18

23.7K 1.1K 2
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
.
.
Assalamualaikum readers!!
.
.

"Tapi afwan om,apakah rasa malu om kepada keluarga bunda milna lebih besar dari pada rasa tega om melihat aqilah melaksanakan akad yang menjabat tangan saya bukan wali nya namun saudara om?" ujar laki laki muda itu

"Padahal om masih sehat wal afiat lho"imbuh nya lagi dan imbuhan tersebut membuat ayah dari aqilah itu termenung beberapa saat

"Baiklah om akan datang diacara pernikahan kalian" putus gino

"Kapan pelaksanaan pernikahan kalian dimulai?" tanya nya lagi

"Seperti yang saya bilang om,saya usahakan secepat nya"

"Yasudah om pasrah kan semua kepada kamu,kalau sudah menentukan hari nya kamu kabari om lagi"

"Pasti om"

"Yasudah kalo gitu om pamit ya nak"

"Iya om,fii amannilah" ujar gus rafka,tak lupa ia juga menyalimi gino

Flashback off

"Biar nanti om yang bilang ke mas gino supaya mau jadi wali aqilah" ujar om imam bijak

Namun di balik kebijakan om imam, di dalam hati nya ia masih merasa sakit hati atas perlakuan gino kepada kakak nya dan juga keponakan nya,namun ia juga tidak mungkin membiarkan gino tidak mau menjadi wali di pernikahan anak nya yang bungsu itu,karena bagaimana pun gino adalah ayah kandung aqilah dan keadaan gino masih hidup dengan kondisi sehat wal afiat

"Kenapa dia harus datang sih" ujar aqilah lirih yang masih terdengar oleh paman nya

"Mau bagaimana pun dia adalah ayahmu nak" ujar om imam lembut dengan mengelus kepala aqilah

"Om imam mah sama aja kek bunda selalu bilang gitu" kesal nya dan om imam hanya tersenyum tipis

"Kalo wali dari perempuan harus ayah nya,yaudah aqilah mau nya om imam jadi wali aqilah di pernikahan aqilah nanti,toh juga om sendiri yang bilang ke aqilah kalo om imam itu pengganti ayah aqilah dan aqilah juga boleh anggap om imam sebagai ayah aqilah" imbuh nya panjang lebar

"Aqilah,om memang bilang ke kamu kalo om adalah ayahmu,namun itu bukan berarti om bisa menjadi ayah yang aqilah kira,status om sama sebagai adik dari bunda mu dan kamu adalah ponakan om,jadi yang berhak menjadi wali kamu adalah ayahmu nak" jelas om Imam lembut

"Aqilah gamau ketemu dia,gara gara dia bunda meninggal" lirih aqilah dengan air mata yang sudah menetes

"Aqilah,ini semua sudah takdir,berhenti menyalahkan orang at..." ujar om imam dengan suara yang sedikit tinggi

"Udah lah terserah om aja,yang penting om seneng,aqilah mau pamit ke kamar dulu" pamit gadis itu yang langsung meninggalkan mereka semua

"Aqilah!!" bentak om imam dengan posisi yang hendak ingin mengejar aqilah

"Dek,sudah dek,biarkan aqilah tenang gin diri nya dulu" tahan ummi halimah

"Tapi mbak,kalo aqilah begini terus kapan dia bisa berubah lebih baik kedepan nya?"

"Iya mbak paham,kamu tenang dulu,kalo kamu emang mau ngerubah aqilah,harus pelan pelan ga bisa langsung instan"

"Sekarang kamu balik ke kursi,kita duduk lagi sama sama bicarakan untuk kedepan nya,untuk aqilah mbak yakin ga lama aqilah bakal balik lagi,nanti mbak yang coba bujuk dia" ujar ummi halimah dan dituruti oleh om imam

Kedekatan ummi halimah dan bunda halimah memang sudah melebihi apapun,hingga keluarga mereka pun menjalin ikatan persaudaraan karna memang sudah sama sama kenal satu sama lain,bunda milna sudah dianggap baik oleh keluarga ummi halimah dan ummi halimah pun juga sebaliknya

NADHIELFATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang