Bab 35: Identitas

463 66 11
                                    

Para anggota [Titan's Hand] juga menghentikan gerakan mereka ketika melihat bagaimana tubuh kecil Amakusa yang dengan mudahnya mengalahkan dan mengikat salah satu rekan mereka.

"Tsk." (Rosalia)

Rosalia mendecakkan lidahnya ketika melihat reaksi anggotanya yang tampak ketakutan. Jadi, dia langsung mengangkat tangannya lagi dan memerintah.

"Apa yang kalian lihat!? Cepat maju dan serang dia! Meskipun dia bisa mengalahkan satu anggota kita, itu tidak mengubah fakta bahwa dia hanya sendirian dan kita ada banyak! Jika kalian mengepungnya, kita pasti akan menang!" (Rosalia)

Anggota [Titan's Hand] awalnya saling memandang dengan ragu setelah perintah Rosalia. Namun, setelah pembicaraan melalui tatapan mata mereka, mereka akhirnya mengangguk dan—mereka semua menyerang Amakusa secara bersamaan.

—Yang akibatnya, setelah beberapa menit, mereka semua kemudian dengan mudah dikalahkan oleh Amakusa ketika mantan pekerja kantoran itu membanting mereka satu persatu dan mengikatnya.

"Hebat—!" (Silica)

Silica tidak bisa menahan tepuk tangannya ketika melihat Amakusa dengan mudah mengalahkan para [Player Killer].

"...." (Rosalia)

Rosalia berkedut. Melihat itu, dia tidak bisa untuk tidak berpikir bahwa apa orang didepannya ini adalah monster?

Meskipun Amakusa memang hebat karena bisa pergi ke Bukit Kenangan dengan kekuatan dia sendiri, jika dia dikepung oleh banyak orang, dia setidaknya bisa dikalahkan bukan?

Namun, apa yang terjadi sekarang?

Tidak hanya tidak ada satu pun anggotanya yang bisa membuat Amakusa kewalahan, dia bahkan tampak tidak mendapat satu pun damage dari banyaknya player yang mengarahkan senjatanya padanya.

Rosalia mundur dengan rasa tak percaya.

"Bagaimana ...!?" (Rosalia)

Amakusa menghela nafas saat dia mengikat [Player Killer] terakhir dan mengatur nafasnya, lalu berdiri untuk menatap Rosalia.

"Sekarang, apa kau masih memiliki anggota lain yang mau maju melawanku? Atau, kau sendiri yang ingin maju sekarang?" (Amakusa)

Rosalia menggertakkan giginya atas provokasi dari Amakusa yang tampak santai. Dia tidak menerima ini. Dia tidak menerima kenyataan bahwa para anggotanya yang telah terlatih untuk membunuh player, dikalahkan oleh satu orang.

Jadi, dia menarik senjatanya dan siap untuk menyerang namun—

"Hentikan—" (Amakusa)

Tepat setelah Amakusa berkata, Rosalia berhenti dari tempatnya. Hanya saja, dia berhenti bukan karena disuruh oleh mantan pekerja kantoran itu. Tapi, dia berhenti karena ada sebuah pedang panjang—yang ditempatkan tepat di depan lehernya.

Rosalia langsung berkeringat dingin. Jika dia tidak langsung berhenti tadi, apakah kepalanya akan terpotong oleh pedang ini?

Dia kesal.

'Ada orang yang bisa diam-diam datang ke belakang punggungku tanpa kusadari!?' (Rosalia)

Rosalia melirik ke belakang tanpa memutar lehernya untuk melihat sosok orang yang menaruh pedang di depan lehernya.

Itu adalah sosok dari seorang pria—yang memiliki gaya rambut yang aneh, berwarna oranye dan berbentuk seperti landak, dengan banyak lancip.

Namun, yang paling menarik perhatian Rosalia bukanlah gaya dari rambutnya, melainkan sebuah jubah putih yang dipakai orang itu di punggungnya.

SAO: Astolfo ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang