18 : Ngebet nikah

21.6K 1.9K 9
                                    


"Sejak lo manggil nama gue." kata Dirga membuat Olivia terdiam sambil mengingat pertama kali dia memanggil Dirga.

"Lo ingat?" Olivia menggeleng pelan tanda ia tidak ingat apapun."Gue nggak punya ingatan masa lalu."

"Sama." seru Dirga dengan berbohong.

"Seriusan?" tanyanya menatap Dirga kaget. Dirga mengangguk.

"Nggak apa-apa gue nggak punya ingatan masa lalu, yang penting, ingatan masa depan gue udah terisi dengan nama lo, Olivia." Olivia membuang mukanya ke sembarang arah, pipinya sedikit memerah mendengar ucapan Dirga barusan.

Setelah kejadian di toilet tadi Dirga langsung menariknya untuk keluar dari ruangan itu, dan menuju UKS. Padahal dia tidak terluka sama sekali tapi Dirga terus memaksanya.

"Ada lagi nggak yang sakit?" tanya Dirga untuk yang ke lima kalinya. Olivia mengangguk lalu menunjuk kepalanya.

Dirga lalu membaringkan Olivia di brankar, menyelimuti tubuh gadis itu sampai di dada lalu memijit kepala Olivia dengan penuh kelembutan.

"Kenapa bisa sakit? Dia mukul kepala lo?" Olivia tidak menjawab, tangan kanan gadis itu memegang tangan kiri Dirga yang tampak berurat.

"Mustahil bagi gue, ngeliat cowok main tangan ke cewek."

"Ga, mie, mie apa yang ga enak?" tanya Olivia membuat Dirga tertawa mendengarnya, Olivia suka sekali bertanya seperti itu, ingin menjawab tapi takut gadis itu marah karena menjawab, jadi dia akan terus menggeleng tidak tahu walaupun dia tahu jawabannya.

"Nggak tau,"

"Lo tahu, udah bilang aja apa?" ujar Olivia.

"Demi cinta gue sama lo, gue nggak tau,"

"Dih, gue aja belum sepenuhnya suka sama lo," ketusnya tanpa memikirkan perasaan Dirga yang kini terdiam sesaat.

"Nggak apa-apa kalau lo nggak suka sama gue Vi, gue nggak maksa lo buat suka sama gue, dan gue bakal tungguin feedback dari lo." Olivia tersenyum singkat, dia tidak mau semakin tertarik dengan dunia fiksi ini yang ujung-ujungnya dia juga akan pergi dari dunia ini.

"Makasih."

"Yang tadi, emang apa jawabannya?" tanya Dirga mencairkan suasana yang tadinya sunyi.

"Miekirin hidup gue yang gak jelas--"

"Supaya jelas mending lo hidup bareng gue, udah pasti jelas." sela Dirga tersenyum, Olivia juga ikut tersenyum lalu kembali tersadar.

"Ekhm, lo sama Nathan kenapa bisa tahu kalau gue sama Talitha ada di toilet?" tanya Olivia heran.

"Ada siswi yang kasih tahu, kalau lo lagi ngebully adek kelas yang merupakan calon ketua osis." ucap Dirga.

Pintu UKS di buka dengan keras, Bian memasuki ruang UKS dengan perasaan yang resah.

"Oliv, lo nggak apa-apa?" tanya Bian khawatir.

"Gue nggak apa-apa Bi, cuman pusing dikit aja--"

"Kalau gitu kita ke rumah sakit ya?" Olivia menggeleng keras, masa cuman sakit biasa seperti ini harus ke rumah sakit segala, yang ada dia yang malu karena terlalu lebay.

"Tapi ini demi kesehatan lo,"

"Alay lo sana keluar!!" ketus Dirga tidak suka dengan kehadiran Bian. Jika dia mau, dia juga bisa saja membawa Olivia ke rumah sakit tapi dia urungkan karena ingin berduaan dengan Olivia di UKS.

"Bi, lo balik ke kelas aja yah gue udah ada Dirga kok yang jagain." ucap Olivia dengan tidak enak, tapi jika Bian terus berada di sini yang ada Dirga akan melakukan hal di luar planet dan Olivia tidak mau Bian terluka.

"Dasar beruang lengket!" gerutu Olivia kesal.

Sebelum Bian mengangkat bicara Dirga lebih dulu mengusir Bian untuk keluar dari UKS. Setelah Bian keluar Dirga lalu mengunci ruangan UKS itu dan memasukkan kunci itu di dalam kantong celananya.

"Gimana caranya supaya lo nggak di deketin, cacing itu lagi?" tanya Dirga kesal.

"Jangan nyentuh Bian, awas aja kalau Bian kenapa-kenapa, gue nggak mau ketemu lo lagi!!" tekannya dengan serius. Dirga mengangguk paham.

"Siap cantiknya Dirga."

"Gue mau tidur,"

"Vi," cegah Dirga menggenggam tangan Olivia yang akan kembali berbaring.

"Hm?"

"Nikah yuk."

"Uang lo udah banyak?" tanya Olivia.

"Banyak, banget malah, jadi gimana lo mau?"

"Harus mau yah, besok gue ke rumah lo,"

Plak

Olivia refleks menampar pipi kiri Dirga dengan sedikit keras membuat sang empu memejamkan matanya sejenak. Olivia yang tersadar lalu memegang kedua pipi Dirga dan mengusapnya dengan pelan.

"M-maaf Dirga gue sengaja--"

"Eh nggak sengaja maksudnya." koreksi gadis itu dengan cepat.

Dirga berdehem lalu membiarkan Olivia mengusap-usap pipinya dengan lembut sembari menatap wajah Olivia yang sangat sulit untuk di skip.

Tiba-tiba Dirga memeluk Olivia dengan sangat erat. "Jangan kekencangan anjir gue sesak napas!!" Dirga lalu sedikit melonggarkan pelukannya.

"Olivia gue pengen punya anak,"

"Yaudah bikin aja sana,"

"Buatnya sama lo?"

"Gue nggak tahu,"

"Nggak apa-apa, nanti gue ajarin lo dengan benar."

"Emang mau berapa?" tanya Olivia membuat Dirga senang bukan main lalu menunjukkan kesepuluh jarinya membuat Olivia tersedak ludahnya sendiri.

"Kalau bisa lebih, soalnya sepuluh aja nggak cukup." ujarnya santai seperti anak kecil saja yang sedang memilih mainan

"Gila emang ini beruang lengket, beda dari yang lain."



✨✨✨✨✨✨

Transmigrasi Olivia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang