39 : Pertemuan kedua

14.2K 1.1K 25
                                    

Saat ini Oliv dan Aurel sedang berada di pasar sore yang sangat ramai, keduanya menghabiskan waktu bersama untuk sekedar melepas rindu. Kemarin juga Oliv baru saja keluar dari rumah sakit.

Tentang mimpi yang menurut Oliv terasa seperti nyata itu sudah ia lupakan dan juga Oliv tidak mau terus-terusan memikirkan Dirga, karena sampai kapanpun mereka tidak akan pernah bertemu lagipula Dirga hanyalah cowok fiksi yang sangat perhatian menurut Oliv.

Oliv menarik tangan Aurel untuk singgah di di warung makan dekat jalanan. Seketika ingatan Oliv tentang kebersamaannya bersama Dirga dan teman-temannya di warung makan dulu membuatnya kembali teringat.

"Gue kangen lo Ga, tapi mustahil bagi gue buat ketemu sama lo."

"Jangan bengong woy!" sentak Aurel menepuk kedua tangannya di depan Oliv untuk membuat gadis itu tersadar.

"Liv, besok temenin gue urus kepulangannya kak Ren yah, bokap sama nyokap gue sibuk mulu..."

"Mereka sibuk lagi?" tanya Oliv dengan tangan kanannya sibuk memotong kecil-kecil pisang goreng yang masih panas.

"Hahah bahkan disaat anaknya lagi sekarat pun mereka masih aja mentingin kerjaan."

Oliv tersenyum mengerti dengan apa yang gadis itu rasakan, lumayan lama Oliv mengenal keluarga Ren yang sangat gila kerjaan itu, dan sampai sekarang pun belum ada perubahan sama sekali. Tapi setidaknya Aurel dan Ren masih memiliki kedua orangtua yang lengkap, bukan seperti dirinya yang dari kecil saja tidak tahu dimana kedua orangtuanya.

"Lo nggak boleh egois Rel, mereka kerja juga buat lo sama Ren,"

"Gue nggak butuh uang, gue cuman butuh kasih sayang dari mereka." kesalnya sambil menendang batu-batu kecil.

"Ngapain ngemis kasih sayang? Rel, gue itu sayang sama lo dan gue udah anggap lo sebagai adek gue sendiri."

"Nggak usah ngemis kasih sayang, dan lo harus bersyukur karena masih banyak orang yang sayang sama lo selain gue dan Ren."

Aurel tersenyum dengan tulus dan memeluk Oliv dengan penuh harapan. "Makasih Liv, gue bakal terus dukung hubungan lo sama kakak gue,"

"Tapi Rel, gue rasa hubungan gue sama kakak lo udah nggak bisa di pertahankan lagi,"

"Kenapa?"

"Lo udah nggak ada rasa lagi sama kakak gue?" Oliv mengangguk membuat Aurel mengerti akan perasaan gadis itu yang sedikit-sedikit berkurang pada kakaknya karena kembalinya Alexa di hidup Ren.

"Nggak apa-apa sih, gue juga nggak maksa lo buat terus pacaran sama kakak gue yang nggak pasti, asalkan setelah hubungan lo dan kakak gue berakhir...."

"Gue harap lo nggak ngejauhin gue juga,"

"Nggak lah, mustahil bagi gue buat jauhin adek pungut gue ini." Aurel menggerutu kesal lalu melangkahkan kakinya untuk kembali berjalan.

Oliv segera membayar makanan yang mereka pesan tadi lalu segera menyusul Aurel yang sudah berjalan duluan. Kakinya refleks berhenti tepat di kedai ice cream, bukan untuk membeli ice cream namun untuk melihat dengan jelas seorang laki-laki yang sangat mirip dengan Dirga.

Transmigrasi Olivia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang