22

29 2 5
                                    

"Lapar~" ujar Letta memangku dagunya.

"Bel pulang belum berbunyi" bibirnya ia manyunkan dengan raut wajah sedih.

"Terlalu imut" gemas Leon ingin menarik pipi berisi itu.

"Tangan mu" Xavier datang mencegat tangan Leon sebelum menyentuh wajah Letta.

Sedangkan yang merasa lapar kini tersenyum merekah melihat kedatangan Xavier.

"Eeehh katanya tidak bersekolah" bingung Letta.

Bagaimana tidak bingung, Kedatangan Xavier disekolah sudah hampir selesai jam sekolah sekarang. Tinggal menunggu dering bel sekolah.

"Santai bro" canda Leon melepas cekalan Xavier.

"Pulang bersama" kata Xavier.

Bersamaan dengan itu, bel pulang lalu berdering.

"Jaga dirimu baik-baik" ucap Leon mengusap pelan kepala Letta.

Tatapan tajam nan mematikan pun Leon dapat dari Xavier ingin memukulnya namun sadar jika ia hanya akan membuang tenaganya sia-sia untuk kali ini saja, tidak untuk kedepannya.

Sang pelaku tersenyum puas lalu pergi dari situ.

"Ren Di menyuruhku untuk menjauhi mu" celetuk Letta.

Mengerutkan keningnya. "Maksud mu?" Xavier heran mendengar celetukan Letta.

"Katanya aku harus menjauhi tukang selingkuh seperti mu" polos Letta.

Telinganya tidak salah mendengar bukan? Apa tadi katanya? Menjauhi tukang selingkuh sepertinya?.

Sialan batin Xavier.

"Jadi hari ini kita sosial distancing" kata Letta berjalan duluan.

Melihat kepergian Tuan Putri Kecil-Nya Xavier tersenyum miring. "Yakin bisa berjauhan denganku huh?" gumam Xavier menyusul Letta.

"Aku serius mengenai hal ini" kata Letta menatap Xavier datar.

"Hal apa?" ujar Xavier serius.

"Perselingkuhan mu" ucap Letta.

Lagi, pembahasan yang sangat dibenci Xavier "Aku sed-

"Aku yang ingin membahasnya kenapa? Kamu marah?" sela Letta tidak suka.

"Aku mengerti itu sebagian dari rencana tapi aku tidak percaya! Why? karena kalian sungguh menikmatinya-

"Iya aku salah dan aku tahu itu" akui Xavier.

"Apa sih mau kamu, hm?"

"Kejujuran darimu" pandangan Letta sepenuhnya hanya pada Xavier.

"Ya atau tidak"

"Tidak"

"Yakin?" ulang Letta.

"Ya"

"Baiklah" masih ada waktu untuk bertanya pada perempuan itu pikir Letta.

"Sebenarnya sebelum kamu melihatku dengan Aery aku sudah merencanakan dari jauh hari, aku hanya ingin mengecup pipinya saja namun Aery sudah lebih dulu mencium bibirku. Kenapa aku tidak bereaksi sangat sederhana alasannya, karena aku ingin melihat kamu menangis dan mengatakan 'Xavier aku mencintaimu' tidak lebih dan untuk tanganku yang memegang pinggul Aery hanya agar semuanya terlihat nyata dan seperti boomerang bagiku, kamu percaya dan kita sempat renggang selama 2 minggu. Aku pikir kamu akan menghampiri ku tapi tidak. Aku sungguh merasa bersalah padamu. Semua itu hanya rencana serius aku tidak berbohong padamu, mengenai ciuman itu ah aku sudah mencium mu jauh sebelum aku mencium Aery." jelas Xavier dengan tatapan melasnya sungguh dirinya tidak berbohong.

His Little Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang