Livia mendekat pada brankar Elios. Ia mengeluarkan sebuah foto cetak dari dalam tas mahalnya. Ia memperlihatkan foto itu pada Elios.
“Ini fotomu dengan gadismu, kan?”Elios menatap foto itu dengan heran. Iya, itu memang foto dirinya dengan gadisnya yang tengah berjalan di taman beberapa Minggu yang lalu.
“Kau dapat dari mana foto itu?” Tanya Elios menatap Livia dengan datar.
“Dari meja karyawan suamiku. Saat aku sedang berkunjung ke kantor suamiku yang berada di Indonesia, aku menemukan foto ini di salah satu meja karyawan Adriano. Awalnya aku hanya iseng melihat-lihat foto tersebut. Namun, saat aku melihatnya dengan teliti, aku seperti mengenali wajah laki-laki dalam foto itu, dan ya, setelah aku mengingatnya bahwa laki-laki dalam foto itu adalah kau, aku langsung mengambil foto itu diam-diam lalu menyimpannya di dalam tasku.” Jelas Livia.
Adriano mendudukkan dirinya di samping pasangan suami-istri itu karena tubuhnya yang terasa pegal. Pasti istrinya itu akan menceritakannya dengan panjang dan lama.
“Laki-laki atau perempuan karyawanmu itu?” Tanya Casandra.
“Laki-laki. Kalian tahu? Gelagat laki-laki itu juga sangat aneh. Pada saat acara anniversary perusahaan yang ke 3, aku melihat laki-laki itu yang diam menyendiri di taman belakang. Awalnya aku cuek saja dengan dia karena menurutku itu tidak penting. Tapi ketika mendengar nama panjangmu disebut, aku menjadi penasaran dan akhirnya aku menguping pembicaraan laki-laki itu yang sedang menelfon siapa itu aku tidak tahu itu.”
“Mengapa dia menyebut namaku? Apa yang dia katakan?” Tanya Elios tak mengerti.
“Dia mengatakan seperti ini 'Aku akan membalas perbuatan Elios. Dia harus mendapatkan hukuman karena sudah melakukan hal yang sangat fatal'.”
“Memangnya aku melakukan apa?”
“Ya mana aku tahu! Setelah menelfon, dia segera kembali ke acara dan menyapa teman-temannya dengan ceria seolah tidak sedang terjadi apa-apa. Padahal saat di taman, laki-laki itu tampak sedih sebelum menelfon seseorang.”
Elios terdiam memikirkan setiap ucapan Livia. Jika benar ada yang ingin menghancurkannya kembali, memangnya siapa dia? Elios berbuat apa hingga dia mengucapkan bahwa Elios telah melakukan hal yang sangat fatal?
“Kau harus menyelidiki masalah ini, Elios. Aku akan membantumu.” Ujar Marcello.
Livia mengangguk setuju. “Aku juga akan membantumu.” Ucap Livia yang diangguki Adriano, suaminya.
Berjam-jam sudah mereka lewati untuk berbincang dan mencari solusi dari masalah yang menimpa Elios.
Cahya menggeliat kecil. Ia membuka matanya perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan Elios yang berada dekat dengan wajahnya.
Cahya menatap apa yang kini sedang di tatap oleh Elios. Gadis itu membulatkan matanya ketika ada orang lain yang tidak gadis itu kenal berada di dalam ruangan ini.
“Kakak,” Bisik Cahya pelan.
Elios yang mendengar itu sontak menundukkan kepalanya ke bawah. Kedua netra mereka bertemu.
“Bayi sudah bangun?” Elios mengecup kening Cahya sekilas. Tangannya bergerak mengelus pipi kiri gadis itu dengan lembut.
Cahya mengangguk. “Kok di sini ramai?” Tanya Cahya dengan suara pelan.
Elios tersenyum tipis. “Teman aku datang ke sini, makanya ramai.”
“Mereka berdua teman Kakak?” Elios mengangguk.
Cahya menyembunyikan wajahnya di dada bidang laki-laki itu. Ia menduselkan hidung mancungnya di sana.
Livia yang tak sengaja melihat itu mengulum senyumnya gemas.
“Astaga, gadismu lucu sekali, Elios.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BABY [END]
Fiksi Remaja[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [ 18+ ] "𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝒄𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒐𝒍𝒐𝒔 𝒊𝒕𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒌𝒖." -ᴇʟɪᴏs ʟᴀɴᴢᴏ sᴀʟᴠᴀᴛᴏʀᴇ- ⚠️ WARNING ⚠️ - Terdapat beberapa kata-kata kasar yang tidak di sensor. - Terdapat beberapa adegan keker...