051. Buaya Jahat!

16.4K 422 5
                                    

Cahya masih terdiam hingga video itu berakhir. Gadis itu memiliki pikiran-pikiran yang rumit di kepalanya.

Elios memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana yang ia pakai. “Apa kamu masih tidak percaya setelah melihat pengakuan dari mereka?” Tanya Elios. Jujur saja, hatinya kini dilanda gelisah melihat Cahya yang hanya diam.

Tangan Elios bergerak menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik gadisnya. Hatinya terenyuh melihat tatapan gadis itu yang terlihat kosong.

Setelah lama terdiam, barulah Cahya sadar. Ia menoleh, menatap bola mata indah berwarna cokelat milik Elios. Tatapan laki-laki itu terlihat sangat tulus dan penuh cinta saat menatapnya.

Air mata lolos begitu saja membasahi pipi Cahya. “Kakak,” Lirihnya dengan bibir yang dimanyunkan.

Elios terkekeh. Ia mengecup bibir gadis itu sekilas, lalu memeluknya dengan erat. “Don't cry. Kamu sekarang percaya sama aku, kan? Aku tidak pernah mengkhianati kamu.” Elios mengelus punggung gadis itu dengan lembut.

Hiks, mereka jahat! Ta–tapi, hiks, Kakak tetep aja udah disentuh sama cewek lain!” Kesal Cahya memukul dada bidang Elios.

Elios memejamkan matanya lalu menarik napas pelan. “Iya, nanti perempuan itu dibalas, ya, karena sudah menyentuh milik Aya. Sudah, ya, sekarang jangan menangis lagi. Tuh, lihat, wajah kamu sudah seperti badut karena terus menangis.” Ledek Elios melihat wajah gadisnya yang memerah karena menangis.

Cahya yang mendengar itu semakin cemberut dan menggigit leher Elios sedikit kencang. “Akhh, sayang, sakit!” Lenguh Elios merasa sakit karena gigitan gadisnya.

“Aya sebel sama Kakak! Kakak ngeledek Aya terus!” Pipi gadis itu mengembung membuat kesan imut pada gadis itu.

Elios mengusap lehernya yang sudah dipastikan akan memerah. Ia terkekeh kecil melihat wajah imut nan kesal milik gadisnya. “Aku berbicara sesuai fakta lho,”

“Diam nggak?!” Kesal Cahya dengan mata yang melotot. Bukannya menyeramkan, gadis itu malah terlihat sangat imut di mata Elios.

Elios terkekeh. Ia merebahkan tubuh gadisnya di atas ranjang, lalu ia juga merebahkan tubuhnya di samping gadisnya. Elios membawa Cahya ke dalam dekapan hangatnya.
“Bayi bobo siang saja.”

Cahya hanya diam sambil menikmati usapan lembut di punggungnya. Tak lama matanya terasa berat dan akhirnya mata indah itu terpejam.

Elios tersenyum tipis melihat wajah damai gadisnya saat tertidur. Ia mengecup kening gadisnya sedikit lama. “I love you, little girl.” Bisiknya.

°°°°°

“Apa gadismu sudah tenang dan tidak marah lagi padamu?” Tanya Marcello melihat Elios yang sedang menuruni tangga.

“Sudah. Bagaimana keadaan pecundang itu?” Tanya Elios.

“Keadaannya kacau. Segeralah balaskan penderitaan gadismu pada mereka.” Ujar Marcello.

Elios mengangguk tanpa berkata apa pun lagi pada Marcello. Laki-laki itu pergi ke ruang bawah tanah, tempat di mana manusia-manusia bermasalah mendapatkan hukumannya.

Saat Elios memasuki ruangan, Elios sudah disambut beberapa bawahannya yang menunduk hormat padanya. Elios hanya mengangguk untuk meresponnya.

Elios memasuki ruangan yang berisikan dua orang pria yang tidak lain adalah Dante dan John.

Elios menatap datar pemandangan di depannya.

MY BABY [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang