30

98 2 0
                                    


"Bersulang" bunyi gelas kaca terdengar menyatu secara bersamaan setelah bekerja seharian penuh akhirnya memutuskan untuk rehat sejenak dengan menikmati minuman beralkohol dengan kadar alkohol 10%.

"Kepalaku serasa ingin pecah" kata Melisa, salah satu pegawai di perusahaan Xcorp. Merasa stress karena selalu bertatap muka dengan komputer tiap harinya.

"Sudah habis" gerutu Letta menatap kembali pada botol kaca yang berisikan alkohol.

"Ternyata kita sudah cukup lama disini dan juga hampir tengah malam" ujar Lexon menatap jam tangan.

Selesai berkutat dengan pekerjaan masing-masing, mereka pun memutuskan untuk nongkrong sebentar tetapi malah kebablasan sampai sekarang jam 21:10.

"Apakah kita harus mengantarkan mereka?" tanya Arsena.

Lexon, Arsena, Dan Bara pun sekilas menatap mereka—perempuan yang sudah tepar duluan.

Kecuali Letta, sembari memegang botol alkohol yang masih tersegel dibukanya dan ia teguk hingga tinggal setengah dari botol.

"Seperti di wahana mainan" gumam Letta meringis pelan memegang kepalanya.

"Sepertinya" kata Bara mengandeng tangan Qerin.

"Aku akan membawa pulang Qerin" ucap Bara berlalu dari sana.

Tinggallah mereka berempat Lexon, Arsena, Melisa, Letta.

"Kau antarkan Letta, lalu aku akan mengantarkan Melisa" kemudian Lexon bergerak cepat agar tidak ketinggalan taxi mengingat sudah tengah malam.

"Duluan ngab" pamit Lexon dibalas anggukan oleh Arsena.

Arsena mengambil tas Letta dan melampirkan pada lehernya, lalu menarik pelan lengan Letta. "Kenapa mengambil botolku" sahut Letta.

"Jangan minum lagi" larang Arsena.

"Tidak" bantah Letta melepaskan diri dari pegangan Arsena berbalik mengambil botol alkohol itu lalu meneguknya hingga tandas.

Lelaki itu hanya bisa pasrah akan kelakuan Letta yang keras kepala.

"Ayo pulang" ujar Letta tersenyum karena telah menghabiskan alkohol itu.

Sedangkan Arsena hanya mendengus lucu melihat itu, ibarat kan wajah Letta kini seperti kepiting rebus.

Ketika hendak memberhentikan taxi, seorang lelaki dengan kemeja putih yang tergulung ke atas keluar dari mobil mahalnya. Awalnya Arsena bingung tapi ketika menyadari jika itu adalah atasannya—Xavier.

"Ada apa ya pak?" tanya Arsena bingung.

Xavier hanya diam lalu mengalihkan pandangannya pada seorang wanita disamping Lexon.

"Dia akan pulang bersama saya" jelas Xavier mengambil alih tubuh Letta.

"Terimakasih sudah menjaganya" lanjut Xavier memasukkan Letta kedalam mobil dengan hati-hati.

Bunyi klakson menandakan jika keduanya pamit dari situ.

Arsena hanya termenung melihat atasannya, bahkan dirinya tak sadar jika Letta sudah tidak ada disampingnya.

"Wahh apakah cinta lama masih bersemi?" tanya Arsena mengudara.

Berbeda dengan Lexon, Kedua manusia yang tengah berada dalam mobil pun hanya berdiam.

"Sssttt" jemari lentik itu memijat kepala berharap rasa sakitnya berkurang.

"Terakhir aku melihatmu minum" tegas Xavier.

Letta hanya mendengar atau lebih tepatnya tak peduli. "Aku akan membawamu ke mansion ku" kata Xavier setelah 15 menit menempuh perjalanan.

Pintu gerbang dibuka secara otomatis, tidak lupa untuk memakirkan mobil setelahnya menggendong Letta masuk kedalam.

His Little Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang