Bab 23: Dropped

511 65 15
                                    

"P-Pina bisa diselamatkan!?" (Silica)

Silica mengusap air matanya, wajahnya kembali cerah dengan harapan saat dia mengatakan itu dengan terkejut.

Amakusa mengangguk.

"Ya. Seperti yang sudah aku katakan, jika kau pergi ke lantai empat puluh tujuh dan pergi ke Bukit Kenangan lalu mengambil bunga yang tumbuh di puncaknya, itu bisa menghidupkan familiar mu kembali." (Amakusa)

"Empat puluh tujuh ..." (Silica)

Silica bergumam dan suaranya mengecil. Dia merasa sedikit putus asa ketika mendengar lantai yang harus dia tuju. Di lantai sekarang saja dia sudah hampir mati, bagaimana dia bisa naik ke atas sana?

Melihat ekspresi gadis itu yang berubah drastis menjadi murung, Amakusa dengan mudah menebak apa yang ada di dalam pikirannya. Jadi dia berkata.

"Jangan khawatir, aku akan menemanimu. Dari awal ini adalah salahku karena tidak bisa dengan cepat ke sini untuk menyelamatkan familiar mu tadi." (Amakusa)

Mendengar itu, Silica terkejut dan langsung menggelengkan kepalanya dengan panik.

"T-Tidak, tolong jangan repot-repot seperti itu! Anda telah menyelamatkan nyawaku, aku tidak bisa menerima kebaikan Anda lagi! Lagipula dari awal ini adalah kesalahanku sendiri karena besar kepala pergi ke Hutan Labirin ini. Ini adalah tanggung jawabku sendiri!" (Silica)

Silica lalu melanjutkan.

"Selain itu, meskipun saat ini aku pastinya belum bisa pergi ke Bukit Kenangan, selama aku mengalahkan monster dan menaikkan levelku sedikit demi sedikit, aku pasti akan bisa pergi ke sana!" (Silica)

"....." (Amakusa)

Amakusa hanya bisa menggaruk pipinya yang disembunyikan oleh topengnya dengan ragu ketika dia melihat wajah positif dari gadis di depannya.

".... Sayangnya, untuk menghidupkan familiar batas waktunya hanyalah tiga hari. Setelah itu, kau benar-benar tidak akan bisa membangkitkan dia kembali." (Amakusa)

Silica membelalakkan matanya setelah mendengar itu.

"Eh? .... J-Jadi ...?" (Silica)

"Seperti yang sudah aku katakan tadi, aku akan membantumu untuk menaiki lantai." (Amakusa)

"T-Tapi ..." (Silica)

Silica terdiam. Dia memandang bulu peninggalan Pina yang ada di tangannya, lalu memandang Amakusa bertopeng yang berjongkok di sampingnya.

Gadis itu menggigit bibirnya.

Dia memang tidak suka merepotkan orang yang telah menyelamatkannya tetapi dia juga tidak ingin membiarkan Pina-satu-satunya keberadaan yang dia anggap sebagai teman di dunia mengerikan ini, mati.

Jadi Silica hanya bisa menerima bantuan Amakusa lagi.

"Maaf." (Silica)

"Aku lebih suka jika kau mengatakan terima kasih ketimbang meminta maaf di situasi ini." (Amakusa)

Amakusa tersenyum dari balik topengnya setelah mengatakan itu. Dia lalu berdiri dari tempatnya dan mengulurkan tangan pada Silica.

"Jangan khawatir! Meskipun aku adalah orang terlemah di kalangan teman-temanku, untuk memanjat lantai yang pernah aku taklukkan adalah hal yang mudah! Selain itu, aku tidak benar-benar sendiri sih." (Amakusa)

"Sendiri .... Apakah Anda akan membawa teman Anda?" (Silica)

"Kau bisa mengatakannya seperti itu tetapi ini mungkin berbeda dari yang ada di bayanganmu." (Amakusa)

SAO: Astolfo ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang