47

32.4K 1K 21
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
.
.
Assalamualaikum readers!!
.
.
Happy Reading!!
.
.

"Maaf mas, Mbak Aqilah sudah berpulang ke sisi nya" jawab dokter mala

"Aqilah!!" teriak Kalya

"Innalilahi wainnailahi roji'un" sebut mereka semua tapi tidak dengan gus Rafka,

Pemuda itu langsung sujud ke arah kiblat dan mencium lantai rumah sakit itu 'Dosa apa yang telah ku perbuat Ya Rabb, hingga saat aku meminta untuk selalu bersama dengan kekasih halalku saja kau tidak mengabulkan doa yang selalu ku panjatkan di setiap sujudku' tanya Gus Rafka kepada Tuhan nya di dalam hati

"Yang kuat ya le" ujar sang ummi yang sudah merangkul putranya

5 detik kemudian pemuda itu tiba-tiba bangun dari sujud nya dan langsung bergegas pergi meninggalkan tempat itu

"Nak, mau pergi kemana?" tanya sang Ummi

"Rafka, kembali!!" titah Abah Syakir dengan tegas dan hendak menyusul putra nya

"Mas, mbak sudah biarkan Rafka tenangin diri nya dulu" tegur Om Imam
...

"Ya Allah, ujian apa yang telah kau berikan kepadaku hari ini Ya Allah, kenapa engkau tega mengambil kekasih halalku terlebih dahulu, dosa apa yang telah ku perbuat hingga kau tak ingin mengabulkan do'a yang selama ini hamba panjatkan Ya Rabb," tanya Gus Rafka kepada sang pencipta "Hamba serahkan semua ini kepadamu Ya Rabb, jika ini sudah waktunya engkau mengambilnya dariku hamba ikhlas, hamba serahkan dia kepadamu, dan hamba juga memohon kepadamu Ya Rabb, tolong tempatkan dia disisi terbaik mu dan terimalah semua amal nya dan panggil aku juga disaat hamba sudah benar benar pantas untuk berpulang menghadapmu" begitulah ucap Gus Rafka menyampaikan semua isi hati nya kepada sang pencipta

"Al-Hasan Al-Bashri ra berkata, "Hendaknya kalian mencintai jangan berlebihan dan membenci tidak berlebihan. Telah ada orang-orang yang berlebihan dalam mencintai satu kaum akhirnya binasa. Ada pula yang berlebihan dalam membenci satu kaum dan mereka pun binasa."" ujar Om imam yang tiba-tiba berada di samping pemuda itu

"Allah tidak akan menguji hambanya melebihi batas kemampuannya le, ikhlaskan kepergian Aqilah, kuatkan hatimu demi anak dan istrimu" imbuh pria paruh baya itu dengan menepuk pelan pundak nya
...

Suasana ruangan saat ini benar benar mengharukan, dimana ia melihat istrinya sedang terbujur kaku di brankar dan ada selimut yang sudah menutupi seluruh badan dan wajahnya

Langkah demi langkah ia telah sampai di samping brankar itu dan membuka selimut yang menutupi wajah cantik istrinya yang mulai pucat

"Secepat inikah ya zaujati, secepat ini kah kau meninggalkanku sendiri di dunia ini?, tidak kah kau ingin melihat wajah anak kita terlebih dahulu?" tanya nya dengan suara yang serak

Bahkan saat ini ia tidak mampu untuk melanjutkan ucapan nya, ia lebih memilih menumpahkan semua air mata nya dengan menempelkan tangan Aqilah ke pipinya

"Ku ikhlaskan kepergian mu ya zaujati, terimakasih sudah hadir di dalam hidupku, dan terimakasih atas semua yang kau berikan kepadaku, dan sampaikan salamku kepada Allah, dan tunggu aku disana" ujar Gus Rafka dengan menatap sayu mata Aqilah yang sudah tertutup rapat

"Ana uhibbuki fillah ya zaujati" lirih Gus Rafka dengan mencium lamat kening Aqilah yang terasa sedikit panas

Setelah mencium lamat kening nya ia pun beralih kepada tangan lentik Aqilah yang sedari tadi ia genggam, ia menggenggam erat tangan istri nya itu selama beberapa menit untuk mencoba mengikhlaskan kepergian nya

Setelah ia puas menggenggam tangan Aqilah kini ia pun mencium tangan itu dengan sangat lama hingga tangan lentik yang berkulit putih itu menjadi basah karna air mata gus Rafka

Kini setelah ia mencium wajah cantik dan tangan lentik istrinya, ia pun meletakkan kembali tangan istrinya itu ditempatnya dan ia memutuskan untuk duduk sebentar di samping brankar itu dengan menatap tangan lentik Aqilah

Dihati nya ia masih berharap kepada Allah untuk memberikan keajaiban kepada-nya meski dihatinya sempat berpikir 'siapa aku hingga aku bisa mendapatkan keajaiban nya' namun tak berselang lama ia kembali menjawab pikiran nya itu 'aku adalah hamba nya dan tidak salah jika aku mengharapkan keajaiban nya'

Meskipun ia mengucapkan jika ikhlas atas kepergian kekasih halalnya, di hati kecil nya, ia masih belum bisa mengikhlaskan kepergian itu dengan sepenuh nya dan Allah maha tau, Allah tau segalanya hingga Allah memberikan keajaiban nya

Dan tiba-tiba saja tangan Aqilah yang awalnya tadi kaku dan lemas itu kini tiba tiba bergerak, sontak Gus Rafka mengerjapkan mata nya beberapa kali

Setelah ia benar benar memastikan bahwa tangan itu bergerak ia langsung memencet tombol yang menempel di dinding dan tempat nya tepat di atas kepala Aqilah

Dengan secepat kilat tiba-tiba ada Dokter Mala yang memasuki ruangan itu

"Mas, mala mohon, ikhlaskan kepergian mbak..." ujar dokter mala yang memasuki kamar itu

"Dek lihat, tangan Aqilah gerak!" ujar Gus Rafka dengan wajah yang bahagia

"Mas mala mohon..." bantah Dokter mala karena melihat tangan Aqilah tidak bergerak sama sekali

"Pasang alat itu kembali!" titah Gus Rafka yang sudah terlihat emosi

Dan mau tidak mau dokter mala pun menuruti perintah dari mas sepupu nya itu dengan bantuan suster yang berada di sampingnya

"Tuh lihat kan, jantung mbak Aqilah udah ga berdetak la..."

"Tit, tit, tit,tit"

Suara itu berhasil membuat dokter mala dan Gus Rafka melihat ke arah EKG

"Detak jantung nya terdengar lagi dok" ujar perawat itu

"Siapkan lagi semuanya, ajak beberapa perawat lagi, dan mas Rafka tolong keluar dulu" titah dokter mala yang mulai serius

...

Suasana di rumah sakit HALIMAH yang tadi nya haru kini berubah menjadi menegangkan

Dan semua orang yang berada di luar ruangan itu sedang berdoa masing masing dan tidak ada seorangpun yang berniat ingin menghentikan doa mereka

Tak lama kemudian suara pintu ruangan itu terbuka

"Gimana keadaan aqilah dek?" tanya Gus Rafka dengan wajah panik

"Mbak Aqilah sedang kritis mas, tapi Qadarullah Allah masih memberikan kesempatan buat mbak Aqilah buat di dunia ini lagi " jelas dokter mala dengan wajah yang bahagia

"Alhamdulillah" syukur mereka semua

"Boleh masuk dek?" tanya Gus Rafka

"Boleh tapi satu satu, yaudah kalo gitu mala pamit Assalamualaikum" pamit gadis itu

"Waalaikumsalam Warahmatullahi wabarakatuh" jawab mereka serempak

"Kenapa ga masuk le?" tanya om imam seraya mendekati suami keponakan nya

"Om imam sama yang lainnya saja, dari tadi Rafka yang keluar masuk ruangan Aqilah" jawab pemuda itu

"Kami ini suami Aqilah nak, sudah sewajarnya kamu yang dari tadi keluar masuk, sekarang masuk dan temui istrimu" titah om imam

"Boleh om?" tanya Gus Rafka lagi

"Tafadhol nak" jawab pria itu

Mendengar persetujuan dari orang yang sedari aqilah remaja ia yang membimbing dan merawatnya, kini ia pun memasuki ruangan itu

"Assalamualaikum ya zaujati, terimakasih atas perjuangan mu untuk semua ini, ana uhibbuki fillah" ujar pria itu dengan air mata yang kembali menetes

_______

Btw disini ada yang nangis ga sie, soalnya pas aku bikin aku nangis we😭 lanjutt>>>>>

NADHIELFATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang