"Jadi bagaimana jawaban mu?" tanya Ren Di pada Letta yang tengah kebingungan saat ini. Dirinya sangat malu ketika Xavier tiba-tiba menyatakan cinta padanya tadi."A-ku aku b-bingung" lirih Letta dengan raut wajah benar-benar bingung.
Ren Di melihat itu hanya bisa menghela napas lalu berkata "Dengar, Menurut ku Xavier memang benar menyukaimu. Lagi, kalian berdua juga sudah bersama dalam 3 tahun terakhir ini. Bagaimana Xavier tidak menyukaimu?. Setiap terjadi sesuatu padamu orang pertama yang akan datang melindungimu adalah Xavier. Jika kau bingung dengan perasaanmu sendiri coba tanyakan pada hatimu sudah sejauh mana berdebar hebat karena semua perilaku dan tingkah laku Xavier padamu?. Aku yakin jika kau mempunyai 'rasa' yang sama pada Xavier. Jangan mencoba membohongi dirimu sendiri" jelas Ren Di menatap Letta dengan begitu intens.
"Dan satu lagi, Sudah berapa kali ah tidak bahkan sudah tidak bisa terhitung lagi Xavier menolak pernyataan cinta dari adik kelas dan seangkatan kita. Jika bukan karena kau, kuyakin Xavier sudah menerima mereka atau mungkin sudah dicap playboy saat ini, Namun nyatanya? tidak kan!?. Pikirkan baik-baik kuharap kau bisa mengambil keputusan yang tepat" lanjut Ren Di.
Merenung. Letta kini hanya bisa menatap lantai kelasnya. Ren Di tahu betul jika sudah seperti ini ia tak bisa berbuat banyak tapi setidaknya Letta mau mendengarkan perkataannya tadi dan mau menerima Xavier.
'mencobanya tak apa kan?' Batin Letta.
Setelah berperang batin Letta akhirnya sudah memutuskannya. Dirinya beranjak dari tempat duduknya llu keluar kelas mencari keberadaan Xavier.
Sepanjang koridor banyak yang menyapa Letta di balas dengan senyum tipis dan anggukan kepala tanda jika dia membalas sapaan itu.
Kakinya begitu tergesa-gesa, kepalanya bahkan paling kiri dan kanan. Namun orang yang dia cari tak didapatinya.
Flashback on.
Sekolah saat ini masih begitu sepi dan hanya ada beberapa murid yang baru sampai di sekolah salah satunya adalah Xavier.
Dia dengan sengaja ingin datang awal karena ingin menyambut pujaan hatinya. Sungguh hatinya saat ini sangat berdebar mengingat hari ini dimana dia akan mengungkapkan perasaan yang telah lama ia pendam.
Tak seperti kebanyakan cowo yang selalu membawa bunga dan coklat juga balon-balon, Xavier hanya ingin membawa dirinya dengan persiapan penuh di hadapan Letta dan mengatakan bahwa ia sangat mencintai Letta, Tuhan Putri Kecil-Nya.
Pesimis, Xavier takut jika Letta tak menerimanya. Namun tak apa jika mencoba walaupun tak berhasil ia akan mencobanya berkali-kali hanya untuk Letta.
Orang yang ditunggu akhirnya datang. Letta tersenyum dan menghampiri Xavier di depan kelas mereka, "Tumben kamu datang sepagi ini" ucap Letta.
"Sengaja. Ayo aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu, tapi bukan disini." ucap Xavier memegang tangan Letta dan membawanya pergi ke rooftop.
Sampai di rooftop Xavier menatap Letta dan dibalas oleh Letta. "Apa yang ingin kamu katakan" ucap Letta.
Xavier mengambil kedua tangan Letta untuk digenggamnya dengan erat, menatap Letta dengan intens sambil tersenyum kemudian berkata "Kamu tahu? Sudah berapa lama sejak kita bersama sampai saat ini. Maaf jika aku mengatakan ini padamu, bahwa aku menyukaimu bahkan sudah mencintaimu dari awal pertemuan kita pada saat MPLS aku sudah melirikmu kemanapun kamu berada mataku dan hatiku selalu tertuju padamu. Aku tahu jika mengatakan seperti ini akan menghancurkan hubungan pertemanan kita, tetapi setidaknya aku sudah mencoba mengungkapkan perasaan yang selama ini aku pendam pada dirimu, Tuan Putri Kecil-ku. Jadi maukah kamu menjadi pacarku?" ungkap Xavier dengan hati-hati takut jika perkataan nya ada yang tidak tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Little Princess
Teen Fiction• • • Tentang pertemanan kemudian menjadi sepasang kekasih antara Letta dan Xavier, Xavier si manusia paling cuek dalam segala hal tapi tidak jika itu dengan Tuan Putri Kecil-Nya, Letta.