030. Gadis Bandel

18.1K 549 4
                                    

Cahya mulai mengambil salah satu permen untuk ia coba. Ia mengambil permen yupi rasa strawberry kesukaannya.

“Eummm, enak!” Ucapnya riang.

Casandra juga mengambil salah satu permen yang menurutnya menarik.

“Suka pesta permen?” Tanya Casandra. Cahya mengangguk cepat.

Casandra menumpahkan permen-permen di dalam toples itu ke atas kasur. Ia mengacaknya hingga permen itu bersebaran di mana-mana.

“Mari kita berpesta permen!”

“Yeay!”

Keduanya asik memakan permen-permen tersebut. Tak peduli seberapa banyak permen yang mereka makan. Intinya mereka harus sudah puas, baru akan berhenti memakan permennya.

“Sepertinya berkasnya ada di dalam kamarku. Aku akan mengambilnya sebentar.” Ucap Marcello pada Elios ketika berada di depan kamarnya.

Marcello membuka knop pintu kamar. Matanya membola terkejut ketika melihat kamarnya berserakan dengan berbagai bungkus permen.

Marcello menoleh pada Elios yang kini tengah menatap gadisnya dengan tajam. Kedua perempuan itu tampak belum menyadari kehadiran pasangan mereka.

Marcello perlahan mendekat pada istrinya. “Ekhem! Sayang?”

Suara itu mampu menghentikan aktivitas keduanya yang tengah membuka bungkus permen.

Kedua perempuan itu menoleh. Keduanya sama-sama terkejut ketika melihat siapa yang berada di sana.

Cahya meneguk salivanya kasar ketika di ambang pintu Elios tengah menatapnya dengan tajam.

“Apa yang kau lakukan, honey?” Tanya Marcello.

“Berpesta permen.” Balasnya acuh.

Elios berdehem singkat.
“Kita bicarakan lagi nanti.” Ucapnya sebelum melenggang pergi dari sana.

Cahya menatap sedih pada tubuh Elios yang mulai menghilang dari pandangannya. “Kakak!” Panggilnya sambil berlari mengejar Elios yang memasuki ruang kerjanya.

“Sepertinya akan ada pertengkaran di antara mereka.” Gumam Marcello.

Cahya yang baru membuka pintu ruangan itu bisa melihat Elios yang sudah duduk di kursi kerjanya dengan fokus menatap laptopnya.

Cahya memasuki ruang kerja Elios dengan perasaan cemas. Ia tahu jika laki-laki itu pasti akan marah padanya karena ia melanggar ucapan laki-laki itu.

Cahya mendekati Elios yang hanya diam. Laki-laki itu tampak tak mempedulikan keberadaan gadisnya yang kini berada di sampingnya.

“Kakak,” Cicitnya. Tangannya menarik ujung kemeja yang dipakai Elios.

Elios hanya diam tanpa ada niat untuk menanggapi.

“Kakak,” Panggilnya lagi. Ia menggoyangkan lengan Elios dengan pelan.

Cahya sedih ketika laki-laki itu hanya diam dan tak menganggap dirinya ada.

Gadis itu dengan kasar menghapus air matanya yang turun membasahi pipinya.

Cahya bergerak mendudukkan dirinya di atas pangkuan laki-laki itu tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu. Tangannya melingkar erat memeluk leher Elios. Ia menduselkan hidung mancungnya di ceruk leher Elios.

“Maafin Aya udah melanggar ucapan Kakak.” Gumamnya dengan suara yang bergetar pilu.

Elios hanya diam membiarkan gadis itu berbicara. Ia tetap fokus pada pekerjaannya yang semakin hari semakin menumpuk.

MY BABY [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang