031. Cerita Lucu

15.9K 434 5
                                    

Hari semakin berlalu. Pasangan kekasih itu semakin menunjukkan keromantisannya membuat siapa pun yang melihatnya akan merasa iri.

Jika orang-orang akan bilang kalau Cahya 'lah yang beruntung mendapatkan laki-laki tampan dan juga mapan seperti Elios, namun menurut Elios tidak seperti itu. Justru di sini Elios 'lah yang beruntung mendapatkan gadis cantik dan imut seperti Cahya. Gadis dengan segala kepolosannya membuat siapa pun akan gemas pada gadis itu.

Semenjak kehadiran Cahya di hidup Elios, laki-laki itu merasa hidupnya lebih berwarna karena kehadiran gadis itu. Tidak suram seperti dulu saat ia hidup dikelilingi oleh banyak masalah, penderitaan dan juga kegelapan.

Dulu memang Elios suka membunuh atau pun melakukan eksperimen pada sebagian orang untuk ia jadikan sebagai hewan percobaan. Namun, semenjak kehadiran Cahya, Elios mengurangi hobinya yang menyeramkan itu.

Elios menjadikan mereka sebagai pelampiasan ketika dirinya sedang banyak pikiran atau sedang emosi.

Tapi sekarang, hanya dengan melihat wajah cantik gadisnya saja sudah membuat Elios kembali tenang. Gadisnya memiliki cara tersendiri untuk membuat Elios luluh.

“Nanti pas aku berangkat ke kantor, Aya nggak boleh nakal, ya? Nggak boleh bandel lagi seperti kemarin-kemarin. Nanti main sama Cassie saja. Tapi kalau wanita itu menawarkan hal yang aku larang, jangan menyetujuinya.” Peringat Elios pada gadisnya yang kini berada di atas pangkuannya.

“Oke, Kak!” Cahya kembali fokus menonton film Barbie favorite-nya di ponsel milik Elios.

“Kapan kau akan berangkat jika terus bermesraan seperti itu?” Tanya Marcello jengah. Ia baru saja menuruni tangga dan sudah mendapatkan pasangan kekasih itu yang sedang bermesraan.

Elios menatap tajam pada Marcello yang sudah berani mengganggunya.

Marcello mendengus. “Ayolah Elios, kita sudah hampir telat. Kau tidak lupa 'kan jika kita memiliki janji pada Pak Andreas? Kita memiliki banyak meeting hari ini.”

Elios mendesah malas. “Ya, baiklah.” Laki-laki itu menaruh tubuh Cahya hingga berada di sampingnya.

“Kok Aya diturunin?” Tanya Cahya tak terima.

Elios mengambil ponselnya yang berada di genggaman gadis itu.
“Aku harus berangkat ke kantor. Kamu tidak lihat tikus pengganggu itu sudah mengomel tidak jelas seperti Ibu-ibu arisan?”

Marcello mendelik tak terima mendengar perkataan Elios yang tampak meledeknya. “Hey, jaga ucapanmu!”

Elios mengabaikan pria itu.
“Aku akan pulang secepatnya, oke? Kamu harus menjadi gadis yang penurut.”

“Oke,” Elios mengecup kening gadis itu sekilas sebelum pamit untuk pergi ke kantornya.

“Huft, kalau Kak Elios pergi pasti Aya bosen lagi.”

“Jalan-jalan, yuk, biar nggak bosen.” Celetuk Casandra setelah mendudukkan dirinya di samping Cahya.

“Emangnya boleh sama Kak Elios? Aya nggak mau bikin Kak Elios marah lagi kayak kemarin.” Ucapnya.

Casandra tersenyum tipis.
“Aku sudah izin kok sama kekasih kamu itu. Kamu mau jalan-jalan nggak? Biar nggak bosen.”

Cahya mengangguk semangat.
“Aya mau!”

“Oke, let's go!” Keduanya bersiap-siap untuk jalan-jalan pada sore hari ini.

°°°°°

Keduanya kini berjalan di atas trotoar sambil menyusuri jalanan yang cukup ramai.

“Kamu mau beli sesuatu nggak? Kalau mau nanti aku beliin.” Tawar Casandra.

MY BABY [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang