"Uh huh." Artizea mengangguk. "Kenapa? Apa ada masalah?" tanyanya. Ia tidak tahu kenapa ibunya terkejut. Maksudnya, normal mengenalkan seorang kekasih kepada orang tuanya. Ia pun selalu melakukan itu. Selalu mengenalkan pria yang berkencan dengannya dan membawanya ke rumah untuk bertemu orang tuanya. Kecuali Diego. Bajingan itu tidak termasuk.
Teresia menarik pergelangan tangan Artizea dan berbisik di telinganya. "Kau yakin dia kekasihmu?" Teresia mencuri pandang, meneliti Reyner dari atas ke bawah seperti yang selalu ia lakukan kepada anak-anaknya.
Pria yang Artizea kenalkan sebagai kekasihnya memang tampan. Namun kalau dilihat dengan seksama, dia tampak sudah sangat dewasa. Maksudnya, usianya mungkin terpaut sangat jauh dari Artizea. Dan daripada menjadi kekasihnya, pria itu lebih pantas menjadi pamannya.
"Mom, kau ini bicara apa? Aku tidak mengerti," Artizea membalas dengan bisikan. Bisikan yang juga tidak termasuk bisikan karena suaranya terlalu kencang.
"Kemana Gunner? Bukankah dia kekasihmu?"
Artizea mengerutkan kening. "Gunner?"
"Ya, koki tampan yang kau kenalkan padaku," jawab Teresia.
"Mom," suara Artizea meninggi. "Hubungan kami sudah lama berakhir. Kenapa kau masih menyebut namanya? Dia bukan lagi kekasihku." Gunner adalah kekasihnya sebelum Reyner. Dia delapan tahun lebih tua darinya. Dan mereka putus secara baik-baik. Meski tidak berteman, namun hubungan mereka tidak seburuk itu.
"Benarkah?"
"Untuk apa aku berbohong?" tanyanya. "Jika aku masih bersamanya, tidak mungkin aku membawa Reyner untuk di kenalkan padamu." Artizea bergelayut manja pada lengan Teresia sembari menunjukkan wajah imut menggemaskan.
Teresia melunak, tidak mengatakan apapun lagi.
Kenyataannya, perbincangan antara ibu dan anak itu terlalu keras untuk di kategorikan sebagai bisikan. Karena selain Artizea, Reyner bahkan Diego bisa mendengar perkataan mereka dengan jelas.
Diego menatap ibu Artizea dengan tatapan rumit.
Jika melihat dari pakaiannya, ibu Artizea tampak seperti wanita terhormat. Penampilannya elegan dan berkelas. Tidak seperti orang yang kekurangan uang.
Jelas.
Secara tidak langsung ia juga di hidupi oleh orang ini ketika tinggal bersama Artizea. Jadi mana mungkin orang seperti dia kurang secara finansial?
Mustahil.
Namun sebenarnya ia sendiri juga bukan orang yang kekurangan uang. Selain apartemen, ia juga mendapat banyak uang bulanan dari ayah dan ibunya bahkan setelah mereka bercerai. Bisa di bilang ia tidak kekurangan apapun selain kasih sayang. Tetapi ya, ia tidak mau mengakui itu kepada Artizea.
Seperti yang ia katakan, ia tidak kekurangan apapun selain kasih sayang. Jadi ia sengaja membiarkan gadis itu salah paham, sengaja membiarkan Artizea berpikir jika ia orang miskin yang datang dari desa dan tidak memiliki siapapun. Lebih tepatnya ia menyukai segala bentuk perhatian Artizea.
Selesai meneliti Teresia, Diego melirik Reyner. Ekspresi ayahnya masih sama, tidak berubah sedikit pun. Ibu Artizea jelas masih berharap Artizea berhubungan dengan Gunner, entah Gunner siapa, Gunner yang mana, ia juga tidak tahu. Namun intinya mantan pacar Artizea sebelum ayahnya bernama Gunner dan berprofesi sebagai koki. Pria yang mungkin lebih keren dari ayahnya karena ibu Artizea masih berharap putrinya berhubungan dengan bajingan itu.
Setelah berhasil menenangkan ibunya, Artizea kembali pada Reyner. "Mom, berhenti membahas orang lain. Sekarang kekasihku adalah Reyner dan kami saling mencintai." Ia meraih tangan Reyner dan menggenggamnya. Tidak peduli sebaik atau sesempurna apa mantan pacarnya, mereka tidak memiliki hubungan apapun lagi setelah memutuskan untuk berpisah.
Satu-satunya yang ia cintai sekarang adalah Reyner, meskipun perbedaan usia mereka sangat jauh.
Namun, bukankah cinta tidak pernah memandang apapun?
Kecuali uang selain itu ia peduli.
Entah perbedaan mereka dua puluh atau tiga puluh tahun, selama Reyner bisa memperlakukannya lebih baik dari orang tuanya, menafkahinya dan membuatnya tidak mengalami masa-masa yang sulit, ia tidak keberatan.
Teresia mengangguk. "Baiklah, maafkan aku, mari berhenti membahas orang lain," ucapnya, tidak keberatan meminta maaf karena ia menyadari bahwa dia sudah keterlaluan.
Melihat ini, Reyner tersenyum tipis. Ia menyukai ketegasan Artizea yang tidak segan menegur ibunya, dan ia juga menyukai sifat ibu Artizea yang tidak ragu untuk meminta maaf.
"Terima kasih, Mom," Artizea menimpali. "Sekarang, mari berkenalan dengan benar." Terlepas dari seberapa gila ibunya jika mengomeli suami dan anak-anaknya, ibunya tetaplah wanita yang bermartabat. Wanita itu tidak segan mengaku salah dan tidak ragu meminta maaf jika memang berbuat salah.
Teresia mengangguk. Ia mengulurkan tangan, memperkenalkan diri pada Reyner. "Aku Teresia, ibu Artizea." Ia memperkenalkan diri dengan ramah, seolah yang tadi protes bukan dirinya.
Reyner mengulurkan tangan, membalas uluran tangan Teresia. "Reyner Dominic, kekasih Artizea." Reyner juga memperkenalkan diri dengan sopan
"Senang bertemu denganmu, Reyner." Tatapan Teresia beralih ke samping sedikit belakang Reyner. "Dan ini?" tanyanya ketika melihat sosok pria lain yang tampak lebih muda dalam balutan pakaian kasual.
"Oh, dia putra saya," Reyner membalas pertanyaan Teresia. "Diego Marcellino Dominic. Dia tinggal di luar negeri dan sedang berlibur di sini," jelasnya sebelum Teresia bertanya lebih banyak.
Teresia terkejut. "Putra?" tanyanya tidak percaya. Ia menatap Diego lekat dan mengawasinya dari ujung kaki sampai ujung kepala seperti yang biasa ia lakukan.
Tidak hanya tampan, pria bernama Diego ini juga keren dan tampak bugar. Mau di lihat dari sudut pandang manapun, pria ini tampak lebih baik dari seseorang yang di sebut oleh Artizea sebagai kekasihnya.
Kenapa putrinya yang cantik tidak mengencani Diego saja? Kenapa dia justru mengencani ayahnya? Padahal Diego tidak kalah tampan, juga mereka tampak seumuran. Dan yang terpenting, jika Diego adalah putra Reyner, berarti usia Reyner sudah setengah abad, atau bahkan lebih?
Jika begitu, bukankah perbedaan usia mereka sangat jauh sejauh langit dan kerak bumi? Bagaimana putrinya bisa begitu buta hingga memilih pria yang lebih pantas menjadi ayahnya?
Memikirkan itu, perlahan wajahnya berubah suram.
Mengetahui sedang di ukur oleh Teresia, Diego tidak bergerak sedikit pun. Seolah ia ingin menunjukkan lebih banyak aspek kepada calon mertua ayahnya. Diego berkata, "Perkenalkan, saya Diego, Bibi." Ia mengulurkan tangan sambil menunjukkan senyum menawan.
Teresia membalas uluran tangan Diego dengan senang hati. "Wah, kau sangat tampan," pujinya. Kesuraman nya hilang dalam sekejap, berganti menjadi wajah cerah ceria. "Berapa usiamu?" tanyanya kemudian. Sama seperti Artizea, kelemahannya adalah wajah tampan.
"Dua puluh enam tahun, Bibi."
Teresia tercengang, menatap Diego dengan tidak percaya. "Kau seusia Artizea?" Ia tidak menduga putra Reyner sungguh seusia Artizea. Dua puluh enam tahun, gadis itu juga berusia dua puluh enam tahun.
Diego mengangguk.
Teresia menarik pergelangan tangan Diego dengan antusias. "Ayo masuk, cepat. Aku sudah menyiapkan makan siang untuk kalian. Apa kau membawa banyak barang?" Ada pria tampan yang lebih cocok menjadi kekasih Artizea, Teresia tidak ingin kehilangan momen. Ia ingin, tidak, sangat ingin menjadikan Diego sebagai menantunya dan membuat Reyner menjadi besannya.
Itu baru tepat.
Sudah memiliki putra sebesar Diego, bagaimana mungkin pria tua mesum itu mengencani putrinya yang secantik bunga? Dalam mimpi pun seharusnya Reyner tidak memimpikannya.
"Tidak juga," jawab Diego. Ia bahkan tidak membawa barang apapun selain dompet dan ponsel. Sungguh hanya tubuhnya, tidak ada yang lain yang ia bawa.
"Bagus, seseorang akan membawa barang bawaan kalian nanti," balas Teresia. Ketika melihat Diego tersenyum kepadanya, ia semakin bersemangat. "Kenapa kau tidak bilang akan datang? Jika tahu Artizea membawa pulang pria tampan, aku akan menyiapkan sesuatu yang menarik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasihku Adalah Ayah Mantanku (END)
RomansaArtizea benar-benar bahagia saat menjalin hubungan dengan Reyner, pria yang 20 tahun lebih tua darinya. Baginya, usia bukan masalah dalam sebuah hubungan. Sayang, kebahagiaan yang pikir akan bertahan selamanya hancur setelah kedatangan Diego, mantan...