Bab 5: Tekad Masa Depan

818 105 19
                                    

Amakusa duduk di tong di dalam sebuah gang terpencil, dengan pandangan putus asa yang terlihat di matanya.

Bagaimanapun, dia depresi.

Alasan kenapa dia bisa tetap agak cheerful walaupun menjadi seorang trap saat pertama kali datang ke dunia ini itu karena Amakusa tahu bahwa Kayaba Akihiko nanti akan memberikan sebuah cermin yang bisa mengubah penampilannya itu.

Sayang, harapan kecil itu hancur dan penampilannya tetap menjadi trap.

Tapi Amakusa memang sudah mengharapkan ini. Lagipula, dia mati tertabrak truk tadi. Dia juga tidak tahu apakah dia memiliki tubuh asli di dunia ini. Wajar penampilannya tidak akan berubah.

"Apakah aku benar-benar bertransmigrasi menjadi seorang AI berpenampilan Astolfo di sini?" (Amakusa)

Amakusa menghela nafas lelah dan mengangkat kepalanya, melihat Kirito dan Klein, yang tampaknya baru saja selesai berbicara.

Kirito mengepalkan tangannya dengan erat, dan ekspresinya tampak seperti ingin menangis.

"Maaf Klein, tampaknya aku tidak bisa mengikuti mu." (Kirito)

"Haha! Tak usah pikirkan itu! Aku juga tidak bisa merepotkan dirimu terus sih. Aku berjanji, aku akan memanfaatkan pengetahuan yang kau ajarkan kau tadi dengan sebaik-sebaiknya!" (Klein)

Klein, berkata dengan nada ceria dan penuh senyum, meskipun itu adalah senyum yang dipaksakan. Emosinya tidak jauh berbeda dari Kirito saat ini, ingin menangis.

Amakusa ingat ini di anime.

Karena Klein memiliki grup teman-teman yang ikut terjebak di dunia game ini dan dia tidak bisa meninggalkan mereka sendirian, dia mencoba mengajak Kirito untuk bergabung dengannya bersama dengan grup yang dia miliki.

Namun, karena Kirito tidak bisa menggendong banyak orang sekaligus, dia tidak punya pilihan lain untuk menolak tawaran Klein dan keduanya memutuskan untuk berpisah.

Klein lalu menoleh ke Amakusa.

"Astolfo-chan, bagaimana dengan kau? Karena kita berdua memutuskan untuk berpisah, kau akan mengikuti siapa?" (Klein)

"Eh, apa aku boleh ikut dengan salah satu dari kalian?" (Amakusa)

Amakusa mengangkat alisnya, agak terkejut dengan yang dikatakan Klein.

Kirito menatapnya dan mengangguk.

"Ya. Tapi aku sarankan ... Astolfo-san lebih baik mengikuti Klein saja. Astolfo-san adalah seorang beta tester juga, kan? Jika kau menggunakan pengetahuan mu sebagai beta tester untuk membantu Klein dan grupnya, kalian pasti akan bisa meningkatkan diri dengan cepat. Selain itu, aku yakin keamanan mu akan lebih terjamin jika ikut mereka." (Kirito)

"Kirito, kau ... Tidak, Astolfo-chan. Aku sarankan kau mengikuti si Kirito ini saja. Karena dia adalah beta tester yang terampil, aku yakin dia pasti tahu banyak tempat untuk meningkatkan level dengan cepat. Jika kau mengikutinya, dia bisa menggendong mu dan kau akan mendapat kehidupan yang nyaman!" (Klein)

Amakusa terdiam.

Keduanya mungkin tampak seperti ogah menerima dirinya dan melempar hak untuk membawa dia satu sama lain. Namun Amakusa, yang telah menonton anime, tahu yang sebenarnya dua orang ini pikirkan.

Kirito ingin Amakusa mengikuti Klein karena dia merasa tidak enak meninggalkan Klein karena tidak bisa menggendong grupnya. Jadi, dia berharap Amakusa bisa membantu Klein serta grupnya dengan pengetahuan yang dia miliki sebagai beta tester dan mendapatkan Amakusa teman aman dengan bersama grup Klein yang pasti dipenuhi orang baik.

Sementara itu, Klein yang tahu alasan kenapa Kirito melemparkan Amakusa padanya, merasa tidak enak dengan itu karena merasa yang seharusnya disalahkan bukanlah Kirito yang tidak bisa menggendong grupnya, melainkan dirinya sendiri. Dia tidak ingin Kirito bermain solo sendirian sementara dirinya memiliki grupnya sendiri untuk membantunya.

Melihat dua orang yang akan menjadi sahabat karib di masa depan di depan matanya, Amakusa tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.

"Kalian benar-benar orang baik, bukan?" (Amakusa)

"Huh?" (Kirito)

"Huh?" (Klein)

Amakusa kemudian perlahan berdiri dari tong dan menepuk pantatnya yang kotor.

"Karena tampaknya aku tidak memiliki tempat di sini, lebih baik aku akan bermain solo." (Amakusa)

Amakusa menatap Klein dan Kirito.

"Selain itu, aku juga tidak bisa merepotkan kalian terus, bukan? Aku bahkan belum bisa membayar hutangku saat kalian menyelamatkanku dari monster tadi. Jadi, biarkan aku memperkuat diri dan mari kita bertemu lagi saat aku bisa membalas hutang ini, oke?" (Amakusa)

Amakusa mengedipkan matanya, lalu melambaikan tangan.

"Sampai jumpa." (Amakusa)

Setelah mengatakan itu, Amakusa membalikkan punggungnya dan berjalan keluar gang, sebelum berlari menerobos kerumunan player menuju keluar kota.

"A-Astolfo-san!" (Kirito)

Kirito mengangkat tangannya untuk menggapai Amakusa namun dia sudah berlari terlalu cepat, melebur dalam kerumunan player.

Amakusa terus berlari, berlari, dan berlari sampai dia mencapai ladang rumput tempat dia pertama kali bertemu Klein dan Kirito tadi.

Dia terengah-engah.

"Hah. Aku benar-benar tidak bisa menghadapi situasi seperti tadi. Rasanya aku menjadi orang ketiga yang seharusnya tidak ada." (Amakusa)

Bergumam, Amakusa menjatuhkan dirinya ke rerumputan dan menghela nafas, memandangi langit sore yang sudah mulai malam.

"Setelah ini, apa yang harus kulakukan? Aku memang telah menonton anime tetapi aku masih tidak tahu cara untuk menguatkan diri di sini karena anime tidak banyak menunjukkan bagaimana sistem Sword Art Online bekerja." (Amakusa)

Amakusa merasa sedikit menyesal karena memutuskan untuk bermain solo daripada memilih untuk bersama Klein atau Kirito. Jika dia bersama keduanya, dia mungkin bisa memperkuat diri di bawah ajaran.

"Yah, nasi sudah menjadi bubur. Aku juga merasa tidak enak jika menjadi parasit untuk mereka berdua. Apalagi Kirito, dia harusnya baik-baik saja bermain solo seperti di anime. Membawa diriku hanyalah menjadi beban baginya." (Amakusa)

Amakusa kemudian melihat matahari sudah semakin terbenam, dan dia mulai melihat sosok bulan yang akan muncul.

"Mungkin aku harus kembali ke kota sekarang. Meskipun ini mungkin hanya lantai satu, aku tidak tahu monster mengerikan apa yang akan menghampiriku di malam hari." (Amakusa)

Mengatakan itu, Amakusa perhalan kembali berdiri dan membersihkan dirinya dari kotoran tanah. Namun, ketika dia ingin berjalan kembali ke kota, dia terhenti ketika dia melihat sesosok monster babi, menghadang dia.

Amakusa mengangkat alisnya.

"Apa? Apa kau ingin melawanku? Asal kau tau saja, aku tak akan berlari terbirit-birit seperti ketika aku dikejar temanmu tadi." (Amakusa)

Babi itu mendengus, tidak menjawab Amakusa dan menyiapkan kepalanya untuk menyeruduk.

Melihat itu, Amakusa tanpa sadar menaikkan sudut mulutnya. Dia lalu mengambil pedang yang ada di pinggangnya dan membuat sebuah kuda-kuda.

"Aku tidak tahu siapa yang mengirimkan ku ke sini dan menjadikanku sebagai trap tapi siapapun itu aku ingin mengucapkan terima kasih. Bagaimanapun-" (Amakusa)

Amakusa mengangkat pedangnya.

Babi itu mendengus.

Kemudian-

"Aku akan menikmati dunia megah yang palsu ini!" (Amakusa)

Babi itu menyeruduk.

Amakusa mengayunkan pedangnya dengan kencang.

Sebuah pemberitahuan tentang kenaikkan exp kemudian muncul melalui panel status milik Amakusa.

SAO: Astolfo ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang