14

45 4 0
                                    


"Kamu lucu jika seperti ini" tawa Letta melihat penampilan Xavier yang menggunakan celana pendek Spongebob dengan atasan bergambar barbie swan lake.

Saking lucunya ia bahkan meremas perutnya karena sakit tertawa sedari tadi "Hahahahahahaha" sengaja ia memakaikan jepit rambut dan sedikit make up pada wajah Xavier.

Jangan tanya pada Xavier saat ini bagaimana penampilannya. Hanya bisa sabar oleh tingkah kekasihnya ini.

Sepulang sekolah tadi Xavier mengajak Letta untuk pergi ke rumah menemaninya karena ia sendirian dalam artian menemani sambil berpacaran, Letta mengangguk saja dan meminta izin pada Ola dan diberikan izin.

Mungkin dari sekarang ia akan menjadi bulan-bulanan Letta. Untuk sejenak Xavier tertegun melihat tawa lepas dari wajah manis itu.

"Hahaha hah hhh" napas Letta tersengal-sengal.

'manis'

"Kenapa?" heran Letta karena Xavier yang terdiam tiba-tiba melihatnya dari tadi.

Melambaikan tangan bahkan menepuk tidak membuat Xavier tersadar. Apa mungkin kerasukan? Mana ada setan di siang bolong pikir Letta.

Mau tak mau Letta menepuk kedua bahu tegap nan tegas milik Xavier guna menyadarkannya.

"A-pa" ucap Xavier menatap Letta.

"Kamu yang kenapa, aku panggil tidak menjawab" kata Letta.

Dengan hati-hati Letta kembali berucap "Kamu marah?" ucap Letta pelan menunduk.

Mengerutkan dahi sebentar dan menarik Letta kedalam pangkuannya "Aku tak marah hanya terpukau melihat tawa lepasmu" ucap Xavier memainkan ujung rambut Letta.

Membalas pelukan itu. "Kupikir kamu marah" gumam Letta mulai merasakan kantuk.

Menyingkirkan tangan Xavier dari rambutnya "Aku belum mau tidur" kata Letta.

Namun perkataannya diabaikan oleh sang empu. "Kamu harus tidur siang" ucap Xavier kembali memainkan rambut Letta.

"Aku tidak mau" bantah Letta ingin turun dari pangkuan Xavier namun ditahan dengan cepat olehnya.

"Ingin kabur hm? Tidak sebelum kubuat kamu tertidur pulas" lalu menggendong Letta ala koala naik kekamar untuk menidurkan Tuan Putri Kecil-Nya.

"Tidak mau" pekik Letta.

Letta bahkan terus bergerak seperti cacing kepanasan di gendongan Xavier. "Tidak mau" rengek Letta menggoyang kedua kakinya kesal.

Rengekan itu tak mempan bagi Xavier. Hatinya sudah goyah namun tetap saja ia harus menidurkan bayinya ini setelah beraktivitas seharian tanpa beristirahat di sekolah belum apalagi jam terakhir tadi adalah olahraga.

Belum lagi ia membantu Letta mengerjakan tugas yang belum sempat terselesaikan. Letta juga sudah sering mengabaikan makan siang bahkan jika sudah memakan roti ia akan kenyang selama satu hari entah kenapa Xavier khawatir jika Letta terus-menerus mengabaikan makan siangnya.

Setidaknya manusia membutuhkan asupan nasi beserta lauk pauk tapi tidak dengan Letta. Makanya ia sering mengatur pola makan Letta agar kesehatannya tetap stabil.

"Tidurlah" bisik Xavier sedang Letta mencari tempat nyaman agar bisa tidur dengan lelap.

10 menit berlalu akhirnya Letta tertidur tengkurap membuat Xavier membalikan badannya terlentang lalu menariknya untuk dipeluk.

Xavier terlalu lemah jika sudah berhadapan dengan Letta. Ia terlalu sayang pada Letta apapun yang terjadi padanya Xavier akan menjadi orang yang maju paling depan untuk melindungi Tuan Putri Kecil-Nya.

His Little Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang