Part 18

96 6 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...

Seperti biasa sudah baca kudu/wajib like and comment 😉

.

.

.

.

Happy Reading~~

Deva Pov

Sesampainya di kantor, aku langsung bergegas menaiki lift menuju ruangan ku. Pintu lift terbuka aku keluar dan masuk lah aku ke ruangan.

"Dimana Airin?"tanya ku langsung ke Ettan.

Ettan menunjuk dengan dagu nya ke kamar yang ada di ruangan ku"Tuh di sana baru di periksa dokter"

Aku melihat dokter perempuan sedang memeriksa Airin.
"Dok gimana keadaannya?"tanya ku sedikit cemas.

Dokter Jihan melepaskan stetoskop nya ia tersenyum"Alhamdulillah kondisi pasien baik-baik saja. Karena mag nya yang kambuh membuatnya tak sadarkan diri. Saya sudah tulis resep nanti bapak tinggal mengambilnya di apotik.."

"Terimakasih dok"ucap ku berterimakasih.

"Kalau begitu saya permisi"

"Gue antar dokternya dulu, Dev"pamit Ettan padaku. Aku mengangguk saja.

Kini aku duduk di samping ranjang sambil memandangi wajahnya. Cantik, aku akui itu. Kemana saja aku selama ini? Mempunyai istri secantik Airin?

"Cantik.."puji ku sambil tersenyum.

Entah dorongan dari mana tangan ku ini terulur untuk mengusap wajahnya yang begitu damai ini. Namun, belum sempat aku melakukan itu Airin sudah sadar dengan cepat aku menarik tangan ku ini.

"Eugh.."lenguhan dari bibirnya terdengar. Aku menunggu di sampingnya.

"Mas Deva?"panggil Airin dengan suara serak.

Satu alis ku naik ke atas"Ya?"

Airin membulatkan kedua matanya ia bangun dari tidurnya dan melihat sekeliling dengan bingung"Airin, ada di mana ini?"

"Kenapa ada mas Deva di sini?"tanya nya heran. Aku bisa melihat wajah kaget nya itu, benar-benar lucu sekali.

"Kamu tadi di temukan pingsan terus di bawa ke sini, lagian udah tau punya mag masih aja telat makannya!!" Aku tanpa sengaja menggerutu kesal padanya.

Airin melihatku, kedua alisnya mengerut"Aku pingsan?"

"Ya tadi kata satpam kantor"

Airin ber-oh ria usai mengingat kembali kejadian tadi. Usai itu tak ada lagi percakapan antara kami berdua. Kami berdua sama-sama diam tanpa ada niatan mengobrol.

Ku curi-curi pandang padanya sepertinya ia merasa gugup satu ruangan denganku.

'Ayolah Deva mana ucapan lo yang niatnya mau meminta maaf tadi!! Ini kenapa diam malah!!'batin ku.

Lentera Surgaku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang