34 : Who is that girl

11.9K 1.1K 16
                                    


Olivia memandang Bian dengan tatapan sedihnya sesekali dia mengganggu aktivitas Bian yang sedang mengemasi barang-barangnya yang berada di ruangan OSIS. Besok Bian akan pindah sekolah dan hari ini, hari terakhir cowok itu berada di sekolah ini.

Setelah jam pelajaran pertama, pikiran Olivia sudah tidak tenang mendengar ucapan para murid-murid tentang Bian yang akan pindah sekolah karena suatu alasan yang mereka semua tidak ketahui.

"Bi, jangan pindah lah lo tega gitu ninggalin gue sendirian di sini?"

"Kan lo punya Dirga, Glen--"

"Tapi mereka beda!" decak Olivia kesal sembari merobek-robek buku Bian yang tidak terpakai lagi.

Bian menghela napasnya lelah sedari tadi berbicara dengan Olivia tidak ada titiknya, dan itu membuat mulutnya seakan berbusa karena terlalu banyak mengeluarkan kata-kata untuk membuat Olivia mengerti.

"Vi, maafin gue yah tapi gue harus pulang sekarang, Papa gue udah nungguin di rumah,"

"Kok buru-buru banget sih! Kan bisa besok perginya atau nggak tahun depan aja." ucap Olivia mencegah Bian untuk tidak keluar dari ruangan OSIS.

"Gue bakal sering kabarin lo kok, gue janji." Olivia menggeleng keras pertanda tidak setuju.

"Gue nggak suka janji, gue takut lo ingkar janji lo!"

"Gue serius Oliv, udah gue pergi dulu." Bian memeluk Olivia hanya sedetik lalu melepasnya dengan buru-buru, dia keluar dari ruangan osis dengan berlari.

Setelah kepergian Bian yang sudah tidak terlihat lagi dari penglihatannya gadis itu berdehem pelan, merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan lalu berjalan dengan santai menuju kantin untuk mengisi perutnya yang kosong sejak pagi tadi.

"Okelah, beban gue berkurang lagi," ucapnya dengan santai.

Murid-murid yang melihatnya bingung karena Olivia bersikap biasa-biasa saja ketika Bian sudah pergi, padahal beberapa menit yang lalu gadis itu terus merengek pada Bian untuk tidak pergi, tapi lihatlah sekarang gadis itu dengan santainya duduk di bangku kosong sambil menunggu pesanannya datang.

"Cewek aneh, tapi lebih anehnya lagi kenapa gue bisa pacaran sama cewek aneh itu." gumam Gerlad menatap Olivia dari jauh dengan sesekali terkekeh, melihat Olivia menatap sengit murid-murid yang melihatnya.

Selang berapa menit, senyum di bibir cowok itu kian menghilang melihat kedatangan Dirga yang langsung duduk di samping Olivia. Gerald pun menghampiri keduanya dan ikut duduk di samping kiri Olivia.

"Bian udah pergi?" tanya Dirga dengan cepat ketika melihat Gerlad yang akan berbicara namun dirinya lebih dulu berbicara.

Olivia tidak membalas ucapannya dan tidak jauh mengangguk, matanya hanya terfokus di makanannya.

"Saingan gue tinggal dua ternyata." ucap Dirga terkekeh pelan melirik sekilas Gerlad.

"Oliv," panggil Gerlad membuat Olivia berdehem.

"Glen masuk rumah sakit, kemarin malam." sontak perkataan Gerlad barusan membuat Olivia kaget hingga terbatuk-batuk dengan cepat Dirga mengambilkan gadis itu air.

"JANGAN BOHONG LO ANJING!! SERIUSAN GAK?!" sentak Olivia berdiri dari tempat duduknya, gadis itu tidak peduli lagi dengan semua tatapan mata yang memandangnya bingung sekaligus kesal karena tiba-tiba menggebrak meja kantin.

"Gue serius, gue mau kasih tau lo dari kemarin malam tapi gue takut lo pikirin Glen terus sampai gak bisa tidur--"

"Gerald ini nggak lucu, kenapa lo bisa berpikiran gitu sih hah!! Glen kakak gue bangsat!!" marah Olivia tidak terkendali lalu keluar dari kantin dengan berlari.

"Sialan lo kenapa nggak bilang dari kemarin!!?" Dirga juga ikutan kesal, bukan karena dia peduli dengan Glen, tapi dia hanya khawatir dengan Olivia, takut gadis itu menangisi Glen yang tidak penting.

"Emang lo sendiri mau Oliv nangisin Glen? Nggak kan? Udahlah lo tenang aja, hidup Glen sekarang nggak bakal lama lagi."

"Ck kejar Olivia anjing ntar dia kenapa-napa!"

Dirga dan Gerald lantas mengejar Olivia yang berlarian di koridor dengan tergesa-gesa, gadis itu sesekali tidak sengaja bertabrakan dengan murid yang juga sedang berjalan di koridor.

"Oliv lo dengerin gue dulu--"

"Gue mau dengerin lo bicara apa hah!?" kesalnya sambil menepis kasar tangan Gerald yang memegang tangannya.

"Gerald, gue nggak suka sama sifat lo yang sekarang!"

"Hey, Glen udah nggak apa-apa Vi, lo nggak usah terlalu panik kek gini." Dirga mengusap air mata Olivia menggunakan seragam sekolahnya.

"Penyakit dia kambuh kemarin malam karena terlalu kecapean," kata Gerald yang mana masih belum membuat Olivia puas dengan ucapannya.

"Kenapa lo bisa tau kalau Glen punya penyakit?!" tanyanya heran.

Gerlad menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia bingung harus menjawab apa. "Jawab Gerald!!" tekan Olivia maju selangkah di depan Gerald.

"Gue nggak sengaja ketemu sama dia di cafe dan ternyata dia pegawai di cafe itu--"

"Ayo Ga, kita ke rumah sakit sekarang!" ucap Olivia menyela ucapan Gerlad, dia menarik tangan Dirga untuk pergi ke parkiran sekolah meninggalkan Gerald yang kini tengah berdecak kesal.

"Sialan, apa perlu gue bunuh Dirga sekalian?  Ck gue nggak suka punya gue di sentuh banyak orang!"

"Mau gue bantu?" tanya seorang gadis berdiri di samping Gerlad sembari menatap Olivia dengan tatapan bencinya.

Gerlad menatap gadis itu kaget sekaligus bingung. "Lo--"

"Mau nggak? Tapi lo juga harus bantuin gue,"

"Gue bisa--"

"Susah buat lo singkirin Dirga sendirian,"

"Lo tega nyelakain teman lo sendiri?!" tanya Gerlad tidak habis pikir.

"Olivia bukan teman gue!! Dia bukan Olivia!"

Gerlad berdecak kesal, menarik tangan gadis itu untuk pergi ke tempat yang sepi. "Jangan keras-keras ngomongnya anjing ntar ada yang dengar!"

"Emang kan, dia bukan Olivia tapi Oliv!"

"Mau lo apa?" geram Gerald, gadis itu meringis ngilu ketika Gerald mendorongnya dengan keras di dinding.

"Gue mau teman gue Olivia balik lagi. Gue nggak bisa balas dendam kalau ditubuh dia bukan Olivia yang asli."





~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sorry yaa gesss lama update nya soalnya semangat aku buat update tuhh makin menurun,,,

Gak tau kenapa mngkin karena dua Minggu yang lalu itu aku gak sengaja baca komenan readers di atas yang komen aneh-aneh di cerita aku, so aku udah hapus komentarnya dia, soalnya sakitt banget kalau di ingatt teruss....

Btw aku buat cerita ini cuman buat kesenangan ajaa yaah jadi buat yang nggak suka sama cerita ini ya gausah di lanjutin:)

And see you next part buat kalian yang tetap sabar nungguin aku update💗💗

Transmigrasi Olivia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang