Bab 34 ~ Dewasa, Mantap Dan Praktis

192 3 0
                                    

Tidak sampai lima menit, Xana keluar dari kamar tidurnya.

Mengenakan kimono handuk yang melilit tubuh, Xana berjalan ke dapur dan mengambil sebotol air mineral sebelum berjalan menuju Artizea dan duduk di samping gadis itu.

Menatap Artizea dengan tatapan mencemooh, Xana membuka tutup botol air mineralnya lalu meneguknya sedikit. Setelah menutup botol kembali, ia buka suara. "Aku tidak tahu kenapa kau selalu datang pagi-pagi sekali. Tidak peduli seberapa banyak kau menganggur, aku orang yang sibuk." Xana sengaja menekankan kata 'sibuk' agar Artizea mengerti perbedaan antara dirinya dan gadis itu.

Ia orang yang sibuk. Benar-benar sibuk.

Ia bekerja keras untuk hidupnya. Sangat keras.

Bahkan setelah kakak laki-lakinya memiliki perusahaannya sendiri dan meraup keuntungan yang besar, ia tidak pernah mengandalkannya. Hal yang sama juga berlaku untuk kekasihnya. Meski Alan kaya raya dengan banyak aset di tangannya, daripada mengandalkan orang lain untuk hidup, ia lebih suka mengandalkan dirinya sendiri.

Mendengar cemoohan Xana, Artizea menaikan sebelah alisnya. "Maksudmu sibuk menggoda pria?"

"Apa maksudmu dengan 'menggoda pria'?" tanya Xana. "Jangan kategorikan 'menggoda pria' sebagai kesibukan. Itu tidak termasuk."

Artizea mendecakkan lidah. "Kau benar-benar pandai menganalisis potensi masalah dan mengkategorikannya sebagai sesuatu yang berlawanan.”

Xana mengibaskan tangan, "Lupakan. Aku tidak ingin membahas apapun lagi tentangku dan kehidupan pribadiku. Sekarang katakan, kenapa kau datang? Hal penting apa yang ingin kau bicarakan?" Teringat sesuatu yang penting, ia kembali berkata, "Oh tunggu, kemarin aku bertemu keparat itu."

Artizea tersentak. "Keparat? Keparat yang mana?" Mengabaikan banyak pertanyaan Xana sebelumnya, Artizea berpikir sejenak. Ada terlalu banyak keparat di sekitarnya, dan ia tidak tahu keparat mana yang gadis itu maksud.

Xana menoleh ke kanan dan ke kiri seolah sedang mengawasi keadaan sekitar untuk memastikan tempat ini aman. Baginya mungkin ia terlihat misterius namun di mata orang lain ia terlihat aneh.

"Tidak perlu bertingkah seolah ada orang lain di sini," ucap Artizea, santai. Ia tidak tahu apa yang sedang Xana lakukan atau apa yang sedang gadis itu rencanakan, namun tingkah lakunya menimbulkan hasrat dalam hatinya untuk memukul kepalanya menggunakan benda keras.

"Ada Alan," bisik Xana.

"Tidak perlu menyembunyikan apapun darinya," balasnya. "Atau.. kau takut Alan mengetahui masa laluku jika suatu hari nanti aku memiliki hubungan romantis dengannya di masa depan?" Ada kesempatan, Artizea tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menggoda Xana.

"Jangan bicara omong kosong, aku dan Alan akan menikah." Xana menampik perkataan Artizea dengan cepat. "Tunggu, bukan itu intinya," ucapnya ketika menyadari bahwa pembicaraan sudah melenceng jauh dari topik yang sebenarnya.

"Kalau begitu, katakan, bajingan mana yang kau maksud?"

"Diego."

Artizea tersentak. "Diego?"

Xana mengangguk. "Ya."

"Pria sialan itu bertemu dengan mu?" Kemudian ia menggelengkan kepala. "Tidak, maksudku, dia menemui mu?" Ia bertanya dengan nada tidak senang. Ketidakpercayaan melintas di matanya yang dingin dan ia sedikit tidak yakin tentang apa yang baru saja di dengarnya.

"Kami tidak sengaja bertemu," jelas Xana.

Artizea menatapnya tajam penuh selidik.

"Sungguh," ucap Xana lagi, memantapkan klaimnya.

Kekasihku Adalah Ayah Mantanku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang