011. Bayi Elios

50.7K 1.2K 2
                                    

Cahya mengusap pipinya yang terdapat air matanya sendiri.

Ia menangis ketika saat terbangun dari tidurnya, dirinya tak mendapati Elios berada di kamarnya. Ia sendirian.

“Nona jangan menangis lagi, ya? Sebentar lagi Tuan pasti akan segera datang.” Ucap pelayan bernama Mira yang tengah berusaha menenangkan atasannya.

Hiks... Enggak mau, Bi. Aya mau Kak Elios, sekarang!” Ujar Cahya semakin menangis.

Tak lama pintu terbuka menampilkan Elios yang datang dengan tergesa-gesa.

“Kau keluar.” Singkatnya pada Mira.

Mira mengangguk. Ia menunduk hormat sebelum keluar dari dalam kamar atasannya.

Elios mendekat pada Cahya yang tengah berusaha menghentikan tangisannya. Ia duduk di samping Cahya, membawa gadis itu ke atas pangkuannya.

“Kenapa menangis, sayang? Lihat, sekarang muka kamu jadi jelek karena menangis.” Ucap Elios sambil menghapus bekas air mata yang membekas di pipi Cahya.

Tangis Cahya semakin pecah mendengar ejekan Elios.
“Ih, Kakak mah... Hiks... Jahat!”

Elios terkikik geli. Ia membawa Cahya ke dalam dekapannya. “Iya sayang, maafin aku, ya? Aya cantik kok nggak jelek, makanya nggak boleh nangis.” Elios mengusap punggung gadis itu.

Cahya mengatur napasnya yang tak beraturan akibat terlalu lama menangis. “Kakak kenapa sih selalu ninggalin Aya kalau lagi tidur? Kakak nggak sayang sama Aya ya, makanya ninggalin Aya terus?”

Elios menggeleng cepat. Ia menangkup kedua pipi Cahya yang memerah. “Enggak, sayang. Elios sayang banget sama bayinya Elios ini. Tadi aku ninggalin kamu karena ada urusan sebentar sama sepupu aku.” Elios mengecup ujung hidung Cahya yang memerah.

“Urusan apa?” Tanya Cahya.

“Kamu nggak perlu tahu. Tidur lagi saja, ya? Kamu tidur nggak sampai setengah jam lho tadi,” Ucap Elios.

“Enggak mau! Nanti Kakak ninggalin Aya lagi.” Cahya mengerucutkan bibirnya sebal.

Elios yang gemas pun mencuri kecupan di bibir pink alami gadis itu. “Aku nggak pergi kok sekarang. Aku bakalan temenin Aya bobo.” Ucapnya.

Elios berdiri dari duduknya. Ia mulai menimang-nimang tubuh Cahya yang berada di gendongannya. Tak lupa tangannya yang masih setia mengelus punggung gadis itu.

“Ayo bayi bobo,” Elios berjalan mondar-mandir sambil menepuk-nepuk punggung gadis itu pelan.

“Aya bukan bayi,” Ucapnya dengan suara samar. Rasa kantuknya kembali menyerang dirinya.

“Aya bayinya Elios.” Bisik Elios lembut.

Elios memberikan kecupan singkat di pipi Cahya. Elios mengirup dalam-dalam wangi strawberry yang menguar dari surai halus gadis itu. Sangat menenangkan untuk Elios.

“Kakak jangan tinggalin Aya,” Gumam Cahya dengan mata yang terpejam.

“Aku tidak akan meninggalkan kamu, baby.” Bisiknya tepat di telinga Cahya. Ia mengecup singkat di sana.

Setelah dirasa lama berdiri, kakinya mulai terasa pegal. Alhasil, Elios membaringkan Cahya di atas ranjang dengan tangan Cahya yang memeluk erat lehernya.

Elios mengelus lembut punggung gadis itu ketika Cahya menggeliat kecil.

Tangan kirinya ia jadikan sebagai bantalan gadisnya. Tangannya yang satu bergerak menyingkirkan anak rambut yang nakal menutupi wajah cantik gadisnya.

MY BABY [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang