Bab 45: Lisbeth

398 51 14
                                    

"Silica, kita sudah sampai." (Amakusa)

Amakusa berkata, ketika dia mencapai tujuannya dan turun dari Hippogriff, sambil membantu gadis yang dia bonceng di belakangnya.

"Ini ..." (Silica)

Silica tidak bisa menahan diri untuk tidak memiringkan kepalanya saat dia menemukan kalau tempat keduanya turun saat ini adalah sebuah halaman dari toko.

Itu adalah toko yang cukup besar dan terlihat mewah, cukup untuk menarik perhatiannya ketika dia melihat bagian etalase toko di dalam yang menunjukkan banyak barang-barang seperti item, armor, serta senjata-senjata jualan.

Kemudian, yang paling menarik perhatiannya adalah sebuah bendera putih dengan lambang dari guild [The White Paladin] yang dikibarkan di atas toko itu.

Dia menatap Amakusa dengan gugup.

"A—Astolfo-san, apakah ini adalah toko yang dijalankan oleh guild Anda? A—Apa yang ingin Anda inginkan dengan membawaku ke sini?" (Silica)

"Setelah melihat etalase toko, apakah dirimu perlu menanyakan itu lagi? Kita tentu saja ke sini untuk memperbaharui semua perlengkapanmu." (Amakusa)

Amakusa tersenyum.

"Meskipun semua armor dan senjata yang kuberikan padamu kemarin memang sudah bagus, tetapi jika kita ingin membawamu ke lantai teratas, itu saja tidak cukup. Apalagi jika tugasmu hanyalah di belakang sendirian bersamaku dan tidak banyak terlindungi. Kita benar-benar membutuhkan armor baru untukmu." (Amakusa)

Mantan pekerja kantoran itu kemudian berlari ke belakang Silica dan mendorong punggung gadis itu agar dia bisa menyeretnya untuk masuk ke toko.

"Untuk sekarang, mari kita memasuki toko dulu." (Amakusa)

"Eh? J—Jangan mendorongku seperti itu, Astolfo-san!" (Silica)

Silica berteriak, namun Amakusa tidak mendengarkan dan langsung membawanya untuk masuk ke dalam toko, lalu berteriak.

"Permisi, Lisbeth! Apa kau ada di dalam?" (Amakusa)

Lisbeth yang dipanggil oleh mantan pekerja kantoran itu adalah seorang Blacksmith yang memiliki toko ini. Dia adalah salah satu karakter anime yang Amakusa undang untuk memasuki guild-nya dulu ketika dia secara tidak sengaja menemukannya.

Awalnya, Amakusa tidak terlalu banyak berharap dengan gadis itu saat dia mengundangnya karena dia melihat kemampuannya dulu tidak terlalu hebat. Tetapi siapa sangka, setelah dia membiarkan Lisbeth mendirikan tokonya sendiri dibawah naungan guild dan menyuplai dia dengan hal-hal yang dia butuhkan, kemampuannya meningkat dengan pesat—langsung menjadikan dia sebagai pandai besi terbaik dalam guild-nya sekarang.

Beberapa detik kemudian setelah Amakusa berteriak, suara hentakan kaki terdengar dari belakang toko dan seorang gadis berambut merah muda yang memiliki warna rambut yang sama seperti Astolfo—keluar.

Dia adalah Lisbeth sang Blacksmith.

Dia keluar sambil membawa palu di tangannya yang menunjukkan kalau tadi dia sedang bekerja dan menggaruk rambutnya dengan malas.

"Ketua, kenapa kau selalu memasuki tokoku dengan berteriak? Apakah kau tidak bisa memasukinya sambil memanggilku dengan normal?" (Lisbeth)

"Yah, kalau aku memanggilmu dengan cara yang normal, kau yang sedang bekerja tidak mungkin mendengar suaraku kan?" (Amakusa)

Amakusa mengangkat bahu dan menjawab sambil tersenyum.

Mantan pekerja kantoran itu lalu berjalan ke gadis berambut merah muda pendek itu dan menaruh tangan ke pundaknya, kemudian menoleh ke Silica.

"Silica, biar aku perkenalkan dia padamu. Dia adalah Lisbeth, seorang pandai besi dan salah satu dari anggota guild [The White Paladin]-ku. Karena dia tidak memiliki skill bertarung yang mumpuni, anggaplah dia sebagai salah satu dari kita juga." (Amakusa)

"Hey! Setidaknya aku memiliki keahlian sebagai pandai besi dan bukannya benar-benar tidak berguna sepertimu!" (Lisbeth)

Lisbeth awalnya tidak keberatan dengan perkenalan awal yang dikatakan Amakusa, tetapi ketika dia mendengar kalimat terakhir, dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak protes.

