Sebuah lelucon yang tidak lucu.
Artizea bukan anak lima tahun yang percaya adanya UFO dan Alien. Pada saat itu, mungkin ia percaya. Tetapi setelah tumbuh besar, ia tidak lagi mempercayai sesuatu yang tidak berdasar dan tidak terbukti.
Sama halnya dengan teori yang Diego jabarkan.
Bahkan jika Diego menjelaskan sampai mulutnya berbusa, tidak peduli apakah itu benar atau tidak, selama tidak ada bukti, ia tidak akan mempercayainya. Ia juga bukan orang yang mudah di bodohi. Dulu mungkin iya, namun sekarang tidak lagi. Baginya, Diego tidak lebih dari sekedar omong kosong dan hanya orang bodoh yang akan mempercayainya.
"Apa kau senang mempermainkan ku?" tanya Diego, menyalahkan Artizea dengan nada mencela diri sendiri.
"Siapa yang mempermainkan siapa? Aku hanya terlalu nyata untuk orang yang terbiasa hidup dalam kepalsuan seperti dirimu," ejeknya. Dari berbagai sisi, dari bermacam sudut pandang, entah di lihat dari tepi bagian mana, tidak ada yang betul dari diri Diego.
Pria itu pembohong, penuh kepalsuan dan Artizea tertipu.
Artizea di bohongi selama bertahun-tahun. Andai ia tidak berkencan dengan Reyner, ia mungkin tidak pernah tahu kenyataan tentang Diego sampai ia mati.
Sungguh ironi.
Kesal dengan perkataannya, Diego meraih pinggang Artizea lalu mengangkatnya dan mendudukkannya di meja rias. Semua itu terjadi sangat cepat dan gerakan itu membuat beberapa barang jatuh ke lantai dengan bunyi keras. Dari suaranya, meski barang itu tidak hancur, namun bagian dalamnya pasti berhamburan.
Artizea terkejut.
Semua terjadi dalam sepersekian detik bahkan sebelum Artizea menyadari, ia sudah duduk di atas meja rias dengan posisi yang sangat intim.
Lingerie yang ia kenakan hari ini adalah lingerie transparan dengan beberapa renda berkualitas tinggi dan di buat melalui pesanan khusus. Modelnya sangat seksi dan posisi mereka cukup ambigu untuk membuat mereka sangat intim.
Dan juga posisi ini benar-benar bisa mendeskripsikan hal yang sulit untuk di jelaskan.
Jika ini hubungan anak dan ibu tiri, tidak mungkin sejauh ini, tidak mungkin sedekat ini. Siapapun yang melihat, bahkan jika melihat dari kejauhan, seseorang akan langsung tahu jika hubungan itu bukan hubungan anak dengan kekasih ayahnya. Tetapi lebih dari itu.
Sepasang kekasih.
Ya.
Itu adalah ungkapan yang tepat.
Bersamaan dengan itu, aroma familiar Diego memenuhi hidungnya dan Artizea merasa ini bukan pertanda baik. Tangan besar pria itu masih melingkari pinggangnya dengan erat. Tangannya juga di ikat ke belakang seolah Diego takut ia akan melarikan diri.
Padahal, Artizea memang harus melarikan diri.
Berada di kamar tidur Reyner bersama Diego dengan posisi intim, jika Reyner pulang dan melihat ini, ia tidak tahu kesalahpahaman fatal apa yang bisa terjadi. Entah Reyner marah dan mengusirnya, atau Reyner marah dan memutuskannya, keduanya tidak jauh berbeda. Intinya, apa yang terjadi sekarang bisa membuatnya kehilangan Reyner. Dan ia tidak ingin hal itu terjadi.
Tetapi, bagaimana cara mengusir Diego?
Apakah ia bisa mengusirnya?
Artizea menatap Diego tajam, seratus persen ingin memarahinya. Dan wajah Diego yang tegas juga menatap Artizea. Tetapi lain tatapan Artizea, lain pula tatapan Diego. Tatapan mereka memiliki arti yang lain, arti yang berbeda.
Ketika tatapan mereka bertemu, Diego merasakan gumpalan di tenggorokannya. Begitu beberapa emosi terangsang, akan sulit untuk menekannya. Terlepas dari itu, Diego juga tidak bisa mengambil kendali dirinya. Mungkin ini adalah sifatnya. Mudah luluh jika berhadapan dengan Artizea.
Tidak hanya sekarang, dulu pun begitu.
Hanya Artizea yang mampu membuatnya luluh.
Artizea mendorong dada Diego dengan tidak senang. Dengan gelisah ia berkata, "Lepaskan aku, brengsek."
Diego menyeringai. "Kenapa aku harus?"
"Diego!" pekik Artizea. Ia ingin mengatakan sesuatu yang lain namun bibir Diego lebih dulu menabraknya.
Diego mencium bibir Artizea.
Artizea tercengang oleh ciuman itu. Sebelum ia menyadari apa yang sedang terjadi, lidah pria yang terbakar itu telah mencapai lidahnya, menerobos masuk sehingga mulutnya penuh dengan aroma khas pria itu.
Ia tidak tahu kenapa namun ia benar-benar tidak senang. Sangat tidak senang sampai rasanya ingin memukul kepala bajingan sialan ini agar otaknya yang bengkok kembali lurus. Namun ia tahu sebanyak apapun kepalanya di pukul, pria ini tidak akan pernah menjadi lurus. Pria ini terlalu tidak berguna.
Artizea memundurkan tubuhnya ke belakang, berusaha keras untuk menyingkirkan Diego. Namun pria itu mencondongkan tubuh ke depan bersamanya sampai akhirnya ia kehilangan keseimbangan dan tubuhnya jatuh ke atas meja.
Saat Artizea akan jatuh, tangan Diego memegang bagian belakang kepala Artizea, meletakkan kepalanya dengan lembut di atas meja untuk berjaga-jaga jika kepalanya terbentur permukaan yang keras.
Namun, invasi pria itu tidak berhenti.
Diego rakus. Sangat rakus. Dan Artizea berusaha keras untuk mendorong pria itu, namun alih-alih melepaskannya, Diego justru memperdalam ciumannya.
Kesal, Artizea menggigit bibir Diego dengan keras, dan rasa anyir darah segera menyebar ke bibir dan lidah mereka.
Terkejut oleh rasa sakit, Diego melepaskan ciumannya dan meninggalkan bibir Artizea dengan enggan. "Kau melakukannya lagi," gerutunya. "Apa kau anjing? Kau selalu menggigitku." -bab 6- Ia mengulurkan tangannya untuk menyeka darah di bibirnya, kemudian ia menarik gadis itu agar bisa duduk tegak.
Meski tidak menolak bantuan Diego yang membantunya bangun, namun karena marah, Artizea memelototinya. "Sebenarnya apa yang kau lakukan? Apa kau sudah gila?" Ia terengah-engah dan cukup sulit mengatakan kata itu menjadi kalimat lengkap. Kemudian ia melanjutkan, "Sudah ku katakan jangan lakukan sesuatu yang tidak seharusnya kau lakukan! Sudah ku bilang kau harus tahu siapa dirimu dan dimana tempatmu! Seharusnya kau tetap bersembunyi di kegelapan dan tetap menjadi bayang-bayang!"
Raungan Artizea tidak lantas membuat Diego takut. Ia justru tersenyum, persis seperti monster yang mempesona. "Zea, apa kau tidak merasa terlalu kejam? Aku hanya berpikir, apa salahnya memungut kembali gadis yang tidak sengaja ku buang? Lagipula pada saat itu aku tidak benar-benar membuangnya. Itu adalah prasangka burukmu sendiri," ucapnya dengan percaya diri. Meski tahu Artizea marah, ia tidak berniat untuk menenangkannya. Lagipula bukan sekali atau dua kali ia melihat gadis itu marah, tetapi berkali-kali, dan ia sudah mulai terbiasa dengan hal seperti ini.
Artizea menarik napas dalam-dalam, memaksa dirinya untuk tenang dan berkata dengan serius, “Diego, dengar, bahkan jika hanya ada satu pria di dunia ini, dan itu kau, aku tidak akan pernah memilih mu." Ia tidak tahu berapa banyak urat malu yang Diego punya, namun ia tidak suka Diego bertingkah seperti ini.
Diego mengulurkan ujung jarinya dan menyeka helaian rambut Artizea di belakang telinganya dan menunjukkan sentuhan kegembiraan. "Apa kau yakin?"
Artizea menjadi sangat marah hingga sedikit menggigil. Ia sudah berusaha sangat keras untuk menjauh dari pria berbahaya ini, namun tiba-tiba Diego mulai menggodanya. Sebenarnya dimana Diego meletakan otaknya?
"Kau tidak menjawab, apa kau tidak yakin?" Diego kembali bersuara.
"Aku yakin. Sangat yakin, bodoh," balas Artizea, tegas.
"Tidak. Kau tidak yakin, Zea," Diego menimpali. "Kau menyukai ciumanku. Sama seperti dulu." Ia tahu betul karena rasa Artizea di mulutnya masih sama. Sangat lezat. Juga reaksi gadis itu sangat nyata, dan ia menyukainya. Sangat.
"Tidak. Aku tidak menyukainya. Ciuman sialan itu, aku sama sekali tidak menyukainya." Artizea gigih dengan jawabannya.Bersamaan dengan perdebatan Artizea dan Diego, pintu yang semula tertutup, tiba-tiba terbuka lebar. Menampilkan sesosok pria tampan dalam balutan setelan bisnis yang pas di tubuhnya. Memandang kekacauan yang terjadi di depannya serta dua orang yang terjalin dalam keintiman, sebelah alisnya terangkat. Dengan suara rendah, ia berkata, "Ada apa ini? Apa yang sedang terjadi di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasihku Adalah Ayah Mantanku (END)
RomanceArtizea benar-benar bahagia saat menjalin hubungan dengan Reyner, pria yang 20 tahun lebih tua darinya. Baginya, usia bukan masalah dalam sebuah hubungan. Sayang, kebahagiaan yang pikir akan bertahan selamanya hancur setelah kedatangan Diego, mantan...