Bab 20: Kejatuhan

607 74 14
                                    

Sebenarnya, Amakusa tidak memiliki alasan yang jelas ketika dia memerintah Kirito untuk mencari guild [Kuroneko]. Karena bagaimanapun, dia pikir mereka mungkin sudah mati karena kecerobohan mereka sendiri.

Namun siapa sangka mereka bisa bertahan bahkan sampai saat ini.

Amakusa memerintah Kirito untuk mencari mereka karena dia dulu berpikir untuk menyelamatkan mereka. Meskipun dia bukan orang suci, dia setidaknya ingin menyelamatkan karakter dari anime yang dia sukai.

Tapi saat memerintahkan Kirito waktu itu, Amakusa hanya berpikir dengan ringan. Jadi tidak bisa dikatakan dia benar-benar ingin menyelamatkan mereka.

"Selain itu ... Kenapa Astolfo-san bisa mengetahui kami? Aku tidak ingat kami pernah berhubungan dengan guild Anda." (Sachi)

"...." (Amakusa)

Amakusa menyilangkan lengannya. Baiklah, alasan apa yang harus dia buat kali ini? Mengatakan kalau dia mengetahui mereka dari anime adalah di luar pilihan.

Setelah berpikir selama beberapa detik, Amakusa akhirnya menemukan sebuah alasan.

"Itu ... Itu sebenarnya karena kalian telah menyelamatkan salah satu anggota guild-ku dari monster saat sebelum dia masuk ke sini. Kalian mungkin tidak ingat karena dia mengatakan dia kabur setelah kalian menghadapi monster tersebut. Setelah mendengar ceritanya, aku menjadi tertarik dengan kalian dan beginilah jadinya." (Amakusa)

Amakusa berkata. Dia mengucapkan sebuah cerita omong kosong dari mulutnya tanpa berkedip sama sekali.

Di sisi lain, Asuna dan Kirito yang mendengar cerita Amakusa tidak merasa curiga. Walaupun ini pertama kalinya mereka mendengar ini, anggota guild mereka adalah tak terhitung. Jika memang ada salah satu dari anggota mereka yang telah diselamatkan oleh kelompok [Kuroneko], itu tak akan aneh.

Sachi dan kelompoknya juga tampak menerima cerita yang dikatakan Amakusa.

"Apa ... begitu? Kalau begitu bisakah aku meminta kami bertemu dengannya? Aku ingin berterima kasih padanya karena telah memberitahu tentang kami kepada guild Anda ..." (Sachi)

"Hey!" (Keita)

Keita ingin memukul kepala Sachi karena gadis itu mengatakan hal yang tidak-tidak lagi. Namun, itu dihentikan oleh angkatan tangan Amakusa yang duduk di depan.

"Tidak apa. Tapi ... kupikir aku tidak akan bisa memenuhi permintaanmu itu." (Amakusa)

"Kenapa?" (Sachi)

"Karena dia sudah mati." (Amakusa)

"Eh?" (Sachi)

Sachi terdiam, dan seluruh orang yang ada di ruangan ini terdiam. Mereka kemudian diingatkan lagi kalau dunia ini adalah dunia yang bisa memakan nyawa orang kapan saja dengan mudah.

Meskipun Amakusa adalah player hebat yang memiliki sejarah dalam membuat rencana tanpa mengorbankan salah satu player pun di misi penaklukannya, jika player itu tidak mengikuti rencana yang dia buat maka tidak ada yang bisa dilakukan.

Nyawa mereka sangat mudah untuk direbut dan robek seperti kertas tipis di dunia ini.

..... Sebenarnya ada alasan kenapa Amakusa malah harus mengerjakan dokumen di sini.

Padahal, tiap lantai yang memiliki markas dari guild-nya seharusnya diatur oleh pemimpin yang telah dipilih. Dokumen ini juga seharusnya digarap oleh pemimpin lantai ini dan bukan Amakusa.

Jadi hanya ada satu jawaban—itu karena pemimpin lantai ini telah mati juga. Dia terlalu sombong karena mencoba memasuki dungeon yang ada di atasnya sendirian tanpa memeriksa dulu yang akhirnya menyebabkan dia mati.

SAO: Astolfo ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang