04

31K 1.4K 8
                                    


Setelah bergulat dengan pikiran nya dan sesekali ia menyalahkan sang pencipta atas kejadian kepergian orang tersayang nya gadis itu tertidur di kasur sang jiddah dengan keadaan mata sembab dan bantal yang basah, namun ada seseorang yang membangunkan nya

"Mbak aqilah, bangun dulu" sang empu yang mendengar suara lembut sang tante pun mengerjapkan mata nya dan langsung duduk

"Kenapa te?"

"Turun dulu yuk mbak,ndak baik lho ngurung diri sendiri di kamar,ayo turun kita kumpul kumpul,sama ada hal yang perlu dibicarakan om sama mbak kalya buat mbak aqilah dan mbak aqilah juga belum makan kan dari kemarin?"

"Tante duluan aja, nanti aqilah nyusul"

"Mbak aqilah,tante ini tau kalo sekarang mbak aqilah lagi sedih karna kehilangan jiddah, tapi dengan kesedihan mbak aqilah kah jiddah bisa kembali?" dan dijawab gelengan oleh gadis bergamis hitam itu

"Maka dari itu, mbak aqilah kalo kangen sama jiddah,doa in jiddah supaya diterima Allah di sisi nya dan diringankan siksa kubur nya, dengan mbak aqilah menangis untuk jiddah,malah kasian jiddah nya disana, lagian kalau jiddah ada disini jiddah juga ndak mau cucu kesayangan nya ini sedih kan?" dan diangguk i lagi oleh gadis itu

"Yaudah sekarang ikut tante turun ke bawah ya, cuci dulu muka nya" dan langsung dilaksanakan oleh sang empu

...
*Di ruang keluarga
skip setelah mereka makan makan,sekarang lagi kumpul di ruang keluarga untuk mendengarkan om dan kakak aqilah mengatakan sesuatu untuk dirinya

"Sebenarnya ada apa lagi om, kalo ini masih bahas bahas kehidupan aqilah atau mau jelek jelek in aqilah, aqilah mohon jangan sekarang, aqilah nggak mau sampai aqilah melewati batas lagi"

"Sebelumnya om minta maaf atas kejadian kemarin nak"

[Kenapa om imam bisa memanggil aqilah dengan sebutan nak? karna aqilah sudah dianggap sebagai anak nya sendiri karna memang om imam dan tante imah tidak memiliki anak]

"Sama sama minta maaf om,aqilah juga minta maaf atas kejadian semalam"

"Aqilah, apa kamu mau nurutin permintaan jiddah sama almarhummah bunda mu nak?" tanya om imam dengan lembut

"Kalo aqilah bisa lakuin,aqilah pasti lakuin om, emang apa permintaan jiddah sama bunda"

"Pesantren"

*Deg! bagai dihantam batu besar aqilah hanya diam dan membisu,ia yang sebenarnya ingin menolak perintah sang bunda dan sang jiddah namun ia juga tidak mampu untuk menolak permintaan mulia tersebut

"Dulu bunda mu pernah berpesan pada om untuk menjaga aqilah dan jiddah, bunda mu juga berpesan untuk membimbing aqilah dengan baik, begitupun dengan permintaan jiddah"

"Permintaan almarhummahh bunda mu sudah om kabulkan tentang menjaga jiddah dan juga kamu, sekarang saat nya om ingin mengabulkan wasiat ummi om sang juga bunda kamu untuk membimbing kamu dengan baik"

"Yaudah kalau kaya gitu om kabulin lah permintaan mereka,tanpa harus aqilah pergi ke pesantren" mendengar suara aqilah yang mulai sedikit emosi om imam hanya menghela nafas pelan karna ia tidak mau menyakiti hati keponakan nya sendiri, karna aqilah juga tipe anak yang gabisa dikasari ataupun dibentak, sejak usia 9 tahun ia sudah dirawat sang bunda sendirian dan saat usia aqilah menginjak 17 tahun ia kehilangan sang bunda hingga sang jiddah lah yang merawat nya dengan kasih sayang

"Ndak bisa nduk,om ini orang nya pemarah dan om juga ndak sesabar bunda dan jiddah mu dalam membimbing mu, om tidak mau saat menbimbingmu om melakukan hal yang sengaja mau pun tidak sengaja secara langsung atau tidak langsung bisa menyakiti hatimu nduk, mending kamu om kirim ke pesantren"

"Lagian pemilik pesantren tersebut sudah kenal dekat dengan keluarga ini jiddah juga jadi salah satu seseorang yang dihormati disana, dan bu nyai disana sahabat dekat dari bunda mu kelakuan,sifat,maupun watak beliau juga persis dengan bunda mu,apa kamu ndak mau ketemu mereka dulu nak?"

"Ga minat"

"Kalau kaya gitu kita pergi kesana sekaaliiii saja buat silaturahmi dan juga buat ngabari pihak pondok kalau jiddah sudah kembali ke rahmatullah,dan supaya anak santri dan santriwati doakan bunda kamu dan jiddah jamu"

"Om aja deh sendiri,aqilah ndak mau" mendengar ucapan aqilah yang menyepelekan ajakan dan bujukan dari sang paman membuat kalya mengepalkan tangan dan membantah aqilah

"Aqilah, kamu tu ya, dibilangin baik baik malah nglunjak kaya gini, ini juga kami lakuin buat masa depanmu dek,dan kakak mau kamu ikut kesana, tujuan kita kesana itu memberi tau keluarga pondok dan mengadakan acara tahlil buat jiddah sama bunda, apa kamu ngamau ikut acara tahlilan buat jiddah? gini balasan kamu setelah dirawat jiddah sama bunda? ga punya malu ya kamu" ucap kalya yang tak habis pikir dengan pikiran sang adik

"Oke gw ikut,"

...
*Di pesantren
       Saat memasuki kawasan pesantren aqilah merasa tidak asing dengan jalan tersebut namun ia tak pikir jauh dan masih bodoamat dengan perjalanan nya dan betapa kaget nya dia saat masuk ke dalam pesantren yang bernama "AL FATTAH" ia pun membelalakan mata nya dan otak nya mulai mengingat kejadian pada kejadian geber geber di pesantren

"Buset,ngapain masuk sini dah?"

"Apa jangan jangan gw dipondok in disini ya?"

"Wah gabisa nih, ntar kalo om masuk trus ketemu pak yai kemarin lagi trus liat muka gw,trs bisa kenal wahhhh berabe nih masalah"

"Ini gw harus gimana anjir,yakali nanti pak yai bilang ke om kalo gw pernah geber geber disini bisa di kepang gw"

begitulah pikiran aqilah namun seketika ia buyarkan karna om nya sudah

"Aqilah,ayo turun nduk,kita masuk dulu"

"Aduh,hehe nggak deh om, aqilah tiba tiba gaenak badan" alibi nya

"Nak,jangan bohongi om,udah ayo turun kakak kamu sudah nungguin di depan dalem tuh"

"Aqilah ngga bohong kok om"

"Aqilah,dari kecil om juga ikut rawat kamu, apa kamu lupa?"

"Tapi aqilah ga bohong"

"Gaada tapi tapi, sudahi acara drama kamu atau kalau kamu ga nurut ucapan om, om bakal jual motor kamu" mendengar itu aqilah hanya bisa pasrah

"Ck,iya"

*Di ndalem
Setelah mereka semua turun mereka pun masuk ke ndalem dan om imam yang mengucap salam

"Assalamualaikum" salam om imam

"Waalaikumsalam warahmatullah,eh om imam kale keluarga," melihat siapa yang datang ternyata keluarga dari sahabat sang ummi,dia pun menyalimi tante imah dan kalya namun saat ingin menyalimi aqilah, aqilah menarik tangan nya saat gadis itu hendak mencium tangan nya dan gadis itu hanya tersenyum

"monggo masuk om,tante pinarak riyen kulo nimbali abah riyen, monggo lenggah" ucap gadis yang berusia 16 tahun itu

"masya allah, nggeh nduk,ket alit sampek ageng sifat e kok sami, sek katah omong" ucap om imam dengan kekehan yang membuat gadis 16 tahun itu malu

*Pov gadis 16 tahun
Setelah melewati beberapa ruangan ia pun sampai di ruang tidur tempat abah dan ummi nya istirahat

"Assalamualaikum abah,ummi"

"Waalaikumsalam warahmatullah, masuk nduk" ucap seseorang dari dalam, mendengar itu ia pun masuk dan tak lupa ia salam lagi saat memasuki kamar orang tua nya

"Abah,ummi ada om imam kale keluarga"

"Masya allah, nggeh nduk,abah kalih ummi tak siap siap riyen,samian bilang ke mbak ndalem suruh buat minuman"

"Mboten usah bah,tak risma mawon sing ndamelaken ngunjuk"

[Risma adalah anak kedua dari ummi halimah]

"Nggeh nduk sakersa samian"
...
*Pov diruang tamu ndalem

"Masya allah imam,sudah lama ndak mampir kesini ya allah" ucap pria paruh baya yang menghampiri om imam dengan mengandeng wanita paruh baya

Betapa terkejutnya aqilah saat melihat pria dan wanita paruh baya tersebut

NADHIELFATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang