melalui cermin dan mengagumi fitur wajahnya yang mempesona.
Matanya, alisnya, bibirnya, ia tidak pernah cukup sabar untuk mengagumi apapun. Ia terbiasa melihat gadis cantik dalam berbagai pose dengan berbagai ukuran, tapi sekarang ia tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.
Ketika tatapannya turun sedikit ke bawah, ia dapat melihat penampilan vulgar gadis itu dalam balutan lingerie transparan yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang seksi dan menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasihku Adalah Ayah Mantanku (END)
RomanceArtizea benar-benar bahagia saat menjalin hubungan dengan Reyner, pria yang 20 tahun lebih tua darinya. Baginya, usia bukan masalah dalam sebuah hubungan. Sayang, kebahagiaan yang pikir akan bertahan selamanya hancur setelah kedatangan Diego, mantan...