"Siapa sih" kesal Letta karena bunyi dering ponselnya tidak berhenti "Ini masih pagi buta jangan memaksaku untuk bangun" marah Letta.Halo—
Belum sempat orang yang menelponnya berbicara Letta sudah mematikan sepihak "Sepertinya sedang marah?" ujar Jordan selaku tangan kanan Xavier.
"Suruh bagian HRD untuk menerima Tuan Putri Kecil-ku" perintah telak Xavier ucapkan.
"Ta–
"Tidak ada bantahan" telak Xavier.
"Kalau bisa tempatkan dirinya untuk menjadi asisten pribadiku" lanjut Xavier.
"Baiklah baiklah" lelah Jordan kalau sudah bulol apapun akan dilakukan.
"Haruskah aku pergi kerumahnya?" lirih Xavier.
Melihat jam tangan masih ada 4 jam sebelum rapat ekslusif dimulai nanti. Dirinya langsung keluar dari ruangan disambut dengan sapaan hangat dari beberapa karyawan.
"Sungguh bukankah dia sangat tampan" puji seorang pegawai.
"Kau benar sudah kaya, mapan, anak tunggal, tampan lagi" balas temannya.
"Aku yang menyetir kali ini" kata Xavier jelas membuat beberapa bodyguardnya bingung tetapi tetap mengiyakan perkataan Xavier.
Perjalanan dari perusahaan menuju rumah Letta cukup memakan waktu 20menit. Akhirnya ia sampai dan keluar dari mobil.
Sama sekali tidak berubah. "Permisi" salam Xavier berdiri didepan pintu rumah Letta.
"Siapa?" bingung Yuan menatap Xavier.
"Yuan?" seru Xavier lalu menepuk bahu Yuan adik, Letta.
"Kak Xavier?" ragu Yuan.
"Ya benar ini aku" balas Xavier sedikit tersenyum.
sudah besar rupanya Batin Xavier.
"Silahkan masuk" Xavier pun masuk dan duduk di kursi.
"Kakak mencari Letta?" tanya Yuan sudah tahu akan tujuan teman kakaknya ini.
"Benar bisa tolong panggilkan Letta untukku?" pinta Xavier.
"Oke"
Yuan segera masuk ke kamar kakaknya sedangkan Xavier melihat sekeliling rumah ini yang tidak pernah berubah sama sekali.
"Kak bangun hey ada teman mu diluar" kata Yuan menggoyang pundak Letta.
"Ren Di?" lirih Letta.
"Bukan namanya Xavier"
"Suruh dia pulang aku masih mengantuk dan tidak ingin diganggu" marah Letta dengan mata tertutup.
"Setidaknya bangun dulu" ujar Yuan.
"Haishh Sialan" umpat Letta.
Letta berdiri dari tidurnya dan keluar menemui Xavier tidak peduli dengan penampilannya yang urakan bak orang pinggir jalan.
Xavier sedikit kaget melihat Letta didepannya "Untuk apa kesini? Ini masih pagi buta! Pulanglah dan jangan pernah kembali lagi disini" geram Letta lalu kembali ke kamarnya.
Sebelum Xavier sempat mengucapkan satu kata apapun Letta sudah pergi begitu saja "Maafkan kakak, dalam hal emosi ia sangat sulit mengendalikannya" ucap Yuan tidak enak pada Xavier.
"Aku tidak akan melakukan apapun pada Letta" ucap Xavier setelahnya pergi ke kamar Letta dan menguncinya.
"Yuan sudah ku bilang aku masih mengantuk" suara lelah milik Letta terdengar begitu lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Little Princess
Teen Fiction• • • Tentang pertemanan kemudian menjadi sepasang kekasih antara Letta dan Xavier, Xavier si manusia paling cuek dalam segala hal tapi tidak jika itu dengan Tuan Putri Kecil-Nya, Letta.