2

261 5 0
                                    


Angin malam cukup baik untuk dihirup saat ini, lagian ini baru jam delapan malam "Letta kau tahu?" tanya Ren Di, kedua nya sedang duduk di taman sambil makan roti dan juga es krim.

Salah satu makanan favorit Letta adalah roti jenis roti apapun itu akan ia makan selagi itu roti.

"Tahu tidak" ulang Ren Di kesal karena tak mendapat balasan dari pertanyaan nya.

"Hehehehehe maaf" ujar Letta terkekeh kemudian menyudahi makan dan menatap Ren Di serius.

"Aku lapar"

Dua kata yang keluar dari mulut Ren Di membuat Letta melempar nya dengan sendok es krim mana wajahnya langsung di penuhi dengan es krim sekaligus air liur Letta.

"LETTAAAA" teriak Ren Di berdiri dan menuju ke tempat duduk mengetahui bahwa Ren Di akam membalaskan dendam nya Letta pun berdiri dan berlari berusaha menjauhi Ren Di yang mengejar nya saat ini.

Selama 2 menit mereka berlarian mengelilingi taman tersebut membuat orang-orang yang berlalu lalang menatap heran keduanya ada juga yang tersenyum ketika melihat hal itu.

"Stop" sahut Letta sambil terduduk di tanah dengan wajah penuh keringaat.

"Payah baru juga 2 menit sudah lelah" cibir Ren Di sambil duduk di samping Letta.

"Kau kan sudah sering berolahraga aku kan tidak" balas Letta tak terima.

"Tetap saja" sahut Ren Di dan di balas decakan.

"Pergi beli minum?" ajak Ren Di setelah mereka duduk sejenak mengambil napas.

"Hum"

Letta mengangguk kepala nya dan tersenyum manis, membuat Ren Di menatap nya dan tersenyum pantas saja di sebut Tuan Putri tampang nya aja masih cantik walaupun urak-urakan batin Ren Di.

Mereka sampai di sebuah pondok di pinggiran taman, "Pak Aquanya dua ya" ujar Letta tersenyum.

Penjual itu hanya tersenyum seraya mengambil pesanan kedua gadis tersebut, "Ini untuk kalian nona manis" gurau penjualnya sambil tertawa kecil berbeda dengan Letta yang membalas gurauan tersebut, Ren Di justru menatap penjual nya dengan tatapan pembunuh.

Diri nya ini memang cantik hanya ada sedikit wajah ganteng nya tapi tetap saja Ren Di harus menerima nya karena sudah terlahir begini ya mau bagaimana lagi.

Btw jangan salah paham Ren Di ini cewek tapi lebih menyerempet ke ganteng dikit doang banyak yang suka sama Ren Di. Tapi di tolak mentah-mentah.

"Ada apa dengan wajah mu" ujar Letta heran.

"Tak apa" balas Ren Di dan berlalu begitu saja membuat Letta lebih kebingungan dengan sikap teman nya yang satu ini.

Mau tak mau Letta harus berlari mengikuti langkah kaki Ren Di yang cukup panjang.

"Besok ada tugas tidak?" tanya Letta sembari menatap kiri kanan sebelum menyebrangi jalan.

"Matematika" jawab Ren Di sambil minum.

"Selalu saja tugas itu" gumam Letta.

Melihat raut wajah Letta membuat Ren Di terkekeh "Apakah semenakutkan itu" kata Ren Di.

"Hum" balas Letta.

Gurunya saja selalu mengerikan batin Letta.

"Buat saja walaupun salah" ucap Ren Di dengan santai nya.

"Bagaimana bisa seperti itu, kalau nanti nya dia akan mengomel seolah-olah aku adalah murid terbodoh, juga dia akan berkata 'apakah contoh yang saya berikan kurang untuk mu? bagaimana bisa sampai salah' dan menatap ku dengan mata nya yang sinis dan lagi aku masih teringat dengan hukuman yang kuterima saat itu" celoteh Letta dengan wajah yang kesal.

His Little Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang