Bab 26: Maskot

522 65 6
                                    

Turun dari Hippogriff, Amakusa dan Silica akhirnya sampai di kota setelah keduanya berjalan kaki beberapa menit dari tempat mereka mendarat.

Keduanya lalu duduk di dekat air mancur.

"Itu adalah pengalaman yang luar biasa ..." (Silica)

Silica bergumam sambil memegangi kepalanya dengan sakit.

Karena tadi Amakusa memerintahkan Hippogriff untuk turun dengan tiba-tiba, Silica tidak mempersiapkan diri dengan kecepatan yang bertambah dan akibatnya sampai saat ini dia masih merasa pusing.

"Maaf, ketika aku pertama kalinya terbang aku juga pusing seperti ini." (Amakusa)

"Ah, tidak apa. Anda telah membuatku merasakan pengalaman yang luar biasa dengan terbang di langit, jadi aku juga merasa puas." (Silica)

Silica menjawab, saat perasaan pusing di kepalanya mulai mereda perlahan.

Dia kemudian memiliki wajah seolah mengingat sesuatu dan membuka panel game-nya-panel pengaturan untuk transfer uang.

"Oh iya, ini mungkin tak seberapa-" (Silica)

"Eh? Tidak perlu. Aku membantumu karena kehendakku sendiri, tidak perlu memberiku uang segala." (Amakusa)

Mantan pekerja kantoran itu memegang tangan Silica, menghentikan gadis itu menekan tombol untuk mengirim uang.

"Apakah ... begitu?" (Silica)

Amakusa kemudian memandang Silica dengan pandangan khawatir dari balik topengnya

"Selain itu, apakah pusing mu sudah mereda? Apa aku perlu mengambilkanmu air?" (Amakusa)

"Terima kasih Alex-san, tapi sekarang itu sudah mereda jadi tidak apa-apa." (Silica)

"...." (Amakusa)

Setelah itu, keduanya kemudian saling diam. Karena keduanya masih terbawa situasi canggung yang terjadi tadi, mereka tidak tahu harus berbicara apa.

Tapi setelah beberapa puluh detik keheningan, Silica akhirnya memecahkan itu dengan mengajukan sebuah pertanyaan.

"A-Alex-san, Anda mengatakan kalau Anda menginap di kota ini bukan? Anda tinggal di penginapan mana? Mungkin saja kita tinggal berdekatan." (Silica)

".... Penginapanku? Aku tidak tahu namanya karena aku tidak terlalu memperhatikan saat datang ke sana ... tetapi di bagian timur, di penginapan yang dijalankan oleh seorang paman NPC berbadan gemuk baik hati. Apa kau tahu itu?" (Amakusa)

Mendengar deskripsi dari jawaban Amakusa, Silica membelalakkan matanya, tampak terkejut.

"Maksud Anda penginapan bernama Asa Yoru!? Itu adalah penginapan tempat aku tinggal saat ini! Ini benar-benar sebuah kebetulan kita tinggal di tempat yang sama!" (Silica)

"....." (Amakusa)

Walaupun Amakusa terlihat tenang dari luar karena ekspresi wajahnya tertutupi oleh topeng, di dalam hati dia juga terkejut.

'Bertemu Silica di hutan labirin saja sudah menjadi kebetulan yang mengerikan, tetapi tanpa aku ketahui kita tinggal di penginapan yang sama juga? Dibilang kebetulan mungkin akan terlalu meremehkan. Ini seperti ...' (Amakusa)

"Ini seperti takdir!" (Silica)

"M-Mungkin." (Amakusa)

Amakusa tergagap. Dia terkejut melihat wajah Silica yang tiba-tiba ada di depan mukanya. Mata gadis itu berkelip-kelip saat membahas tentang takdir.

"Tapi takdir, huh ... aku penasaran apakah mungkin sebenarnya Anda juga ringgal di sebelah kamarku. Hehe, bercanda~" (Silica)

Silica tertawa saat mengatakan itu dan menganggapnya sebagai candaan tetapi Amakusa tidak.

SAO: Astolfo ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang