11 : Dirga salting

33.8K 3K 80
                                    

Disinilah Olivia dan Nathan berada, di warung tempat Dirga dan teman-temannya sering berkumpul. Warung itu terletak tidak jauh dari sekolah mereka, banyak yang menatap Olivia dengan tatapan kagum.

Olivia mendengus sebal katanya Nathan mengajaknya untuk jalan-jalan tapi kenapa malah dirinya di bawah ke warung apalagi di sini cuman dia perempuan.

Dirga menarik tangan Olivia untuk duduk di sampingnya lalu Dirga menatap Nathan dengan tatapan permusuhan, sedangkan Nathan hanya mengedihkan bahunya acuh. Nathan tahu jika Dirga menyukai Olivia sejak dulu jadi dia akan merahasiakan tentang perjodohannya dengan Olivia.

"Kenapa bisa bareng Nathan?" tanya Dirga menatap Olivia penuh dengan tatapan intimidasi.

Olivia tidak tahu akan berkata apa, tapi ketika mata gadis itu tidak sengaja bertatapan dengan Nathan yang mengisyaratkan nya untuk tidak memberi tahu Dirga membuat Olivia paham.

"Tadi nggak sengaja ketemu di jalan, gue nggak tega lihat dia jalan kaki jadi gue pungut." bukan Olivia yang menjawab melainkan Nathan.

Olivia melotot kan matanya menatap Nathan kesal. Dirga mengangguk paham lalu kembali bermain game online di ponselnya, membiarkan Olivia meminum kopinya yang sudah setengah.

"Anjir pahit, ini kopi kah?"

"Nggak Vi, itu es jeruk." jawab Delvin gemas.

"Hai cantik." sapa Ibnu yang berada di samping Dirga. Olivia membalasnya dengan senyumnya yang membuat siapa saja merasa terpanah melihat senyum manis miliknya.

"Makasih gue emang cantik dari rahim," ucap Olivia dengan pedenya sembari mengibaskan rambutnya ke belakang hingga sedikit mengenai muka Dirga.

"Pede banget lo." cibir Delvin.

"Harus dong, orang cantik kan harus pede!" mata Olivia berbinar menatap gorengan yang di bawah seroang wanita paruh baya.

"Kalau yang gak cantik gimana?"

"Tetap cantik. Nggak ada cewek yang gak cantik, karena kalau ganteng itu cowok!"

"Makan neng, mumpung masih panas enak loh."

Olivia mengangguk mantap lalu memakan pisang goreng yang masih panas itu. "Woahh udah berapa tahun yah gue nggak makan pisgor?" tanyanya pada dirinya sendiri.

"Emang udah berapa tahun?" tanya Shaka dengan polosnya.

"Emm kapan yah, mungkin kemarin malam." ujarnya.

"Penyakit tolol kok di simpan." kesal Shaka memutar bola matanya malas, dia menyesal meladeni ucapan cewek aneh di depannya ini.

"Nama lo Olivia kan?" tanya Ibnu senantiasa mempertahankan senyumnya.

"Salah! Gue Princess Arabella yang diturunkan dari langit untuk datang ke bumi buat ngeluluhin seorang cowok yang ada di samping gue." ucap Olivia menatap Dirga dengan tatapan menggodanya.

Dirga melirik Olivia sedetik lalu kembali menatap layar ponselnya, cowok itu menahan dirinya agar tidak tersenyum.

"Gaje lo, sampai kapanpun lo nggak bakal pernah bisa luluhin kulkas bernapas." kata Ibnu lalu menyeruput kopi nya yang sangat manis karena dia menambahkan dua sendok besar gula.

"Bisa dong, dalam satu hari aja gue bisa!" sombong Olivia.

Sedetik aja lo udah  bisa ngebuat gue jatuh hati sama lo Oliv. batin Dirga tersenyum kecil. Glen yang melihat Dirga salting tertawa kecil.

"Terserah lo." pungkas Ibnu malas berbicara dengan Olivia yang tidak ada epilognya, mending dia memandikan pou nya yang ia rawat seperti anak sendiri.

Olivia menatap ponsel Ibnu yang sedang memandikan pou nya, matanya berbinar melihat banyak tai yang belum Ibnu ambil. Belum sempat Olivia menindis nya Ibnu lebih dulu mematikan ponselnya, menatap Olivia was-was.

"Enak aja lo mau ngambil anak pou gue!!" Marahnya tidak terima anak pounya di ambil.

"Anjir tai gitu lo bilang anak. Mata lo bisulan?"

"Nggak ada yang boleh ngambil anak pou gue selain gue!" ucap Ibnu memeluk ponselnya dengan erat. Olivia bergidik ngeri melihatnya.

"Hompimpa yok, yang kalah pindah agama!"

"Goblok banget anjir. Lo kalau mau pindah ya sendiri aja, gausah ajak-ajak orang juga kali." ucap Ibnu menatap Olivia yang tengah menatapnya dengan tatapan polosnya.

"Kenapa lo lihatin gue kek gitu?!"

"Gue tahu kok gue emang ganteng, siapa sih yang gak mau sama gue,"

"Cihh gantengan Dirga dibanding lo!!" Dirga mengusap pipinya yang tampak sedikit memerah mendengar ucapan Olivia yang mengatakan dirinya ganteng.

Glen menghela napasnya kesal mendengar perkelahian adu mulut Olivia dan Ibnu, memasang headset di kedua telinganya menatap sekilas Dirga yang tampak sedikit salting lalu beralih menatap Nathan yang sepertinya sedang cemburu.

Glen terkekeh pelan melihat kedua sahabatnya yang menyukai perempuan yang sama. Jujur saja Glen juga menyukai Olivia sejak pertama kali melihat gadis itu di kelas 10 tapi dia sadar, Olivia dan dirinya sangat berbanding terbalik, mereka berdua layaknya kucing dan ikan yang tidak akan pernah bisa bersatu apalagi kasta mereka yang sangat jauh berbeda.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sini gue mau spil in anak Ibnu gesss imut banget mana warna warni lagi akhzkkkss😭

Sini gue mau spil in anak Ibnu gesss imut banget mana warna warni lagi akhzkkkss😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Niehh gess imut banget awws😋

BTW JANGAN LUPA BUAT FOLLOW AKUN AUTHOR SAMA VOTMEN YAAH💗

Transmigrasi Olivia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang