Cahya melihat pemandangan taman di depannya dengan bosan. Sudah hampir satu Minggu lebih ia hanya berdiam diri di dalam mansion tanpa pergi ke mana pun.
Awalnya Cahya sempat protes saat Elios tiba-tiba saja memberitahukan kepulangan mereka lebih awal dari waktu yang ditentukan. Namun, saat Elios menjelaskan bahwa laki-laki itu sedang ada masalah di perusahaannya, mau tak mau Cahya menurutinya. Ia juga tidak mungkin egois dan hanya memikirkan kesenangannya sendiri.
Dan selama satu Minggu ini, Elios jarang sekali berada di mansion dengan waktu yang cukup panjang. Elios akan sesekali pulang untuk melepas rindu pada gadisnya. Setelah itu, laki-laki itu akan kembali ke kantornya dan akan pulang larut malam di saat Cahya sudah tidur.
Cahya hanya bisa berharap bahwa masalah Elios akan cepat selesai dan kembali memanjakan dirinya dan terus bersamanya dalam waktu yang panjang.
“Hey,” Cahya tersentak ketika merasakan sesuatu yang menyentuh pundaknya.
Cahya menoleh pada Casandra yang duduk di sampingnya. “Lagi mikirin apa?” Tanya Casandra yang tadi sempat melihat Cahya yang, tengah melamun.
Cahya menghela napasnya berat.
“Aya kangen Kak Elios,” Ucapnya lirih.Casandra menarik kepala Cahya agar bersandar di bahunya. Ia tahu perasaan Cahya saat ini.
“Sama. Aku juga merindukan Marcel. Tapi ya, mau bagaimana lagi? Masalah pekerjaan mereka belum selesai karena lagi-lagi ada orang jahat yang berniat menghancurkan perusahaan.”
Marcello sama dengan Elios. Marcello jarang kembali ke mansion karena Marcello ikut menemani Elios untuk menyelesaikan masalah perusahaan.
“Aya nggak boleh jalan-jalan keluar?” Tanya Cahya.
Casandra menggeleng pelan.
“Enggak. Kamu ingat 'kan kata Elios? Kamu nggak boleh keluar mansion dulu selama masalah Elios belum kelar.”Elios memang melarang Cahya untuk keluar mansion jika sedang tidak bersama dirinya. Laki-laki itu terlalu takut akan ada suatu hal yang menimpa gadisnya nanti.
“Tapi Aya bosen, Kak,”
Casandra menggigit bibir bawahnya sambil berpikir. “Bagaimana kalau kita menonton film Barbie yang baru rilis Minggu lalu saja?”
Cahya menegakkan tubuhnya kembali saat mendengar itu. “Emang udah ada yang baru lagi?” Tanyanya. Kenapa ia bisa tidak tahu jika film kesukaannya sudah rilis kembali?
Casandra mengangguk antusias.
“Iya! Kemarin aku dapat info dari Instagram, katanya ada film Barbie yang baru rilis Minggu kemarin.”Cahya bangkit dari duduknya. Ia menarik tangan Casandra dengan semangat. “Ayo, Kak, nonton Barbie sekarang aja.”
Casandra tersenyum. Ia segera membawa Cahya ke dalam kamarnya untuk menonton film kesukaan gadis itu yang baru rilis Minggu lalu.
Casandra sedikit bersyukur ketika berhasil mengalihkan kesedihan Cahya. Ia hanya berharap, semoga saja suaminya dan juga Elios berhasil menyelesaikan masalah pekerjaan mereka dengan cepat.
°°°°°
Di dalam ruangan yang terlihat luas dan megah yang diberi kaca besar untuk melihat pemandangan kota itu tampak begitu gaduh. Heningnya ruangan kini dipenuhi umpatan sekaligus teriakan dari salah satu pria.
“Fuck! Bagaimana ini bisa terjadi?!” Elios menatap bawahannya dengan murka. Bisa-bisanya ia kecolongan seperti ini.
Elios mendapat beberapa laporan dari bawahannya jika ide perusahaan telah kembali dicuri oleh seseorang yang mereka tidak ketahui siapa itu. Yang pastinya yang bisa mengambil ide perusahaan adalah seorang pengkhianat yang bekerja di perusahaan Elios.
Yang paling membuat Elios emosi adalah ketika mengetahui jika pendapatan perusahaan menurun dengan sangat drastis, hingga beberapa karyawan memberikan keluhan pada Elios.
“Kalian semua keluar!” Titah Marcello membuat beberapa orang itu keluar dengan terburu-buru.
“Aku sudah membangun perusahaan ini sejak aku masih kecil. Dan sekarang? Berani-beraninya ada seseorang yang nekat untuk menjatuhkan perusahaanku.” Elios memejamkan matanya berusaha meredam emosinya yang bisa meledak kapan saja.
“Aku tidak bisa membantu banyak untuk perusahaanmu, Elios. Aku rasa Daddy-mu bisa membantumu untuk menyelesaikan masalah ini.” Usul Marcello.
Elios tampak berpikir. “Aku akan berbicara dengannya nanti.” Putus Elios. Ya, jika sudah seperti ini ia tidak tahu harus meminta bantuan ke siapa lagi selain Daddy-nya.
°°°°°
Di sinilah Elios berada. Di mansion kedua orang tuanya.
“Apa yang mau kau bicarakan?” Tanya Franco sambil sesekali menyesap kopi buatan sang istri.
“Aku ingin meminta bantuan Daddy. Perusahaanku saat ini sedang kacau karena pencurian ide perusahaan dan juga penghasilan perusahaanku yang menurun. Apalagi ide-ide perusahaanku itu dapat memberikan hasil yang lumayan sehingga perusahaanku semakin meningkat. Aku tidak memikirkan jumlah uang yang didapat, tapi aku memikirkan perusahaan yang sudah kubangun sejak aku masih kecil.”
Franco mengerti setelah mendengar penjelasan Anak semata wayangnya itu. Ia juga mengerti mengapa Elios mati-matian mempertahankan perusahaannya setelah beberapa kali hampir jatuh.
Elios mendirikan perusahaannya sendiri sejak berumur 14 tahun yang artinya saat laki-laki itu masih menduduki bangku SMP. Elios kecil adalah Anak yang gigih, rajin, dan juga cerdas, membuat Franco menyuruh Anaknya itu untuk belajar mengenai cara mengelola perusahaan. Dan di situlah Franco memberikan beberapa bantuan untuk Anaknya itu membangun perusahaannya sendiri.
“Daddy akan membantumu untuk masalah ini. Kau tenang saja, perusahaanmu tidak lama lagi akan kembali seperti semula. Dan orang yang sudah berkhianat itu secepatnya akan Daddy berikan padamu.”
Elios tersenyum memandang kagum pada Daddy-nya. “Kau memang hebat, Dad.” Pujinya membuat Franco tersenyum simpul. Ia merasa senang karena Anaknya itu meminta bantuan kepadanya. Karena selama ini, Elios jarang sekali meminta bantuan padanya jika memiliki masalah. Pasti lelaki itu akan selalu menolak bantuannya.
“Tentu saja. Aku Daddy-mu.”
Keduanya kembali berbincang-bincang mengenai perusahaan. Sesekali mereka tertawa ketika membahas hal yang menurut mereka lucu.
°°°°°
Di dalam kamar bernuansa gelap itu terdapat seorang pria yang sedang tertawa keras sambil melihat beberapa dokumen yang terdapat di atas kasurnya.
“Lihat? Aku akan pastikan kali ini aku yang akan menang.” Pria itu kembali tertawa.
Pria yang tak lagi muda itu berjalan mendekat pada bingkai foto yang lumayan besar yang terdapat di dinding. Tangan yang sudah keriput itu mengelus dengan lembut foto tersebut. “Honey, aku akan membalasnya. Kau tenang saja, oke? Aku tidak akan membiarkan pembunuh itu hidup dengan tenang. Aku akan membuatnya merasakan seperti apa yang kau rasakan.” Tak terasa, air matanya terjatuh membasahi pipi pria itu.
Pria itu tidak akan membiarkan orang yang sudah membunuh istri tercintanya hidup bahagia. Ia akan membalaskan perbuatan pembunuh itu. Pembunuh itu harus merasakan apa yang istri tercintanya rasakan.
TO BE COUNTINED.
Halloooo, gimana part ini?
Butuh bantuan dong, kalau ada typo atau kata yang menurut kalian itu belum benar, tolong ditandai dan dikoreksi ya!
Jangan lupa tinggalkan jejak seperti vote dan komen!
Aku kasih lope-lope sekebon buat kalian yang masih setia nungguin cerita ini ❤️❤️❤️
See u next part !
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BABY [END]
Teen Fiction[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [ 18+ ] "𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝒄𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒐𝒍𝒐𝒔 𝒊𝒕𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒌𝒖." -ᴇʟɪᴏs ʟᴀɴᴢᴏ sᴀʟᴠᴀᴛᴏʀᴇ- ⚠️ WARNING ⚠️ - Terdapat beberapa kata-kata kasar yang tidak di sensor. - Terdapat beberapa adegan keker...