021. Seorang Wanita

21.4K 695 1
                                    

Seorang gadis yang sedang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit itu mengerjapkan matanya perlahan. Ia meringis seraya memijit keningnya yang berdenyut sakit.

“Hey, kamu sudah bangun?” Samar-samar suara itu terdengar di pendengaran Cahya.

Cahya menoleh ke samping, menemukan Casandra yang menatapnya dengan tersenyum.

“Kak Cassie?” Gumam Cahya.

Casandra mengangguk. “Apa ada yang sakit? Kamu merasakan apa saat ini?” Tanya Casandra membantu Cahya yang hendak bangun.

“Aya cuma masih pusing aja. Oh ya, Aya harus balik ke taman, Aya ninggalin Kak Elios di sana!” Ucapnya dengan panik ketika mengingat Elios yang tidak ia temukan saat di taman.

Casandra menahan tubuh Cahya ketika gadis itu ingin turun dari atas brankar. “Kamu 'kan baru bangun, jadi nggak boleh banyak gerak dulu.”

“Aya 'kan nggak sakit, terus kenapa Aya ada di rumah sakit?” Tanya gadis itu.

“Kamu tadi pingsan, makanya kamu di bawa ke rumah sakit biar diobatin sama dokter.” Jelas Casandra.

“Yaudah, sekarang 'kan Aya udah bangun, jadi Aya harus cari Kak Elios.”

Casandra mengusap wajahnya gusar. Gadis ini sungguh keras kepala sekali.

“Sebenarnya Elios itu lagi diperiksa sama dokter.” Ucap Casandra membuat Cahya terdiam.

“Kok Kak Elios bisa diperiksa sama dokter? Emang Kak Elios sakit apa?” Tanya Cahya tak mengerti.

“Aku nggak tahu ceritanya gimana. Tapi pas bawahan Elios terima telfon dari Elios, mereka langsung bergegas ke sana dan sudah menemukan Elios yang tidak sadarkan diri dengan luka tembak yang ada di perutnya. Di samping Elios juga ada kamu yang sudah dalam keadaan pingsan.” Jelas Casandra.

Tubuhnya mendadak kaku mendengar jika Elios mendapatkan luka tembak. Mengapa laki-laki itu tertembak?

“Aya mau ketemu sama Kak Elios!” Pintanya dengan air mata yang sudah tidak bisa ditahan lagi.

“Tapi kamu—”

“Kak, please... Aya mau ketemu Kak Elios,” Lirihnya menatap Casandra dengan wajah memelasnya.

Dengan pasrah Casandra mengangguk. Ia membantu Cahya turun dari atas brankar. Keduanya menuju ruangan VVIP, tempat di mana Elios dirawat.

Ketika sampai di sana, mereka berdua dapat melihat Marcello yang tengah duduk sambil memakan satu bungkus roti.

“Marcel,” Panggil Casandra.

Marcello menoleh ketika mendengar suara wanitanya. Ia bangkit dari duduknya. “Oh, Cahya sudah bangun?” Casandra mengangguk.

“Aya mau masuk, Aya mau ketemu Kak Elios.” Ucap Cahya pada Casandra yang masih setia memegangi lengannya.

Dokter keluar dari dalam ruangan, membuat ketiganya mengalihkan atensinya ke arah dokter laki-laki tersebut.

“Bagaimana keadaan Elios?” Tanya Marcello.

Dokter itu tersenyum tipis.
“Luka tembaknya tidak terlalu parah. Untung saja peluru tersebut tidak terlalu dalam, jadi masih bisa dengan mudah untuk diselamatkan.”

“Dokter, Aya boleh lihat Kak Elios?” Tanya Cahya pada dokter yang dikenali bernama Samuel.

“Untuk menjenguk pasien harus bergantian, ya? Karena di dalam sudah ada seorang wanita yang menjenguknya.” Ucap dokter itu.

“Tunggu dulu, wanita? Siapa wanita itu?” Tanya Casandra.

Dokter itu menggeleng pelan.
“Saya tidak tahu siapa wanita itu. Mereka terlihat seperti sedang membicarakan suatu hal yang penting. Saya harus permisi dulu, ya? Masih ada pasien yang harus Saya tangani.” Pamit dokter itu yang dibalas anggukan oleh ketiganya.

MY BABY [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang