Elios dengan langkah gontai memasuki kamarnya yang berada di lantai atas. Ia menutup pintu kamarnya dengan pelan.
Elios melempar jas dan juga tas kerjanya ke sofa yang terdapat di sana. Laki-laki itu berjalan memasuki kamar mandi. Ia akan membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum tidur.
Elios kembali keluar dengan bertelanjang dada dan mengenakan celana pendek berwarna hitam polos.
Elios dengan perlahan merebahkan dirinya di samping gadisnya yang sudah terlelap. Tangannya bergerak memeluk gadisnya.
Cahya menggeliat ketika merasa kepalanya tengah dipindahkan. Ia merasa menidurkan sesuatu yang tampak keras.
Perlahan, mata cantik gadis itu terbuka. Cahya tersentak melihat wajah lelah Elios berada di depan matanya.
“Kakak,”
“Maaf, aku buat kamu kebangun, ya?” Tanya Elios merasa bersalah.
Cahya tak menjawab pertanyaan laki-laki itu. Ia bergerak memeluk leher Elios dengan erat. Ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher laki-laki itu. “Hiks, Aya kangen Kakak,”
Elios mengecup puncak kepala gadisnya dengan terus menggumamkan kata 'Maaf'.
“Maaf sayang, maaf.” Hatinya sungguh sakit mendengar tangisan gadisnya.
“Aya nggak mau ditinggalin lagi, hiks... Kakak nggak boleh tinggalin Aya lagi.” Lirihnya dengan sedikit terisak.
“Iya, maaf, ya? Aku nggak ninggalin kamu lagi. Sekarang tidur, ya? Ini sudah malam.” Ucapnya. Tangannya setia mengelus punggung gadisnya.
“Enggak mau! Aya nggak bakal biarin Kakak pergi lagi.” Tolaknya semakin mempererat pelukannya pada Elios.
“Hey, sini lihat aku.” Elios berusaha menjauhkan wajah Cahya dari lehernya.
Laki-laki itu tersenyum melihat wajah gadisnya yang memerah karena menangis. Tangannya terulur mengusap air mata yang membasahi pipi gadis itu. Ia mengecup kedua kelopak mata gadis itu secara bergantian. “Aku nggak bakalan ke mana-mana. Tidur, ya? Ini sudah malam. Aku bakalan temenin bayi aku ini sampai bayi terbangun.”
“Terus kalau Aya udah bangun Kakak mau pergi lagi gitu?!” Tanyanya tak santai. Ia tidak mau Elios kembali meninggalkan dirinya.
Elios terkekeh melihat wajah gadisnya yang sangat lucu. “Enggak bakalan, sayang. Besok aku nggak ke mana-mana. Aku sama bayi saja di sini. Beneran.”
“Kakak nggak boleh bohong!”
“Enggak. Aku nggak bohong. Sekarang tidur, oke? Aku temenin di sini.” Elios menarik Cahya ke dalam dekapannya. Tangannya mengelus punggung gadis itu dengan lembut, memberikan kenyamanan untuk gadisnya.
Cahya memeluk Elios dengan erat. Dirinya takut jika Elios akan kembali pergi meninggalkan dirinya.
Tak lama, dengkuran halus mulai terdengar. Elios tersenyum tipis menyadari gadisnya yang sudah kembali terlelap.
Elios mengecup puncak kepala gadisnya. “Maaf, sayang. Aku janji tidak akan meninggalkan kamu lagi.” Bisiknya.
Elios menyadari jika gadisnya itu sudah terlalu bergantung padanya. Cahya tidak bisa jauh-jauh darinya.
°°°°°
Elios tersenyum melihat gadisnya yang sudah terbangun. “Bayi cantik ini sudah bangun, hm?” Elios mendekati gadisnya yang tengah mengerjap lucu. Ia duduk di samping gadisnya.
“Aya kira Kakak ninggalin Aya lagi,” Ucapnya. Ia mendudukkan dirinya di pangkuan laki-laki itu. Tangannya melingkar erat di leher Elios.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BABY [END]
Teen Fiction[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [ 18+ ] "𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝒄𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒐𝒍𝒐𝒔 𝒊𝒕𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒌𝒖." -ᴇʟɪᴏs ʟᴀɴᴢᴏ sᴀʟᴠᴀᴛᴏʀᴇ- ⚠️ WARNING ⚠️ - Terdapat beberapa kata-kata kasar yang tidak di sensor. - Terdapat beberapa adegan keker...