"S—Salam kenal, aku adalah Silica! Mohon bantuannya untuk kedepannya, Lisbeth-san." (Silica)

Silica disisi lain langsung tergagap dan memperkenalkan diri sambil menundukkan kepalanya.

Itu membuat Lisbeth yang melihat bagaimana Silica bertingkah sangat sopan padanya merasa sungkan dan berkata.

"Ah, ya. Salam kenal juga. Kalau tidak salah kau itu adalah Beast Tamer yang baru saja bergabung kemarin kan?" (Lisbeth)

"Huh? A—Anda sudah mengenalku?" (Silica)

Silica mengangkat kepalanya dengan heran.

Lisbeth mengangguk dan tersenyum pada anggota baru itu.

"Ya. Karena kemarin kau memasuki guild dan langsung berkeliling bersama Kibaou si [Paladin Tusk] itu, kau cukup terkenal di kalangan anggota lain. Apalagi selain itu ... " (Lisbeth)

"Selain itu, karena kau terlihat kembali bersamaku juga kemarin, kau semakin menjadi bahan pembicaraan." (Amakusa)

Amakusa melanjutkan penjelasan Lisbeth, sambil menyentuh dagunya sendiri dengan ekspresi bangga pada diri sendiri.

Lisbeth memutar matanya.

"Aku benci mengakuinya tetapi anggota yang dibawa langsung olehnya, mereka biasanya akan menjadi player yang hebat nanti. Mungkin agak narsis, tetapi salah satu buktinya adalah aku yang diundang langsung olehnya dulu dan sekarang aku malah menjadi pandai besi terbaik di sini." (Lisbeth)

"Aku tidak menyangka aku akan menjadi seterkenal itu padahal baru satu hari masuk ke dalam guild ..." (Silica)

Silica bergumam. Itu menjelaskan kenapa wajahnya sebagai anggota baru langsung diterima oleh anggota lain.

Kemudian pada saat yang sama, suatu beban menimpa hatinya.

'Karena Lisbeth-san mengatakan kalau semua anggota baru yang dibawa oleh Astolfo-san akan menjadi player hebat, a—aku penasaran apakah aku akan menjadi seperti itu juga? J—Jika aku tidak menjadi player hebat seperti harapan mereka, a—apa yang harus kulakukan?' (Silica)

Amakusa, tidak mengetahui beban baru yang didapatkan oleh Silica kemudian menoleh ke Lisbeth lagi.

"Ngomong-ngomong Lisbeth, langsung ke intinya saja. Kau tahu kenapa aku datang ke sini kan?" (Amakusa)

Mendengar perkataan Amakusa, Lisbeth pertama memandangi armor usang yang Silica pakai saat ini dan mengangguk.

"Aku tahu. Apa kau sedang mencari perlengkapan baru untuk anak baru ini? Beruntung, karena aku baru saja membuat beberapa armor baru dari bahan yang kudapatkan kemarin, aku bisa membiarkan dia mencoba beberapa dan mencari apakah ada yang cocok untuknya." (Lisbeth)

"Bagus. Tapi tentu saja itu akan gratis, kan?" (Amakusa)

Amakusa bukanlah orang yang kekurangan uang dan karena Lisbeth adalah anggota guild-nya sendiri, pembayaran seharusnya tidak perlu dipikirkan tetapi sang mantan pekerja kantoran itu hanya ingin basa-basi.

Lisbeth sang pandai besi mengangkat bahu dan mengangguk.

"Meskipun, aku tidak terlalu yakin akan ada perlengkapan yang cocok untuknya karena kemarin aku hanya membuat untuk ukuran lain. Jadi, jangan terlalu banyak berharap dan itu mungkin membutuhkan beberapa penyesuaian lagi nanti." (Lisbeth)

"Aku tahu." (Amakusa)

Amakusa menjawab. Dia kemudian ingin memasuki toko bagian dalam untuk melihat armor buatan Lisbeth, tetapi sebelum dia melangkahkan kakinya, pintu depan terbuka dan dua sosok memasuki toko.

Itu adalah Kirito dan Asuna.

"Lisbeth, apa kau bisa menggunakan skill-mu untuk menganalisis pedang ini ...? Hm? Ketua?" (Kirito)

SAO: Astolfo ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang