Kini semuanya tengah berkumpul di dalam kamar Casandra dan juga Marcello. Marcello juga sudah memberitahukan kepada Elios atas kehamilan Casandra.
Cahya yang mendengar dari Elios jika Casandra akan memiliki bayi pun merasa sangat senang. Ia meminta pada Elios untuk menemui Casandra, dan akhirnya Elios memutuskan untuk membawa gadisnya ke kamar Casandra dan juga Marcello.
Cahya menatap berbinar pada perut Casandra yang masih rata.
“Jadi, di sini beneran ada Dede bayinya?” Tanyanya.Casandra mengangguk semangat.
“Iya. Di sini ada Dede bayinya.”Dahi Cahya mengkerut. “Tapi kenapa perut Kak Cassie nggak besar kayak orang yang di taman waktu itu?” Tanya Cahya.
“Eum, gini ya, Dede bayinya 'kan ada di sini baru beberapa Minggu, nanti kalau misalnya udah 4 bulan-an, baru deh perut aku jadi besar.” Jelas Casandra.
Bahu Cahya melemas mendengar ucapan Casandra. “4 bulan? Kenapa lama banget Dede bayinya jadi besar? Terus nanti dia keluarnya kapan dong?”
Casandra tersenyum tipis.
“Bulan ke 9 baru Dede bayinya keluar dari dalam sini.”Wajah lesu Cahya kini kembali menjadi semangat mendengar ucapan Casandra. “Aya nggak sabar nunggu Dede bayinya keluar.” Ucap Cahya. Ia turun dari atas ranjang dan menghampiri Elios yang tengah duduk di sofa bersama Marcello.
“Kakak, Aya mau cepat-cepat punya Dede bayi juga.” Ucap Cahya sambil menarik lengan baju laki-laki itu.
Elios menarik Cahya untuk ia dudukkan di atas pangkuannya. “Nanti, ya, sesudah kita menikah baru bisa punya Dede bayi.” Ucap Elios. Tangannya bergerak mengelus pipi gembul gadisnya dengan lembut.
Cahya sedikit memiringkan kepalanya ke samping. “Memangnya buat Dede bayi itu gimana, sih?” Tanya Cahya.
Elios terdiam mendengar pertanyaan dari gadis itu. Begitu pun dengan Marcello dan juga Casandra yang saling tatap.
Elios berdehem untuk menghilangkan kegugupannya. “Kamu bakalan tahu caranya nanti kalau kita sudah menikah, ya?”
Cahya menekuk wajahnya kesal. “Kenapa semua bisanya kalau udah menikah, sih? Kenapa nggak sekarang aja?” Tanya Cahya heran.
“Karena ini tuh termasuk... Ah, privasi, iya privasi. Jadi bisa diketahuinya ketika sudah menikah saja.” Ucap Casandra membantu untuk menjawab.
“Privasi? Jadi nggak boleh dikasih tahu semua orang?”
Casandra mengangguk cepat.
“Nah, iya benar! Bolehnya hanya kamu dan Elios saja yang boleh tahu. Yang lain nggak boleh, karena ini termasuk privasi. Dan boleh diketahuinya ketika kalian sudah menikah.” Jelas Casandra.Cahya mengangguk paham.
“Ooo, gitu, ya?” Semuanya mengangguk.Elios berdehem singkat.
“Sudah, jangan dibahas lagi, ya? Lebih baik kita jalan-jalan saja, mau?” Ajak Elios pada Cahya.Cahya mengangguk cepat. “Mau!” Balasnya semangat.
“Oke, let's go!” Elios menggendong Cahya ala koala. “Kami pergi dulu.” Pamit Elios pada pasangan suami-istri itu yang dibalas anggukan oleh keduanya.
°°°°°
Elios dan juga Cahya mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan di Italia. Tempat itu sangat samai oleh para pengunjung.
Elios tersenyum kecil melihat gadisnya yang tampak senang. Ia sengaja mengajak gadis itu ke tempat ramai seperti ini walaupun dirinya sudah mulai risih oleh wanita yang mencuri-curi pandang padanya semenjak memasuki tempat ini. Laki-laki itu juga sengaja menyuruh para bawahannya untuk menjaga mereka dari kejauhan agar gadisnya terasa nyaman. Walaupun masih ada dirinya yang akan menjaga gadis itu dengan sedikit ketat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BABY [END]
Teen Fiction[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [ 18+ ] "𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝒄𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒐𝒍𝒐𝒔 𝒊𝒕𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒌𝒖." -ᴇʟɪᴏs ʟᴀɴᴢᴏ sᴀʟᴠᴀᴛᴏʀᴇ- ⚠️ WARNING ⚠️ - Terdapat beberapa kata-kata kasar yang tidak di sensor. - Terdapat beberapa adegan keker...