Penjual balon tersebut tampak bingung ketika melihat seorang gadis mungil tengah menatap barang jualannya dengan senyum lebar.
“Vuoi comprare dei palloncini?” Tanya penjual itu dengan menggunakan bahasa Italia.
[Kau ingin membeli balon?]
Cahya mengerutkan dahinya bingung. Ia tidak mengerti apa yang penjual itu katakan.
Gadis itu menunjuk satu balon berkarakter yang sudah menjadi incarannya sejak awal. Ia tidak mengetahui karakter apa itu. Ia hanya suka dengan karakter dan warnanya saja.
Penjual itu mengangguk mengerti. Ia memberikan balon yang tadi gadis itu tunjuk. “Il prezzo è di 2 euro.” Ucap penjual itu.
Cahya dengan bingung memberikan dua lembar mata uang yang tadi sempat ia ambil di laci meja kerja Elios.
Penjual itu melotot terkejut.
“Questo è troppo, ne prendo uno e restituisco il resto.” Ucap penjual itu mengambil selembar uang dan memasukkannya ke dalam tas yang selalu penjual itu bawa untuk menaruh uang hasil dari jualannya.[Ini terlalu banyak. Saya akan mengambil satu dan akan Saya kembalikan kembaliannya.]
Penjual itu hendak mengembalikan kembalian Cahya, namun Cahya langsung bergegas kabur dari sana.
“Hey aspetta!” Teriak penjual itu. Penjual itu menghela napas berat. Sudahlah, mungkin ini memang rezekinya.
[Hey, tunggu!]
°°°°°
Cahya mengatur napasnya yang terengah karena berlari terus menerus. Cahya mendudukkan dirinya di bangku taman. Ya, kini gadis itu tengah berada di taman yang berada di belakang perusahaan.
“Huft, Aya capek! Penjualnya lama sih, jadi Aya tinggal aja.” Gumamnya.
Wajah lelahnya kembali sumringah ketika menatap balon yang kini talinya tengah ia genggam.
“Yeay, Aya punya balon lucu!” Senangnya.
Cahya sibuk bermain dengan balon yang baru saja gadis itu beli.
Namun, saat sedang asik bermain. Tiba-tiba saja mulutnya dibekap oleh seseorang dari arah belakang, membuat gadis itu kehilangan kesadarannya.
Balon yang tadi sempat Cahya pegang terlepas hingga terbang bebas ke atas. Bertepatan dengan Cahya yang tengah dimasukkan oleh seseorang ke dalam mobil tanpa plat nomor.
°°°°°
Graziano meremas ujung kemejanya dengan gelisah.
Saat memasuki kembali ruangan Elios, laki-laki itu dikejutkan dengan ketidakadaan sosok Cahya di ruangan Elios. Dirinya menjadi gelisah saat tidak menemukan Cahya di mana pun.
Penyesalan kini memenuhi dirinya. Andai saja dirinya tidak menuruti ucapan gadis itu, pasti gadis itu masih aman bersamanya di sini.
Graziano menunduk. Ia melirik takut-takut pada Elios yang sudah kembali memasuki ruangannya.
Dahi Elios mengerut bingung ketika tidak mendapati gadisnya berada di dalam ruangannya. Yang ia dapatkan hanya sosok Graziano yang menunduk dan terdapat seplastik es krim di atas meja kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BABY [END]
Teen Fiction[ SUDAH END DAN PART LENGKAP✅ ] [ 18+ ] "𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝒄𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒐𝒍𝒐𝒔 𝒊𝒕𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒌𝒖." -ᴇʟɪᴏs ʟᴀɴᴢᴏ sᴀʟᴠᴀᴛᴏʀᴇ- ⚠️ WARNING ⚠️ - Terdapat beberapa kata-kata kasar yang tidak di sensor. - Terdapat beberapa adegan keker...