049. Kesalahpahaman

16.1K 451 7
                                    

Marcello memasuki ruang rawat Elios ketika dokter mengatakan jika laki-laki itu sudah sadar.

Ia mendekati Elios yang tengah terbaring lemah di atas brankar dengan mata terpejam.

“Bagaimana keadaanmu?” Tanya Marcello sambil mendudukkan diri di kursi yang terdapat di samping brankar.

Mata Elios terbuka mendengar pertanyaan tersebut. “Perutku masih terasa sakit.” Ucapnya lemah.

Marcello mengangguk paham. “Gadismu, dia baik-baik saja. Hanya saja sepertinya gadismu mengalami trauma atas apa yang terjadi.”

Elios dengan cepat menoleh menatap Marcello yang berada di sampingnya. “Apa yang sebenarnya terjadi dengan gadisku?” Tanya Elios khawatir.

“Yang aku dengar dari cerita istriku, gadismu bilang jika saat gadismu terbangun dari tidurnya, gadismu sudah tidak mengenakan pakaian. Dia hanya mengenakan dalaman saja saat itu. Dan juga, katanya ada pria tua yang menyentuh dan mencium tubuh gadismu.” Jelas Marcello.

Elios menggeram marah. Sial! Ia kelepasan. Ia tidak bisa menjaga gadisnya. Ia saja belum pernah menyentuh gadisnya sampai sejauh itu. Lalu pria tua itu yang bukan siapa-siapa kenapa berani sekali menyentuh gadisnya hingga membuat gadisnya trauma?

“Lalu di mana dua pria tua itu?” Tanya Elios.

“Mereka sudah diamankan di tempat biasa oleh bawahanku. Lebih baik kau fokus saja pada kesembuhanmu sekarang agar kau bisa menemui gadismu.” Ujar Marcello.

“Apa tidak bisa sekarang? Aku merindukan gadisku.”

Marcello menghela napas berat. “Kondisimu belum terlalu pulih, Elios. Mengertilah.”

Dan pada akhirnya, Elios hanya bisa menuruti ucapan Marcello. Ia harus benar-benar pulih agar bisa menemui gadisnya.

°°°°°

Casandra menatap nanar pada semangkuk bubur yang belum tersentuh oleh Cahya.

“Cahya, kenapa buburnya nggak dimakan?” Tanya Casandra mendekat pada Cahya yang lagi-lagi melamun.

Cahya menggeleng pelan.
“Enggak lapar.”

“Sayang, kalau kamu nggak makan nanti kamu malah tambah sakit lho, dimakan, ya, buburnya? Aku suapin deh.” Ucap Casandra. Ia mengambil semangkuk bubur yang berada di atas nakas.

Cahya mau tak mau memakan bubur itu walau rasanya sangat hambar. Ia sangat tidak suka dengan makanan rumah sakit.

Setelah semangkuk bubur itu habis, Casandra memberikan segelas air putih pada Cahya yang langsung ditenggak habis oleh gadis itu.

“Pintar banget sih kamu.” Casandra menoel hidung mancung Cahya.

Cahya tersenyum tipis.

“Cahya,”

“Heumm?”

“Kamu... Nggak mau ketemu sama Elios, gitu?” Tanya Casandra. Pasalnya ia tampak heran, karena dari kemarin, Cahya tidak ada menanyakan keberadaan Elios.

Cahya terdiam. Ia kembali mengingat foto yang ditunjukkan oleh pria tua itu beberapa hari yang lalu.

“Enggak.” Singkatnya.

Casandra mengerutkan dahinya bingung. “Kenapa?” Tanyanya penasaran.

“Kak Elios jahat, hiks... Dia selingkuhin Aya.” Cahya kembali terisak.

MY BABY [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang