Ucapan Xavier mengenai dirinya yang akan mengajari Letta matematika setiap hari kamis dan sabtu bukan bualan semata namun ia benar-benar melakukannya.
"Bagaimana mengerti?" kata Xavier setelah menjelaskan panjang lebar terkait materi trigonometri.
"Mn" gumam Letta sedikit ragu.
"Aku akan menjelaskan ulang" ujar Xavier mengerti raut wajah manis miliknya.
Selagi Xavier menjelaskan Letta mendengar dengan saksama lalu bertanya atau sekadar meminta Xavier untuk menjelaskan lebih perlahan juga secara rinci agar Tuan Putri Kecil-Nya ini bisa mengerti.
Mereka belajar dari jam 11:00 pm - 14:43 pm cukup lama. "Jadi?" tanya Xavier.
"Mengerti" senang Letta ternyata begitu mudah untuk mengerjakan soal trigonometri mungkin karena otaknya malas berpikir makanya ia anggap susah.
"Aku akan memberikan mu 10 soal hari ini dan harus dikerjakan dari sekarang batas waktunya sampai hari sabtu ini" kata Xavier sambil membenarkan letak kacamatanya.
Damn
Xavier gantengnya terlalu keterlaluan apalagi mode serius begini duh untung saja Letta bisa menetralisir rasa kecanggungan yang ia rasakan.
"Canggung hm?" tubuhnya menegang seketika.
"Siapa? Aku tidak" bohong Letta.
"Duduk disini" tepuk Xavier pada kedua pahanya.
Letta menurut. "Lelah?" ujar Xavier sembari memijit pelipis Letta.
"Lebih baik menguras tenaga fisik dari pada tenaga otak, begitu melelahkan hanya untuk sekadar menjawab pertanyaan matematika" balas Letta menikmati pijitan Xavier.
"Ekhem" Reynon berdehem melihat sepasang kekasih yang tengah bermesraan.
"Belajar apanya" celetuk Reynon, apalagi melihat putrinya duduk di pangkuan Xavier ck seperti tidak ada kursi saja.
"Letta kemari" panggil Reynon jujur saja ia juga cemburu pada Xavier karena bisa merebut atensi milik putrinya.
Reynon juga sebenarnya salah karena terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan nya dan juga acara koleganya namun kalau menolak dirinya juga begitu sungkan.
"Peluk Papa" pinta Reynon membuka kedua tangan besar itu.
"Anak Papa udah gede aja perasaan baru kemarin masih bermain dan mandi lumpur sama Papa" ujar Reynon tersenyum mengingat masa kecil putrinya.
"Siapa suruh Papa sibuk sama kantor dan urusan kolega" sahut Letta membalas erat pelukan Reynon.
"Papa tahu putri Papa tidak akan suka dengan acara begitu makanya Papa tidak mengajakmu" balas Reynon.
Sedari dulu bukan hanya sekarang ketika Reynon ada urusan atau acara bersama kolega ia pasti tahu kalau putrinya ini tidak akan pergi bahkan jika dipaksa atau dirayu pun tetap tidak mau.
Untuk berjaga-jaga Reynon pasti akan meminta tolong pada bibi rena menemani Letta dirumah sendirian. Namun karena sudah ada Xavier kekasih dari putrinya ia jadi begitu tidak terlalu khawatir tapi tetap saja bukankah ia harus mengawasi Xavier agar tidak berbuat macam-macam pada putrinya.
"Peluk Papa lebih erat" ujar Reynon lagi.
Padahal sudah satu rumah dengan kedua anaknya tapi dirinya selalu merasa ada yang kurang jika tidak memeluk atau sekadar melihat mereka tertidur tengah malam kurang puas rasanya bagi Reynon.
"Sehat-sehat selalu putri Papa" ucap Reynon mengusak surai lembut Letta.
"Eum Papa juga" balas Letta tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Little Princess
Teen Fiction• • • Tentang pertemanan kemudian menjadi sepasang kekasih antara Letta dan Xavier, Xavier si manusia paling cuek dalam segala hal tapi tidak jika itu dengan Tuan Putri Kecil-Nya, Letta.