09 : Di adopsi

38.3K 3K 38
                                    

Olivia merebahkan tubuhnya di kasur yang sangat empuk itu. Gadis itu tersenyum mengingat perlakuan manis Dirga padanya beberapa jam yang lalu.

"Kalau Talitha sukanya sama Nathan, dan bukan sama Dirga, berarti gue bisa dong dekat sama Dirga?"

"Boleh aja, asalkan lo nggak boleh deketin Nathan juga!" sentak Talitha tiba-tiba muncul.

Olivia tersentak kaget lalu melempari gadis itu dengan boneka yang lumayan besar pada Talitha. "Ngapain lo?!" delik Olivia menatap kesal Talitha yang bersedekap dada.

"Ada tamu di depan, Mami nyuruh gue manggil lo,"

"Cepetan sana pergi nggak usah makin ngebuat Mami sama Papi nunggu lo!"

"Gue juga udah mau otw anjir!" kesal Olivia dan berjalan duluan melewati Talitha.

"Dasar beban!" gumam Talitha dari belakang dan tentu Olivia masih bisa mendengar ucapan Talitha.

Olivia mendengus kesal, kenapa selama beberapa hari ini dia dekat dengan Talitha gadis itu sama sekali tidak mendeskripsikan seorang gadis yang polos dan murah hati seperti yang di ceritakan di novel. Malah kebalikannya gadis itu sama sekali tidak ada polos-polos nya.

Sampainya mereka di ruang tamu Olivia duduk di tengah-tengah antara Karin dan Agra, lalu Talitha juga duduk di samping Karin. Di depan mereka ada dua sepasang paruh baya yang menatap Olivia dengan senyum manis mereka.

Olivia tersenyum kaku melihatnya lalu menatap heran Karin yang juga sedang menatapnya. "Olivia, ini Bunda Sekar dan di samping Bunda Sekar itu suaminya, namanya Alan." ujar Karin sambil menunjuk kedua paruh baya itu.

Perasaan Olivia sekarang jadi tidak enak sekarang. Apa Mami mau jual gue yah sama mereka? Karena Mami sama Papi kan udah muak sama sifat gue yang pembangkang? batin Olivia.

Sebenarnya nggak apa-apa sih gue di jual sama mereka, yang penting mereka holkay.

Karin menyenggol lengan Olivia untuk menyadarkan gadis itu yang masih setia melamun. "Ah salken Om, Tante, saya Olivia." sapa Olivia dengan suaranya yang sedikit di sopankan.

"Ekhm kamu kenal anak saya kan?" tanya Alan.

"Siapa Om? Teman Olivia banyak,"

"Nathalie sama Nathan--"

Olivia tersedak ludahnya sendiri mendengar kedua naman yang pria paruh baya itu ucapakan.

Udah gue duga, gue pasti mau di adopsi nih.

"Kenal Om, mereka teman dekatnya Kak Olivia." jawab Talitha dengan gemas karena Olivia lagi-lagi melamun.

"Om--"

"Om Alan sama Tante Sekar mau adopsi Olivia yah?" tanya Olivia tho the poin membuat keduanya tertawa garing sedangkan Karin, Talitha dan Agra meringis malu.

"Nggak lah sayang, kita itu mau jodohin kamu sama anak bunda--"

"S-SIAPA?!" tanya Olivia nyaring membuat mereka terlonjak kaget.

"Olivia lo buat keluarga kita malu!" gumam Talitha kesal setengah mati, sekaligus marah karena Olivia di jodohkan dengan cowok yang ia sukai.

"Nathan, kamu mau kan?"

"Lagian kalian udah temenan lama juga, pasti udah saling mengenal," kata Bunda Sekar.

Lah sejak kapan gue temenan sama Nathan? Ngomong sama dia aja, gak pernah anjir.

"Olivia dengarin Papi," Agra menatap Olivia dengan tangannya yang memegang telapak tangan gadis itu.

"Ini juga demi kebaikan kamu, selain kamu bisa bersama Nathan yang lebih dewasa dari kamu, dia akan menjaga kamu dengan baik,"

"Dan lagi, perjodohan kalian itu juga Papi yang rencanakan, supaya tali persahabatan Papi sama Ayahnya Nathan itu semakin erat." kata Agra menatap lembut anak sulungnya.

"T-tapi Pi--"

"Kamu terima aja yah, Bunda juga pengen lihat anak Bunda itu normal, dia nggak pernah mau berdekatan dengan perempuan mana pun. Mungkin aja selama ada kamu Nathan bisa buka hati."

"Tapi Olivia nggak--"

"Olivia!" tekan Karin menatap Olivia dengan tersenyum.

Olivia melirik sekilas Talitha yang juga sedang menatapnya dengan matanya yang menyiratkan kekecewaan. "Kenapa nggak Talitha aja Pi yang dijodohin?" tanya Olivia membuat Talitha melotot kan matanya kaget.

"Olivia sayang, Talitha itu masih kecil dan harus fokus belajar dulu, kamu kan setengah tahun lagi bakal lulus." kata Karin.

"Terus apa bedanya, Olivia juga harus fokus belajar --"

"Talitha pamit, mau kerjain tugas sekolah." pamit Talitha berdiri dari tempat duduknya lalu menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Olivia mendesah kasar lalu memijit kepalanya pusing, kenapa jadi seperti ini. Harusnya Dirga yang akan dijodohkan dengannya bukan Nathan.

"Gimana, mau kan sayang?" tanya Sekar hati-hati.

"Olivia mau, Tan." pungkas gadis itu pasrah. Rasanya tidak enak jika harus menolak.

Mereka tersenyum senang lalu Karin memeluk senang Olivia.

"Maaf yah, Mami sama Papi kayak gini supaya kamu ada yang jagain,"

"Iya Mi." Olivia mencibirkan bibirnya kesal.

Anjir ni orangtua, gue serasa barang di opor.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Please jangan jadi silent reader yagesyaaw🙏

Bantu vote sama komennya, biar lebih semangat buat update part selanjutnya 💗

Transmigrasi Olivia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang