31

21.6K 983 2
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
Assalamualaikum readers!!
.
.
Happy reading
.
.

Mendengar perintah gavin kedua kembaran itu pun menghampiri Aqilah yang sudah memegangi dada nya sedari tadi

Dengan cepat Vina dan Gina pun membopong Aqilah dan membawa nya pergi dari ruangan itu

Melihat Aqilah sudah keluar dari ruangan yang berantakan itu pemuda  yang mengenakan jaket itu langsung menatap tajam gus Rafka

"Berdiri lo kambing" titah pemuda itu dengan suara keras nya dan langsung dituruti oleh gus Rafka

"Maksud lo apa ngehina adek gue ke tadi, dari awal kita ketemu di rs lo udah maki gue karna gue ga becus jaga pola makan Aqilah, tapi sekarang dia istri sah lo anjing" ujar pemuda itu yang sudah emosi dengan gus Rafka  

"Dan sekarang lo malah maki dia seenak nya di telinga gue sendiri, gue ga terima Rafka" imbuh pemuda itu dengan tangan yang

"Bugghh!!" satu pukulan berhasil lolos lagi untuk pipi mulus gus Rafka

"Gue bener bener ga terima," lirih pemuda itu

Gus Rafka hanya terdiam sedari Aqilah mulai menurunkan suara nya, di waktu  itu ia baru menyadari semua perkataan yang ia lontarkan kepada istri nya itu, dan ia juga baru menyadari untuk pertama kali nya ia bisa semarah itu

Gavin, pemuda yang sedari tadi menghajar gus Rafka adalah Gavin, kakak sepupu Aqilah sendiri, memang sedari kecil Gavin selalu menjaga dan melindungi Aqilah dari apapun, ia menyayangi Aqilah layak nya saudara kandung  sendiri, setiap Aqilah menginginkan sesuatu Gavin pasti akan memenuhi keinginan itu, dan ia tidak pernah membentak Aqilah sama sekali

Gavin yang merasa nafas nya naik turun, pemuda itu pun tersadar apa yang telah ia lakukan sekarang, dengan cepat pemuda itu menghampiri Gus Rafka  dan menatap mata gus itu secara intens

Sembari menatap tajam mata gus Rafka kini bertemu dengan mata gus Rafka yang tidak kalah tajam dengan matanya

Gus rafka tidak menampilkan mata tajam nya ia hanya menampilkan mata sayu nya karna ia sangat kecewa dengan diri nya sendiri

"Rileks!" ujar Gavin singkat

"Sekarang kasih tau alesan lo karna udah berani bentak Aqilah dan ngelakuin hal kasar ke tadi di depan nya, apa lo ngatau  kalo dia punya fonopobia?" tanya Gavin dengan tenang

Karna memang sedari kecil Gavin adalah tipe anak yang bisa menenangkan hati nya hanya dengan waktu beberapa menit

"Aqilah punya fonopobia?" ulang gus Rafka lagi

"Iya, dan itu bermula saat om gino bertengkar hebat sama tante milna, disitu awal mula Aqilah mempunyai fonopobia" jelas Gavin

"Udah nanti gue ceritain yang lain, sekarang kasih gue alesan, kenapa lo berani ngatain aqilah kek tadi?" imbuh Gavin

"Awal nya saya minta maaf atas perilaku saya ke kamu maupun Aqilah, Saya tadi bener bener ga sengaja mengucapkan sedemikian, saya tidak sadar dengan semua yang saya lakukan, dan ini adalah marah yang paling besar yang saya alami saat ini" jelas gus Rafka pelan

"Saya begini karna saya punya alasan, kenapa Aqilah harus pergi tanpa seijin saya terlebih dahulu, dan kenapa harus pulang larut seperti ini, meskipun saya tau kalau dia bisa menjaga dirinya sendiri tapi di hati saya, saya tetap khawatir" imbuh nya

"Saya benar benar menyesal Gavin" lirih gus Rafka

Gavin memang memiliki rasa kesal kepada Rafka karna berani melakukan hal kasar kepada adik nya tapi disisi lain ia bisa memaklumi jika gus Rafka tidak tau jika Aqilah mempunyai trauma

"Jika kamu mempunyai sudah istri di kemudian hari apa kamu mengizinkan istri kamu untuk keluar malam tanpa izinmu Gavin? apa yakin kau bisa tenang jika istrimu sudah larut malam belum pulang?" tanya gus Rafka dengan menatap Gavin dengan mata sayu nya

"Mungkin di jam ini belum terlalu larut di dunia mu ataupun di dunia Aqilah yang dulu, tapi bagi saya ini sudah terlalu larut untuk wanita saya" imbuh nya lagi

Mendengar penjelasan gus Rafka, Gavin tampak  dilema dan langsung memutuskan untuk pergi dari ruangan itu
...

Disisi lain ada kamar nya yang bernuansa cat monokrom tengah menjadi saksi bisu gadis yang sedang tertidur karena sudah berhasil melawan rasa trauma nya tadi

"Gimana keadaan Aqilah?" tanya Gavin kepada Gina dan Vina yang berada di samping Aqilah

"Trauma nya balik lagi Vin, dia dari tadi nangis tapi ga bersuara" jelas Vina

"Iya, dan dia tuh diem aja dari tadi, dia cuma pegang dada nya sambil nahan rasa sakit nya tapi pandangan mata nya itu lurus" imbuh Gina

"Tapi tenang aja tadi udah ditangani sama Vino kok" imbuh Vina lagi

Vino adalah seorang psikolog, adik dari Vina dan Gina, dan Vino juga bagian dari anak geng THUNDER

"Bagus deh, yaudah sekarang kita turun aja, biarin Aqilah istirahat dulu" ujar Gavin

"Ayo deh" ujar salah satu diantara Vina dan Gina
...

Kini jam sudah menunjukan jam 01.29 gadis yang tadi nya berhasil melawan trauma nya itu kini telah membuka mata nya

Dan keadaan yang ia ingat pertama kali ialah saat suami nya menghantam dinding kokoh hinga retak dan kejadian suami nya mengebrak meja kaca dan berhasil mengeluarkan suara nyaring nya

Kini ia langsung bangun dan menyandarkan diri nya ke headboard dan langsung meneteskan air mata nya lagi, ia juga ingat semua lontaran kata kata gus Rafka dan juga bentakan nya

Mengingat hal itu kembali Aqilah merasakan sesak nya kembali lagi dan jantung nya berdetak begitu kencang, merasakan hal itu ia pun berusaha meraih gelas bening di samping meja nya namun

"Pyar!!" satu gelas kaca itu berhasil pecah dan suara nyaring nya terdengar jelas lagi di telinga Aqilah

"Aarrghh" teriak Aqilah dengan histeris nya

~Ceklek~

"Heh qil, lo kenapa qil" panik Gina yang tiba tiba membuka pintu kamar Aqilah

Melihat kepanikan Gina, Aqilah hanya diam dan menahan sesak nafas nya itu ia tidak mampu berbicara dalam kondisi seperti ini, melihat Aqilah yang tampak kesakitan ia pun langsung berdiri dan menggedor kamar Gavin

"Gavin!" teriak Gina di depan kamar Gavin dan untungnya dengan hitungan detik Gavin membuka pintu itu

Belum sempat Gavin bertanya Gina langsung memotong nya "Liat Aqilah noh kenapa anjing"  kesal Gina karna Gavin tidak fokus dalam menjaga Aqilah

Mendengar kata "Aqilah" Gavin langsung memasuki kamar adek nya itu dan betapa kaget nya ia sudah melihat Aqilah yang sudah pingsan, dengan cepat ia mengangkat adik nya itu dan membaringkan nya ke kasur

"Panggil Vino di bawah" titah Gavin yang dalam keadaan panik

NADHIELFATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang