22 : Older brother

17.4K 1.8K 20
                                    

JANGAN LUPA BUAT FOLLOW, VOTE DAN KOMEN SEBELUM MEMBACA





HAPPY READING✨


Olivia menatap Dirga dan Nathan sinis, dari kejauhan yang sedang bertengkar untuk membantu Talitha membuang sampah di belakang sekolah. Tadi mereka terlambat dan berakhir di hukum, ternyata ada Dirga, Nathan dan Delvin juga yang dihukum selain mereka, dan jangan lupakan langganan guru BK, Nada dan Zora juga ikut dihukum.

"Vi, udahan lah capek!" keluh Zora membuang sapunya ke sembarang arah lalu duduk di rerumputan.

Nada juga ikut duduk di samping Zora lalu mengipasi mukanya yang sudah memerah.  Olivia berdehem pelan dengan matanya yang tidak pernah lepas dari gerakan ketiganya.

"Ngapain sih ngelihatin mereka? Tuh cepu emang gitu, semua aja cowok dia deketin." tukas Nada juga ikut melihat Talitha.

"Kemarin aja gue lihat dia lagi bareng Bian, sok lugu anjir sengaja pasti dia." mendengar nama Bian yang dikatakan Zora membuat Olivia memandangnya dengan tatapan tajamnya.

"Serius? Lo lihat mereka akrab nggak?!" tanya Olivia menghampiri Zora.

Zora memicingkan matanya curiga. "Lo cemburu?"

"Nggak!!"

Tiba-tiba Zora dan Nada tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, sedangkan Olivia memberengut kesal. Sampai kedatangan Talitha, Dirga dan Nathan pun mereka langsung terdiam.

"Seriusan Vi? Ih jangan deh lo suka yang lain aja," ucap Nada di angguki Zora.

"Bian itu sasimo, nggak usah deketin,"

"Terserah gue, gue udah terlanjur nyaman sama dia, oh iya btw kalian tau nggak kelas Glen dimana?" tanya Olivia teringat sesuatu.

Zora memandang Nada yang kini tengah terdiam, kenapa juga Olivia bisa menyebut nama Glen di depan Nada.

"Kenapa?" tanya Dirga dari belakang mereka.

Olivia memandang Dirga sinis lalu kembali menatap Zora meminta jawaban. "Gue nggak nanya sama lo!"

"Dia sekelas sama Dirga." jawab Zora membuat Olivia berdecak kesal.

Olivia menyipitkan matanya, melihat ke arah lapangan basket, postur tubuh itu sangat mirip dengan Glen.

Emang Glen anjay.  gadis itu lalu berlari menghampiri Glen sembari meneriaki namanya.

Ekspresi wajah Dirga, Nathan dan Nada sudah tidak bisa di jelaskan, mereka memandang Olivia dengan pandangan yang berbeda-beda, terlebih Talitha.

"Glen gue--"

"Taman." sela Glen langsung menarik tangan Olivia menuju taman depan sekolah.

Sampainya mereka di taman, Glen meniup bangku yang sedikit kotor setelah itu mempersilahkan Olivia untuk duduk di bangku itu.

"Tentang siapa?" tanya Glen langsung seakan tahu apa maksud gadis itu menemuinya. Olivia memandang Glen dengan tatapan yang sulit, sudah beberapa hari ini dia mencari keberadaan orangtua kandungnya, tapi tidak ada yang membuahkan hasil.

"Bisa langsung intinya aja nggak sih, gue capek Glen, gue udah nggak sanggup hadapi masalah gue sendiri!" keluhnya menghela napasnya berat.

"Lo percaya gue kan?" tanya Glen langsung di angguki Olivia dengan cepat.

"Lo percaya kalau orangtua kandung lo masih hidup?" Olivia kembali mengangguk membuat Glen tersenyum tipis.

"Lo percaya kalau gue itu, kakak kandung lo?" Olivia mengangguk lalu selang beberapa detik gadis itu melotot kan matanya kaget.

"A-apa Glen, kayaknya gue salah denger deh?!"

"Apa-apa coba ulang!" desak Olivia memegang kedua bahu Glen, jantungnya berpacu dengan cepat mendengar ucapan Glen barusan.

"Gue kakak kandung lo, tapi kita di pisahin sejak kecil karena suatu alasan." kata Glen yang kini memandang Olivia dengan tatapan datarnya.

"Lo mau tahu, alasannya apa?"

Olivia menghiraukan ucapan Glen, gadis itu menggeleng pelan. "Bangsat! kalau lo kakak kandung gue, kenapa nggak dari dulu lo kasih tau gue sih!!"

Glen tertawa pelan melihat muka kesal Olivia. "Biar otak lo ada pengetahuannya sedikit, sekali-kali mikirin hidup Vi, jangan main doang yang lo tahu."

Gadis itu berdecak kesal memandang Glen sesaat lalu membuang mukanya ke sembarang arah. Rencananya untuk mendekati Glen tidak jadi, mengetahui Glen adalah kakak kandungnya. Padahal Glen sangat cocok untuk ia jadikan kekasih, apalagi sifatnya yang lembut terhadap perempuan.

"Lo, nggak lagi bohong kan?!"

"Ayo kita ke rumah sakit, jengukin Bunda--"

"NGGAK!!"

"JUJUR DULU GLEN LO JANGAN SEPELE IN MASALAH KEK GINI!!" bentak Olivia tiba-tiba dan menghempaskan tangan Glen yang memegang tangannya.

"Gue udah jujur Olivia, Lo itu adek kandung gue!"

"Gue sama lo di pisahin sejak kecil karena tradisi keluarga kita yang nggak masuk akal!!"

"Keluarga ayah nggak nerima anak perempuan karena itu bisa membuat keluarga kita terkena mala petaka!! Ayah nitipin lo sama sahabatnya, Agra,"

"Dan Lo tau Vi, gue sama Bunda itu kecewa sama ayah yang lebih milih ikutin tradisi sialan itu di banding milih kita!" Glen kembali terduduk, mengusap wajahnya kasar.

"Bunda depresi Vi, gue makin benci sama ayah yang malah nikah lagi."


Transmigrasi Olivia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang