Bab 19: Ketua Guild

634 75 6
                                    

Sudah satu setengah tahun sejak Amakusa membentuk guild dan mengalahkan bos lantai satu.

Sejak saat itu, Amakusa memainkan perannya sebagai pemimpin guild dengan baik. Dia terus naik lantai demi lantai, dan terus merekrut anggota.

Sampai sekarang, mereka akhirnya menjadi salah satu guild terbesar di Aincard. Jika bukan karena guild [Knight of the Blood], guild yang Amakusa pimpin pasti akan menjadi guild nomor satu di sini.

Namun, memimpin guild terbesar bukanlah hal yang mudah.

'Hah ...' (Amakusa)

Amakusa menghela nafas saat dia memilah-milah dokumen dengan Asuna di sampingnya.

'Aku datang ke lantai bawah karena aku ingin liburan tapi kenapa aku malah disuguhkan dengan dokumen yang menumpuk lagi?' (Amakusa)

Amakusa kemudian memijat kepalanya dengan sakit, bertanya-tanya kenapa semuanya bisa berubah menjadi seperti ini. Dia awalnya berpikir, dengan membuat guild dia setidaknya punya kekuatan untuk memimpin banyak player dan memiliki kenyamanan untuk hidup bebas.

Dia tidak mengharapkan hidup yang benar-benar nyaman tetapi ...

Tetapi kenyataannya apa? Semakin besar guild yang dia bangun, semakin tidak dibutuhkan dirinya dalam pertarungan karena sudah ada banyak player kuat lain yang menggantikannya.

Meskipun saat dalam misi penaklukan lantai atau mid bos besar dia diwajibkan ikut untuk membuat rencana ... jika itu bukan pertarungan, hari-hari yang dihabiskan Amakusa sebagian besar hanyalah duduk dan mengatur dokumen.

Walaupun tugas mengurus dokumen terdengar seperti tugas yang gampang dan nyaman, faktanya tidak seenak itu.

Malah, itu seperti neraka.

Bayangkan, terus duduk di meja tanpa melakukan apapun selain mengurus dokumen. Maksudnya, ayolah. Ini adalah dunia virtual yang mengharuskan player bertahan hidup dengan bertambah kuat.

Tetapi apa yang Amakusa lakukan selama ini? Sama sekali tidak ada aksi dalam hidupnya.

'Jika begini jadinya, ini tidak ada bedanya saat aku masih bekerja di perusahaan dulu! Yang berbeda hanyalah tingkat pekerjaanku menjadi semakin sulit karena tidak ada komputer dan dokumen yang harus aku urus semakin banyak!' (Amakusa)

Amakusa menghela nafas lagi.

'Aku ingin liburan ...' (Amakusa)

Wajahnya yang ceria dan matanya yang bersinar berkelip-kelip seperti saat dia pertama kali menginjakkan kakinya di dunia ini sudah tidak ada. Meskipun wajah Astolfo yang cantik berhasil menutupi sebagian besarnya, kelelahan Amakusa dari matanya masih tidak bisa disembunyikan sepenuhnya.

Amakusa menatap ke depan.

"Hm?" (Amakusa)

Karena dia terlalu sibuk dalam mengurus dokumen, dia tidak menyadari ada kelompok yang memasuki ruangannya. Kelompok itu dipimpin oleh Kirito yang ada di depan. Dan di belakangnya ada ...

"Huh?" (Amakusa)

Amakusa menggosok matanya, bertanya-tanya apakah dia salah lihat. Karena bagaimanapun, di sana dia melihat kelompok guild [Kuroneko] yang masih utuh, termasuk Sachi di dalamnya.

"Kirito, bukankah aku sudah mengatakannya berulang kali padamu untuk tidak secara langsung memanggil nama Ketua, bukan?" (Asuna)

"M—Maaf, aku terlalu terbawa suasana tadi." (Kirito)

Ditatap oleh Asuna yang berwajah menyeramkan, Kirito tergagap dan tidak bisa berbuat apa-apa selain mengakui kesalahannya.

Amakusa menyilangkan kakinya yang ada di bawah meja. Saat ini, dia sedang berpikir kenapa guild [Kuroneko] serta anggotanya masih utuh sampai saat ini.

SAO: Astolfo ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang