"Ayo, pegang tanganku." (Amakusa)
"Terima kasih." (Silica)
Amakusa tersenyum saat dia mengulurkan tangan pada Silica dan diterima oleh gadis itu. Dia kemudian menariknya dan membantunya duduk di punggung Hippogriff, di belakangnya sebagai penumpang.
Setelah suasana canggung karena Amakusa mengelus kepala Silica tadi, keduanya kemudian memutuskan untuk tidak membahas itu lagi dan mantan pekerja kantoran itu pun langsung mengajak gadis itu untuk menaiki Hippogriff.
"Lembut!" (Silica)
Silica berkata, ketika dia merasakan bulu-bulu yang menelan pahanya tepat setelah dia menunggangi Hippogriff dengan bantuan Amakusa.
Dia lalu menatap Amakusa dan bertanya.
"Oh iya, aku lupa menanyakan ini tetapi siapa nama Anda?" (Silica)
"Aku adalah-" (Amakusa)
Awalnya Amakusa mau bilang kalau namanya adalah Astolfo, namun berhenti ketika menyadari jika dirinya itu masih sedang dalam penyamaran.
Karena tentu saja dia tidak bisa membeberkan identitasnya sebagai pemimpin salah satu guild terbesar di game ini ketika dia dalam pelarian, Amakusa menyentuh dagunya sejenak dan berpikir untuk membuat nama samaran juga.
Dia bisa saja memperkenalkan diri dengan nama aslinya-Amakusa, sebagai nama samaran tetapi dia merasa tidak nyaman untuk membeberkan identitas aslinya. Jadi, dia mencari ide nama lain dan menemukannya setelah beberapa detik.
Amakusa memutuskan untuk menggunakan nama sahabatnya.
"Aku adalah Alex. Kalau kau?" (Amakusa)
"Kalau aku adalah Silica." (Silica)
"Silica, huh?" (Amakusa)
Bergumam mengucapkan nama Silica, Amakusa diam-diam menghela nafas lega di dalam hati karena tidak mengulangi kesalahan yang sama di bab 2, dimana dia memanggil nama Kirito padahal remaja itu belum memperkenalkan dirinya.
Amakusa kemudian memegang tali yang dia ikatkan pada Hippogriff untuk mengendalikan burung itu.
"Kemudian Silica, karena kita akan terbang, bisakah kau menggunakan pinggangku sebagai pegangan agar kau tidak terjatuh?" (Amakusa)
"Pinggang ..." (Silica)
Silica menatap pinggang Amakusa yang ramping, rambutnya merah mudanya yang cantik yang dikuncir kuda, serta wajahnya-walaupun ditutup topeng, bibir cantik yang dia lihat saat mantan pekerja kantoran itu membuka topengnya sedikit tidak bisa dilupakan olehnya.
Silica tiba-tiba menjadi gugup.
"A-Alex-san, untuk jaga-jaga tetapi Anda adalah seorang wanita, bukan?" (Silica)
"H-Huh!? K-Kenapa kau bisa berpikir seperti itu!? Aku mengenakan celana, tentu saja aku laki-laki!" (Amakusa)
Amakusa sangat terkejut ketika dia mendapat pertanyaan mendadak dari Silica. Dia memandang gadis itu dengan aneh. Walaupun Astolfo memang sangat imut dan menyerupai seorang gadis, tapi jika dia sudah berdandan seperti laki-laki seperti ini, tidak mungkin akan ada orang yang salah mengenai gendernya kan?
"Laki-laki ..." (Silica)
Meskipun Silica sudah menduga Amakusa akan menjawab seperti itu, hatinya masih merasa agak syok. Karena bagaimanapun, laki-laki mana yang bisa terlihat se-feminim ini!?
Silica lalu memandang pinggang Amakusa lagi. Dia agak ragu karena ini pertama kalinya dia sedekat ini dengan lawan jenis, tetapi pada akhirnya dia mengulurkan kedua tangannya dan memeluk pinggang pria (?) di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAO: Astolfo Reincarnation
FanfictionAku, Amakusa mati dan tiba-tiba bereinkarnasi ke dunia SAO dengan tubuh Astolfo? "Tunggu! Ini salah! Aku seharusnya pria tampan dan keren, namun kenapa aku malah menjadi trap!?" . Catatan: Saya tidak memiliki hak cipta atas gambar sampul maupun gamb...