Sekarang sudah memasuki bulan 2, Februari. Dimana seluruh kelas XII akan mengadakan kegiatan ekstra pembelajaran atau bimbel oleh mata pelajaran umum dan jurusan masing-masing.
Terlalu banyak kisi-kisi akhir ini membuat mereka jenuh dengan semua itu, namun karena ingin lulus tanpa ada hambatan mau tak mau ya harus belajar seluruh isi dari kisi-kisi tersebut.
"Dalam satu hari kita sudah mendapatkan 3 kisi-kisi dari 3 mata pelajaran yang berbeda" keluh Jenna mengacak rambutnya.
Yang lain setuju, "Aku sungguh menjamin bahwa kita tak akan tertidur nyenyak" sambung Velicia.
"Tak ada waktu bermain"
"Tak ada waktu bermain game-
Balapan" lanjut Bagas merana.
"Semangat" teriak Jeky di depan kelas.
Krikkk
Krikkk
Krikk
Tak ada yang menjawab. Jeky menggaruk kepala cengar cengir kembali duduk di bangkunya
"Kenapa?" tanya Ren Di pada Letta yang terlihat seperti mayat hidup 4 hari belakangan ini.
Menghiraukan pertanyaan Ren Di. "Orang pacarnya gak masuk 4 hari gimana gak uring-uringan" ujar Zaedyn.
"Iya juga ya, tau tidak kenapa Xavier tak masuk?" tanya Ren Di pada Zaedyn.
"Entah, dia hanya bilang jika ada urusan yang tak bisa dihindari juga dia sudah meminta izin pada guru mapel dan kepala sekolah" jawab Zaedyn.
Wajah lesuh Letta sangat tidak mengenakkan sekali untuk dilihat. "Kau tahu? Wajahmu sudah seperti mayat hidup saat ini" kata Ren Di menduduki bangku Xavier.
"Pesanku tak dibalas selama 4 hari" curhat Letta serasa ingin menangis.
Jujur saja Letta paling benci ketika ia merasakan diabaikan atau seperti pesannya tak dibaca padahal centang 2.
Apa salahnya sih melihat pesannya lalu dibalas toh tidak memakan waktu beberapa detik.
Mengelus pelan lengan Letta "Kukira dia tak masuk hanya satu hari tapi tidak ini bahkan sudah 4 hari" lanjut Letta.
Baru kali ini Letta merasakan kesepian karena tidak ada Xavier teman sekaligus kekasihnya.
Selama bersekolah Xavier jarang sekali meminta izin, bahkan waktu sakit pun ia tetap kekeuh untuk masuk dengan alasan ia masih bisa berjalan dan baik-baik saja namun nyatanya tidak.
"Tenangkan dirimu, aku yakin jika Xavier akan secepatnya menyelesaikan urusannya" kata Ren Di.
"Tetap saja" gumam Letta menatap tak minat pada kisi-kisi.
Ren Di hanya bisa menghela napas panjang, untuk sementara ia akan duduk disamping Letta.
"Pulang sekolah mau tidak mampir ke toko roti?" ajak Ren Di.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Little Princess
Teen Fiction• • • Tentang pertemanan kemudian menjadi sepasang kekasih antara Letta dan Xavier, Xavier si manusia paling cuek dalam segala hal tapi tidak jika itu dengan Tuan Putri Kecil-Nya, Letta.