047. Penyelamatan Cahya

14.4K 372 7
                                    

“Aku ingin balas dendam pada seseorang.” Ucap Dante. Pria itu menatap kosong pada TV di depannya yang tidak menyala.

“Balas dendam karena apa?” Tanya John tak mengerti.

“Kau tahu yang sudah membunuh istriku adalah Anak dari Franco, bukan?”

John mengangguk. “Gadis yang aku serahkan padamu itu adalah kekasih Elios. Dia adalah kelemahan Elios. Maka dari itu aku menculiknya dan menjadikannya jalang untukmu.” Jelas Dante.

John terkejut mendengar penuturan Dante. “Hey, gadis itu sangat polos. Kau tega sekali menjadikan dia sebagai alat balas dendam.”

Dante terkekeh kecil. “Karena gadis itu polos makanya bisa aku gunakan untuk alat balas dendam. Aku sudah menghilangkan kepercayaannya pada Elios dengan menunjukkan foto perselingkuhan Elios dan seorang wanita yang sudah aku rekayasa. Dengan begitu, rencana balas dendamku akan berjalan dengan lancar.” Jelasnya membuat John terdiam.

“Mengapa? Apa ada yang salah? Bukankah ini bagus? Kau bisa menikmati tubuh jalang kecil itu. Kau bisa menjadikannya sebagai pemuas nafsumu.” Tanya Dante melihat keterdiaman John.

“Ya, kau benar. Aku akan mendapatkan keuntungannya. Jalang kecil itu benar-benar membuatku bernafsu walau hanya melihat wajah polosnya saja.” John tersenyum kecil mengingat betapa menggodanya wajah Cahya.

Dante terkekeh. “Kau benar-benar pria penggila sex.”

“Tentu. Cobalah untuk menikmati tubuh perempuan lain. Itu akan sangat menyenangkan.” Saran John.

Dante menggeleng cepat.
“Tidak akan! Aku sangat menghargai mendiang istriku.”

John tersenyum remeh. “Setelah kebusukannya terlihat, kau masih bisa menghargai wanita itu? Aku tidak habis pikir denganmu, Adikku.”

Dante tersenyum tipis. Sangat tipis. “Karena aku mencintainya. Sangat-sangat mencintainya.” Lirihnya pelan.

John terdiam melihat Adik-nya yang menatap ke arah depan dengan pandangan kosong. Adik-nya itu terlalu mencintai istrinya hingga tidak peduli dengan pengkhianatan yang Adik-nya terima.

°°°°°

Sudah 3 hari Cahya berada di tempat yang tidak ia ketahui. Cahya menghela napas pelan. Ia masih memikirkan bagaimana caranya agar bisa keluar dari tempat terkutuk ini.

Matanya melirik takut pada pintu yang tengah dibuka.

“Hai, cantik.” Sapa John yang baru memasuki kamar.

Mata Cahya memanas melihat pria itu yang semakin mendekat. “Om mau ngapain ke sini? Lepasin Cahya, Om!”

John terkekeh. “Tidak akan. Kau ini mainanku. Mana mungkin aku menyia-nyiakan mainan sepertimu?” Ucapnya dengan alis terangkat.

Cahya memalingkan wajahnya ketika John mendekatkan wajah mereka. Tangan John membelai lembut pipi halus gadis di depannya.

“Milikku sudah tegang hanya karena melihat wajah polosmu ini.” Bisiknya.

Kaki Cahya terus bergerak ingin menendang kaki pria itu. Tetapi tidak bisa. Karena tali yang mengikat kakinya sungguh begitu kuat.

“Lepasin Cahya! Om jahat! Om nggak boleh sentuh Cahya!” Teriaknya.

John tersenyum miring mendengar teriakan gadis itu yang justru terdengar seksi di pendengarannya.

MY BABY [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang