"Letta"Panggilan itu terdengar di telinganya berbalik menatap orang yang memanggil dirinya.
Ternyata adik kelas!
Tyo berjalan menuju ke arah Letta dengan lengkungan senyuman membuatnya terlihat sangat manis walaupun berjenis kelamin laki-laki tetap saja kelihatan manis di mata Letta.
"Ada apa?" ketika Tyo, adik kelasnya berdiri dihadapannya.
"Hanya ingin bertanya, apa sebentar nanti kau memiliki waktu luang?" agak ragu mengajak Letta, tapi kapan lagi? ia harus menunggu kesempatan ini mumpung kakak kelasnya ini belum sibuk dengan persiapan ujian nasional.
"Waktu luang? Ada" syukurlah, batin Tyo senang.
"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan ke pasar malam, apa boleh?" ajak Tyo kembali ragu, terlalu banyak keraguan karena ia juga tak mau berharap lebih dari kakak kelasnya ini.
Termenung sejenak. Kembali memikirkan ajakan dari adik kelasnya mereka memang sempat kenalan tidak salah waktu ia membawakan sebuah buku ke ruang guru dan bertemu lalu berkenalan karena saat itu ruang guru sedang sepi ingin meminimalisir kecanggungan itu Tyo lebih dulu mengenalkan diri lalu Letta.
Dari situ mereka sering berinteraksi secara intens, keduanya juga sempat pulang bersama dalam kurun waktu yang lama. Bahkan Tyo juga sering memberikan roti kesukaan Letta tiap hari.
Hal itu sempat menimbulkan rumor jika keduanya berpacaran, namun Xavier membantah rumor itu berujung ia marah pada Letta hingga beberapa minggu.
Xavier melarang Letta berdekatan dengan adik kelasnya, Tyo karena merasa tersaingi secara terang-terangan. Merasa larangannya pada Letta tidak bekerja Xavier lantas mengancam Tyo untuk tidak berdekatan dengan Letta.
Sedang Letta bingung dengan keduanya. Entahlah menurutnya Xavier terlalu berlebihan? hanya berteman saja sudah begini.
"Baiklah" putus Letta, Tyo mendengar itu pun semakin tersenyum manis.
"Apa kau ingin menggodaku eoh?" perkataan Letta sukses membuat wajah Tyo memerah.
"A-ah ttidak seperti itu" sangkal Tyo ia hanya terlalu senang.
"Jam 19:00 pm?" mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau begitu aku pamit ke kelas" ucap Tyo sambil tersenyum lagi dan berlalu dari hadapan Letta menatap bingung pada punggung lebar Tyo.
"Apa harus sesenang itukah?" gumam Letta terkekeh.
"Dari mana saja?"
Pertanyaan itu muncul saat Letta menduduki bangku miliknya. "Kamar mandi" jawab Letta membereskan semua buku pelajaran karena beberapa menit lagi bel pulang akan berbunyi.
Mulut Ren Di membentuk huruf O, "Aku ingin bermain denganmu setelah pulang sekolah" kata Ren Di.
Aktivitas Letta terhenti sebentar. "Aku tak bisa" tolak Letta halus.
"Kenapa?" meminta penjelasan beserta alasan.
"Tyo mengajak ku ke pasar malam"
Ucapannya sukses membuat Zaedyn sedang bermain game pun melotot pada Letta begitu juga Ren Di. Reaksi dari mereka hanya bisa Letta maklumi.
"Kau bercanda?" Zaedyn ingin memastikan saja.
"Aku tidak" ucap Letta.
"Jangan pergi" larang Ren Di.
Mengerutkan dahi serta kening lalu berucap "Apa? Hanya berjalan-jalan saja tak lebih" mereka berdua menatap wajah cantik Letta dengan intens.
"Kuharap kau memberitahukan Xavier" kata Zaedyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Little Princess
Teen Fiction• • • Tentang pertemanan kemudian menjadi sepasang kekasih antara Letta dan Xavier, Xavier si manusia paling cuek dalam segala hal tapi tidak jika itu dengan Tuan Putri Kecil-Nya, Letta.