12

57 4 0
                                    


"Jadi setelah ini kamu maunya kuliah atau langsung kerja?" ucap Ola menaruh sepiring biskuit dan minuman untuk anak perempuannya yang sedang belajar.

"Hm mungkin cari kerja dulu, biar ada pengalaman dikit" ujar Letta beralih menatap mamanya.

Ola mengelus pelan kepala Letta. "Kan kuliah juga bisa cari pengalaman, gak harus tunggu kerja dulu baru dapat pengalaman" kata Ola memberi saran.

"Tapi Letta maunya kerja dulu ma biar ada penghasilan sendiri. Kalau kuliah kan bisa nanti" seru Letta.

"Mama ngerti. Tapi kalau misal kamu udah kerja punya penghasilan sendiri, pasti bakalan gak kuliah-

Kenapa mama bilang gitu? Karena kamu kan udah ngerasa bisa ngasilin duit sendiri, ya menurut kamu kuliah udah gak penting nantinya." jelas Ola menatap putrinya.

'benar juga ya'

"Letta gak janji ma buat kuliah. Karena Letta maunya cari kerja dulu kalaupun suatu saat dikasih kesempatan bakal Letta coba kok buat kuliah" ujar Letta.

"Mama sih terserah kamu aja. Selama keputusan kamu baik buat diri sendiri mama sama papa fine aja" ucap Ola.

"Kalau gitu lanjut belajarnya mama keluar dulu" pamit Ola mencium sebentar dahi putrinya lalu keluar.

Kembali membaca buku menuliskan hal-hal menurutnya penting untuk ditulis lalu diingat karena besok kelasnya akan mengadakan UAS jadi ia harus belajar agar nilainya tidak anjlok apalagi dalam pelajaran matematika.

Matanya tak sengaja melihat pemberian dari Xavier yaitu gelang tangan berwarna putih dengan kupu-kupu sebagai mainan.

Mengambil, melihatnya dengan sekilas Letta tersenyum mengingat bagaimana pertemuan keduanya saat MPLS dulu.

Jujur saja ketika Xavier menyatakan perasaan padanya Letta begitu terkejut karena selama ini ia pikir mereka berdua hanya akan menjadi teman sebangku saja sampai lulus nyatanya tidak.

Perasaan Letta saat ini belum terlalu jelas yang pasti setiap berdekatan dengan Xavier debaran jantungnya selalu tak normal.

Ia merasakan hal itu ketika sudah mulai memasuki awal kelas XII. Begitulah kata orang, kita akan jatuh cinta dengan teman sekelas ketika masa-masa SMA sudah hampir selesai.

Awalnya tak percaya ketika membaca sebuah quote itu. Namun karena sudah mengalami sendiri barulah ia paham.

Masa-masa sulit yang keduanya alami membuat Letta kembali tersenyum, jika terjadi sesuatu pada dirinya Xavier orang pertama yang akan datang dengan wajah khawatirnya begitu kentara.

Kadang Letta bingung bagaimana bisa seseorang begitu pintar dalam akademik dan non akademik bisa memendam perasaan padanya selama 3 tahun belakangan ini.

Jika mengulas balik ketika Xavier menolak banyak gadis di sekolah membuat Letta merasa minder. Bagaimana tidak minder? Gadis yang ditolak Xavier visual mereka bukan main. Pada cantik-cantik dan manis-manis sedangkan Xavier malah lebih memilih dirinya.

Tok

Tok

Tok

Bunyi ketukan pintu membuat sepasang suami istri yang sedang menikmati waktu berduaan merasa terganggu.

"Bukain pintunya" tolong sang suami.

Klek

Seorang pemuda berdiri di depan pintu rumahnya dengan senyuman tipis, wajahnya tidak begitu asing di penglihatan Ola.

Ah teman putrinya.

"Masuk dulu" silahkan Ola.

Xavier pun duduk berhadapan dengan Reynon, sedangkan Ola sedang menyiapkan cemilan untuk mereka berdua.

His Little Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang