"Panas sekali" keluh Letta mencepol rambut ke atas memperlihatkan leher jenjang yang mulus putih bersih.Bahkan seragam sekolahnya kini sudah terbuka satu kancing membiarkan angin masuk ke dalam.
Memegang tas dengan asal. keringat mengalir dari rambut turun ke dahi sampai masuk ke dalam mata.
Perih.
"Kurang ajar sekali keringat ini" kesal Letta.
"Vier dimana sih" lanjutnya.
Letta sedari tadi berdiri sendiri di depan parkiran. Cuaca hari ini memang cukup ekstrim tenggorokannya saja sudah begitu kering.
Tak lama sosok yang ditunggu datang dengan seorang guru Letta yakin jika guru itu bertugas mengajari para siswa-siswi yang akan mengikuti lomba mewakili sekolah mereka.
"Maaf lama" kata Xavier.
"Panas" jujur Letta dengan wajah yang lesuh.
"Kemari" suruh Xavier.
Letta mendekat ke arah Xavier, tanpa menunggu lama Xavier mengelap keringat di dahi Letta kemudian beralih mengancingkan seragam Letta.
Pemandangan Letta dengan rambut di ikat ke atas membuat Xavier merasa gemas, jangan lupa leher mulusnya.
Memikirkan hal itu membuat Xavier menggeleng kepala.
"Masih panas?" tanya Xavier.
Letta mengangguk sebagai jawaban, keringat kembali turun segera Letta mengelap pada baju seragam Xavier.
"Sudah?" ucap Xavier.
"Hum" balas Letta.
Xavier tersenyum seraya mengambil potongan kertas disakunya lalu mengipaskan pada Letta.
"Sampai rumah langsung mandi" ucap Xavier membawa Letta untuk duduk dimotornya.
Keduanya pulang dengan Letta yang di antar oleh Xavier.
"Selepas sekolah mau lanjut kuliah atau kerja?" tanya Galen.
"Aku belum memutuskan" jawab Ren Di mengunyah ciki-ciki.
"Segera mengambil keputusan siapa tau papa bisa membantu mu" kata Galen.
"Oke"
"Mama dimana" ucap Ren Di sedari tadi ia belum melihat batang hidung Lena.
"Lagi tidur katanya capek. padahal cuman duduk aja" ujar Galen.
"Pegal kali" koreksi Ren Di terkekeh.
"Ya itulah mungkin efek hamil" balas Galen.
"Lagian papa aneh-aneh udah tua juga masih ngebet buat anak" ungkap Ren Di meminum air.
"Mama kamu yang pengen bukan Papa" elaknya.
"Sama aja yang untung kan papa" balas Ren Di.
"Sama-sama untung" ucap Galen tertawa. Ren Di memutar matanya jengah.
"Aku ke atas" pamit Ren Di pada Galen yang sedang membaca koran saat ini.
"Apakah jawaban ku benar?" tanya Letta menatap Xavier serius.
Saat ini mereka sedang berada di rumah Xavier, untuk menyelesaikan sebuah tugas yang diberikan kepada Letta. Sebenarnya hanya Letta saja namun karena sedang malas berpikir jadilah ia meminta bantuan Xavier.
Yang ditanya kini sedang memahami isi cakaran Letta. Agak bingung dan lagi jawabannya salah semua Xavier menghela napas lalu menatap Letta.
"Sudah kujelaskan berulang kali kenapa masih saja salah" jawab Xavier menyentil dahi Letta.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Little Princess
Teen Fiction• • • Tentang pertemanan kemudian menjadi sepasang kekasih antara Letta dan Xavier, Xavier si manusia paling cuek dalam segala hal tapi tidak jika itu dengan Tuan Putri Kecil-Nya, Letta.