1

371 7 0
                                    


Matahari telah terbit menerangi sebagian dari seisi belahan bumi, perempuan cantik sedang tertidur manis layak nya seperti mayat, namun begitu ia tetap terbangun karena suara berisik Mama-Nya yang sedang memasak sarapan.

"Letta" teriak Ola, Mamanya Letta.

"Ck" umpat Letta, kemudian berdiri bergegas untuk mandi.

Selang beberapa menit Letta keluar dari kamar mandi, memakai baju seragam SHS tak lupa kunciran rambut di tengah membuat penampilannya seperti gembel, becanda.

"Letta" teriak Ola namun kali ini dengan suara lebih kencang.

Letta hanya mendengus, pasalnya ini saja baru jam setengah tujuh pagi, dan Ola sudah berisik, apa kata tetangga nanti?.

biasa bisik-bisik tetangga wkwkwkwkwk.

"Ma telingaku tidak tuli" ucap Letta duduk di kursi mulai memakan sarapan yang telah di buat oleh Ola.

"Tidak? Tidak tuli? Apakah aku salah dengar? Jika di panggil sekali itu harus di jawab bukan menunggu di panggil beberapa kali baru menjawab itu tidak baik" celoteh Ola.

Memutar mata dengan jengah, "Marah di pagi hari akan menghilangkan berkat yang datang" ujar Letta kemudian memakai tas dan berjalan keluar.

Melihat kelakuan putrinya itu membuat Ola hanya bisa menggelengkan kepala sambil mengelus dada.

Jarak rumah Letta menuju ke sekolah tak terlalu memakan waktu, paling 10menit. Letta memberhentikan bus lalu masuk ke dalam.

Di perjalanan Letta mendengarkan lagu Kpop berjudul some-junggigo (feat. Lil Boi of Geeks) menurut Letta beat dari lagu tersebut membuatnya bersemangat ketika mendengar lagu itu.

bersenandung dalam hati sampai tak sadar kini Bus yang ditumpangi telah sampai, mematikan lagu kemudian bergegas turun setelah membayar.

"4 menit lagi bell akan berbunyi semuanya cepat berjalan" teriak salah satu pengurus osis.

Menghela napas panjang kemudian Letta mengambil langkah panjang untuk berlari sampai di kelasnya.

Saat sedang berlari semua mata memandang ke arahnya, saat lari saja wajah Letta lebih imut dari yang biasanya menjadi luar binasa.

Emang ya produk dari Ola menurun banget di wajah Letta apalagi pipinya yang cukup berisi.

Oh ya, kelas Letta berada di lantai 3 di mana itu kelas XII sedangkan lantai 1 dan 2 kelasnya X dan XI. "Hah hah hah" Letta terengah-engah ia sudah tak sanggup.

"Wahhh" ujar Letta menelan air liurnya dengan susah payah karena tenggorokan yang begitu kering.

"Gila bisa mati nih kalau kayak gini terus" gumam Letta lalu lanjut berjalan menaiki beberapa anak tangga.

Akhirnya Letta sampai di kelas dengan wajah yang sangat memerah karena kegerahan, "Lari?" ucap Xavier.

Tak menjawab kemudian duduk di kursinya sambil mengipaskan wajahnya dengan buku tulis milik Xavier.

Untung saja guru mapel jam pertama belum masuk, kalau udah Letta pasti di kasih hukuman.

Xavier membasuh wajah Letta dengan kosong miliknya membuat teman sekelas mereka menonton bioskop gratis, buat iri aja.

"Apa masih gerah" tanya Xavier sambil membantu Letta mengipasi.

Letta menggenggam tangan Xavier tanda berhenti untuk mengipasinya. Karena sebentar lagi guru segera masuk.

Mengerti hal itu Xavier hanya bisa menghela napas kemudian menatap ke depan di mana guru mapel jam pertama telah masuk

Beralih menatap Letta dengan tatapan dalamnya. Kemudian tersenyum tipis tanpa di ketahui oleh sang empu.

"Lain kali tak boleh seperti ini" ucap Xavier tiba-tiba.

Letta yang mendengar itu hanya mengangguk kan kepalanya, dan kembali fokus ke depan.

Xavier lagi-lagi tersenyum, membuat Letta membatin sinting.

Sekarang sudah jam empat sore waktunya pulang ke rumah mereka masing-masing, saat sedang bercerita asik dengan Ren Di keduanya di buat terkejut oleh perkataan Xavier

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang sudah jam empat sore waktunya pulang ke rumah mereka masing-masing, saat sedang bercerita asik dengan Ren Di keduanya di buat terkejut oleh perkataan Xavier.

"Ku antar" telak Xavier menggandeng tangan Letta.

Sang empu hanya menatap heran pasalnya Xavier jarang sekali memgantarnya pulang namun hari ini wah sepertinya Letta sedang melakukan kebaikan makanya ia di antarkan pulang oleh Xavier.

Bahkan Ren Di sampai melongo di tempat, "Kau baik" tanya Letta.

"Hm"

Hitung-hitung hemat uang batin Letta senang.

Setelah mereka berlalu Ren Di baru tersadar jika diri nya melongo di tempat, membuat Zaedyn yang baru datang menatap aneh teman nya yang satu ini.

"Kau kenapa?" ujar Zaedyn.

"Kau tau? Si Vier mengantarkan Letta pulang" sahut Ren Di dengan wajah yang tak percaya.

"Biarkan saja to- APAAA" Zaedyn ikut berteriak kini mereka berdua menjadi sorotan oleh siswa/i yang belum pulang.

Bagaimana tidak kaget, pasalnya Xavier selama ini tidak pernah membonceng orang lain selama ini, bahkan Xavier sangat menjaga motornya seperti diri sendiri.

Bahkan orang tuanya pun ia larang untuk menaiki motornya, karena terlalu berharga untuk di naiki kata Xavier.

"Apakah Xavier menyukai Letta huh" ucap Ren Di.

Zaedyn pun mengangguk sambil tersenyum tipis kembali mengingat dimana waktu itu Xavier cemburu setengah mati terhadap teman sekelas nya karena sering berdekatan dengan Tuan Putri Kecil nya.

Akibatnya Letta, ia acuhkan selama beberapa Minggu. Bahkan sang empu saja yang tak mengerti akan hal itu harus mati-matian membujuk Xavier agar memaafkan nya padahal mereka tak ada hubungan apapun hanya teman.

Ini belum seberapa, dari semua kecemburuan Xavier terhadap Letta si Tuan Putri Kecil nya.

Satu yang harus kalian ketahui bahwa Xavier akan menjadi anjing yang penurut ketika bersama dengan Tuan Putri Kecil-Nya.

Ini baru awal bukan akhir dan ya setiap kenangan yang mereka buat tanpa di sadari kelak itu hanya bisa di kenang bukan di ulangi.

TBC.

©hiyyih9@

His Little Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang