002. Penculikan

74.7K 2.5K 12
                                    

Elios hanya diam saat Graziano mengobati lukanya. Luka itu sama sekali tidak ada rasanya bagi Elios.

Pikirannya berkelana pada gadis yang menolongnya tadi malam. Elios tidak bisa mengusir gadis itu dari pikirannya. Gadis itu membawa daya tarik tersendiri bagi Elios.

“Lukanya sudah Saya obati, Tuan.” Ucap Graziano yang tengah membereskan obat-obatannya.

Elios hanya berdehem singkat.
“Aku ingin kau mencari tahu tentang gadis bernama Cahya yang sudah menolongku semalam.” Pinta Elios.

Graziano mengangguk. “Baik, Tuan. Saya akan mendapatkan apa yang Tuan inginkan.”

Elios mengangguk singkat. Dirinya sudah tidak sabar untuk bertemu gadis itu lagi. Gadis yang membuat Elios merasakan debaran aneh pada dirinya. Gadis yang membuat Elios tertarik pada yang namanya perempuan.

“Aku ingin secepatnya menerima laporan darimu tentang gadis itu.”

Lagi-lagi Graziano mengangguk menuruti perintah Tuan-nya.
“Baik, Tuan.”

Hati Elios sangat menginginkan gadis itu menjadi miliknya. Ya, Elios mengklaim gadis itu adalah miliknya. Hanya milik seorang Elios Lanzo Salvatore.

°°°°°

Cahya memijat keningnya yang terasa pening. Akibatnya adalah karena ia yang terus memikirkan kejadian semalam. Di mana ia telah membunuh orang untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Padahal dirinya tidak tahu, laki-laki yang ia tolong itu adalah orang baik atau orang jahat.

Beginilah Cahya. Dirinya akan jatuh sakit ketika terlalu memikirkan banyak hal.

“Kakak itu gimana, ya, sekarang? Lukanya udah diobatin belum, ya? Ihh, Cahya penasaran!” Gerutunya.

Cahya menoleh ke arah luar jendela. Di luar hujan turun dengan derasnya. Cahya menghela napas berat ketika dirinya tidak bisa bermain dengan Anak panti di luar.

Kini, Cahya tengah dilanda bosan. Ia bingung harus melakukan apa untuk menghilangkan rasa bosannya.

“Cahya tidur aja deh, biar nantinya nggak ngerasain bosen lagi.” Ujar Cahya. Dirinya langsung mengambil posisi tidur ternyamannya.

Malamnya, Cahya belum terbangun juga dari tidurnya. Gadis itu masih saja tertidur pulas sambil memeluk boneka beruang besar kesayangannya.

Seseorang dengan pakaian serba hitamnya masuk ke dalam kamar Cahya dengan melewati jendela kamar yang tidak terkunci.

Dia Elios. Laki-laki itu 'lah yang masuk diam-diam ke dalam kamar Cahya.

Elios dengan langkah pelan mendekati Cahya yang masih tertidur dengan nyenyak.

Wajahnya sangat damai dan juga cantik, membuat Elios lagi-lagi terpesona oleh gadis itu.

Setelah mendapat beberapa laporan tentang gadisnya, Elios langsung bergegas menghampiri tempat di mana Cahya berada. Dan di sini 'lah ia sekarang. Sebuah panti asuhan tempat gadisnya tinggal. Ia akan membawa Cahya ke kediamannya. Ia tidak akan berjauhan dengan gadis itu. Cahya harus tinggal dengannya. Selamanya.

Elios membungkuk untuk mensejajarkan wajahnya pada wajah Cahya. Tangannya bergerak menyingkirkan anak rambut yang nakal menutupi wajah Cahya yang terlihat damai.

“Cantik.” Ucapnya dengan suara pelan.

Elios beralih mengecup singkat kening Cahya. Detak jantungnya berdetak sangat kencang berbeda dari biasanya. Elios tampak sangat menikmati hal itu.

MY BABY [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang