29 : Which are actually

15.5K 1.6K 22
                                    

Udara sejuk di pagi hari memasuki kamar seorang gadis, yang kini masih setia memejamkan matanya dengan damai tanpa mau membuka matanya. Padahal ini sudah jam tujuh lewat yang artinya gadis itu sudah sangat terlambat untuk berangkat ke sekolah.

Sampai dering ponselnya yang terus berbunyi membuat gadis itu dengan perlahan membuka matanya. Melihat siapa yang meneleponnya sepagi ini.

"Apa sih!!"

"Sekolah nggak lo? Kalau nggak gue izinin lo nih ketua kelas lagi ngabsen." ujar Dylan teman sekelas Olivia, dan hanya cowok itu yang mau berinteraksi dengannya di kelas, yang lainnya tidak karena takut di bully oleh gadis itu.

"Ngabsen sepagi ini? Hello Dylan kw, lo itu lagi masuk kelas bareng setan!"

"Matamu pagi!"

"Cepetan jawab datang ke sekolah atau nggak?!"

"Gue santet juga lo lama-lama."

"Lagi otw, mandi dulu gue by!" Olivia mematikan sambungan telepon sepihak, lalu turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.

Setelah berpakaian dengan rapi Olivia lalu keluar dari kamarnya hanya membawa ponselnya. Gadis itu tidak membawa tasnya, lagi pula dia sangat malas belajar.

Mengambil mobilnya yang berada di garasi, memasuki mobil sport itu lalu mengendarainya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Tidak cukup setengah jam gadis itu kini sudah sampai di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup.

"Manjat?"

"Jangan deh, Ren nggak pernah ngajarin gue kayak gitu." gumamnya pelan, memang Olivia sejak kenal dengan Ren semasa SMP hingga sekarang, dia sangat menurut pada cowok itu dan hanya Ren yang bisa bertahan dengan sifatnya yang childish.

"Astaga Olivia lo terlambat lagi!" gadis itu membalik badannya menatap Bian yang sedang membuka gerbang sekolah.

Menghampiri Olivia yang saat ini sudah memulai aktingnya. "Bi, gue pusing banget."

"Kenapa? Lo sakit?" tanya Bian khawatir memegang pundak Olivia takut-takut gadis itu jatuh.

"Gue pusing, kenapa lo makin ganteng sih?" Bian refleks memegang pipinya yang terasa panas.

"Pipi gue mendadak panas." Olivia tertawa garing melihat ekspresi wajah Bian yang sedang salting.

"Jangan hukum gue dulu ya please, hukumnya besok aja,"

"Hari ini gue lagi nggak enak badan."

Tanpa berpikir panjang Bian mengangguk mengiyakan dan mengantar Olivia ke ruang UKS untuk beristirahat. Namun saat akan memasuki ruang UKS Dirga mendorong Bian agar menjauh dari Olivia, membawa gadis itu di rooftop.

Olivia menghempaskan tangan Dirga kasar yang seenaknya memegang tangannya.

"Lo lupa sama janji lo?!" tanya Dirga menatap Olivia tajam.

"Janji apa? Gue nggak pernah janji sama lo--"

"SEKALI AJA BISA NGGAK LO NGERTIIN PERASAAN GUE!!"

"Apa sih maksud lo Ga? Sakit punggung gue bangsat!!" geram Olivia karena Dirga mendorongnya hingga bersandar di pembatas rooftop dan lagi, baru kali ini Olivia melihat Dirga semarah ini.

"Lo beneran lupa atau pura-pura lupa sih?!"

"Gue beneran nggak tau apa yang lo maksud!!" kesalnya tidak tahu apapun. Lagipula dia tidak mengingat apapun jadi jangan salahkan dia, mungkin ini pengaruh ia melupakan masalalu Olivia karena kecelakaan waktu itu.

"Oliv lo udah janji sama gue buat nggak deketin Bian lagi--"

"Sejak kapan gue bilang gitu?" selanya bingung menatap Dirga yang sedang menahan amarahnya.

"Bian mantan lo! cowok brengsek setelah gue!!"

"Kita udah pacaran dua tahun Olivia, dan gue rasa cuman gue yang effort lebih sama lo!! Sedangkan lo, lo sama sekali nggak pernah ngasih gue effort!"

"Gue pengen hubungan kita itu publish tapi kenapa lo nggak pernah mau!! Dan selalu utamain Talitha!!" Olivia menutup mulutnya tidak percaya, jantungnya berdegup kencang karena baru mengetahui fakta yang seminggu ini ia pikirkan.

"Lo juga yang nyuruh gue buat dekat sama Talitha, maksud lo apa sih? Lo itu seakan anggap gue cuman mainan!!"

"Ga, sorry gue bukan--"

"Nggak bermaksud kayak gitu? Udahlah Vi, lo udah ngomong gitu ribuan kali dan gue masih bisa maklumi lo!!"

"Tapi gue bukan--"

"Gue capek Vi, gue capek berjuang sendiri!!" lagi-lagi ucapan Olivia terpotong, Olivia rasanya ingin memotong lidah Dirga agar cowok itu bisa diam.

Ternyata dugaan Olivia seminggu yang lalu itu benar bahwa Olivia yang asli dan Dirga memiliki hubungan. Terlebih dari tatapan Dirga yang selalu teduh jika menatap Olivia.

Jika selama ini Dirga dan Olivia berpacaran namun kenapa hubungan mereka tidak di publish saja? Dan kenapa Olivia meminta Dirga untuk dekat dengan Talitha? Bukannya Oliv memasuki dunia novel ini tepat sebelum Talitha masuk SMA yang berarti alur ceritanya juga belum di mulai, Dirga dan Talitha juga belum saling kenal.

"Gue nggak pernah nyuruh lo buat deketin Talitha." ucap Olivia sengaja, agar Dirga mau menceritakan kenapa Olivia yang asli meminta Dirga untuk dekat dengan Talitha.

"Lo nyuruh gue dekat sama adek lo sebelum dia masuk SMA, lo minta gue jagain dia supaya nggak ada yang berani nyentuh dia,"

"Gue nurut, karena gue benar-benar cinta sama lo Vi, gue nggak mau lo marah sama gue!" Dirga tiba-tiba memeluknya erat dan dapat Olivia dengar suara tangisan Dirga.

Olivia mengusap-usap pelan punggung Dirga, dia jadi kasihan dengan Dirga. "Sorry Ga,"

"Publish ya." ajaknya tanpa melepas pelukannya dengan Olivia.

Gadis itu bingung, apa ini sudah saatnya dia memberi tahu Dirga bahwa dia bukan Olivia yang asli, dengan begitu Dirga akan melupakan Olivia dan mulai mencintai Talitha. Mungkin saja jika Dirga dan Talitha saling mencintai, ceritanya akan tamat lalu Olivia dan Ren bisa kembali ke dunia asli mereka.

Omong-omong tentang Ren, selama pertemuan mereka dua hari yang lalu di Indomaret. Olivia dan Ren tidak pernah bertemu lagi.

"Dirga, lupain gue ya?"Dirga melepaskan pelukannya menatap Olivia dengan tatapan tidak terbaca.

Cowok itu mengusap wajahnya kasar. "Ucapan lo nggak semudah itu buat lupain lo Olivia!"

"Tapi gue rasa hubungan kita ini udah nggak guna lagi Ga! Lo berhak bahagia--"

"TAPI SIALNYA BAHAGIA GUE ADA SAMA LO!!"

"Gue nggak cinta ataupun sayang sama lo karena gue bukan--"

"ANJING!!" teriak Dirga dengan keras untuk sedikit mengurangkan emosinya yang sudah memuncak apalagi mendengar ucapan Olivia barusan.

Dirga kembali mendekati Olivia mengunci pergerakan gadis itu dan bahkan deru napas Dirga bisa Olivia rasakan.

"Lo tau gue Vi, lo tau semua rahasia gue dan cuman lo yang bisa ngebuat cowok brengsek kek gue ini jinak sama lo!!"

"Dan lo harus tau, gue Dirga Kalingga Dewantara nggak bakal pernah lepasin apa yang gue udah punya,"

"Termasuk lo!!" tekannya dengan sengaja memajukan mukanya agar lebih dekat dengan wajah Olivia.

Olivia menahan napasnya. "T-tapi gue bukan Olivia--"

"LO OLIVIA DAN LO PACAR GUE!!"

"Ouh perkataan mu salah tuan Dirga." Ren menghampiri keduanya menatap Olivia sekilas lalu menatap Dirga dengan tersenyum miring.

"Dia Oliv, tunangan gue!"

___________________

Jangan lupa buat follow juga yaaa....

see u🫶

Transmigrasi Olivia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang